PWMU.CO– Logo Milad ke-108 Muhammadiyah tahun 2020 ini diluncurkan oleh PP Muhammadiyah. Milad Muhammadiyah tahun ini mengangkat tema Meneguhkan Gerakan Keagamaan Hadapi Pandemi dan Masalah Negeri.
KH Ahmad Dahlan mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah di Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 M. Ada tiga warna logo yaitu putih, hijau dan transparansi warna biru kehijauan. Logo Milad bisa diunduh di sini.
Logo Milad tahun ini berupa garis lurus dan melingkar yang membentuk angka 108 sebagai usia persyarikatan ini. Angka satu disimbolkan dengan garis tegak. Merupakan simbol gelombang yang diharapkan gerakan Muhammadiyah menjadi pelopor kebaikan, kebangsaan yang menjadi penanda zaman pada era sekarang dan seterusnya.
Angka nol merepresentasikan sang surya, matahari yang tidak lelah menyinari yang menjadi solusi di tengah kegelapan atau awan yang menyelimuti.
Angka delapan berbentuk dua lingkaran tak terbatas. Menjadi penyemangat gerakan keagamaan untuk selalu berbuat baik tanpa batas suku, agama, ras untuk kebangsaan Indnesia.
Secara keseluruhan makna logo Milad itu adalah Muhammadiyah sebagai gerakan yang sudah berjuang sebelum Indonesia merdeka dan memberikan sumbangsih banyak untuk pembangunan bangsa.
Di masa sekarang Muhammadiyah makin memantapkan dirinya menjalin kesatuan bagai mata rantai yang kuat meski kondisi global pandemi saat ini, kekuatan Muhammadiyah menjadi pendukung dalam gerak cepat pemulihan ekonomi dan semangat untuk kebersamaan dan pembangunan bangsa.
Sambutan Haedar Nashir
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengatakan, mengusung tema itu untuk mempertegas gerak, sikap, dan kebijakan Muhammadiyah dalam menghadapi keragaman paham, pandangan dan orientasi keagamaan yang tumbuh dan berkembang.
”Tetapi pada saat yang sama Muhammadiyah juga senantiasa memberi solusi terhadap masalah negeri, termasuk di era pandemi ini,” kata dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini seperti ditulis muhammadiyah.or.id.
.Di masa pandemi yang sarat beban ini, sambung dia, Muhammadiyah berazam akan terus memancarkan semangat untuk terus berbuat. Semenjak massa awal wabah covid-19 menyapa negeri ini, Muhammadiyah telah berbuat yang terbaik dan maksimal. Baik dalam aspek ibadah dan keagamaan maupun masalah sosial dan kesehatan bahkan yang menyangkut aspek ekonomi. ”Muhammadiyah akan selalu hadir untuk memberi solusi bagi negeri,” tegas Haedar.
Sejalan dengan itu, Muhammadiyah juga sadar bahwa masalah-masalah negeri, masalah-masalah kebangsaan baik politik, ekonomi, maupun budaya dan keagamaan yang dihadapi bangsa ini juga sangat kompleks, sehingga tidak mungkin bisa diselesaikan oleh satu pihak.
Untuk itu, lewat tema milad ini Muhammadiyah mengingatkan sekaligus mengajak seluruh kekuatan bangsa termasuk pemerintah, lembaga-lembaga politik dan kenegaraan, untuk menyelesaikan masalah-masalah bangsa yang kompleks ini dengan seluruh kekuatan yang kita miliki dengan kebersamaan dengan persatuan dan semangat mencari solusi.
“Muhammadiyah diusia 108 tahun ini tentu akan semakin ditantang berbagai masalah-masalah yang besar, tetapi kami yakin dengan pandangan keagamaannya yang kokoh, dengan sistemnya yang kuat, dengan sumber daya manusianya yang mumpuni dan kerjasama dengan seluruh pihak in sya’allah Muhammadiyah akan mampu dan memberi kontribusi bagaimana menghadapi pandemi dan menyelesaikan masalah negeri dengan spirit dakwah dan tajdid,” jelas Haedar.
Sehingga, lanjut Haedar, gerakan Islam Muhammadiyah akan selalu hadir menjadi gerakan yang bertumpu di atas semangat menjadi syuhada’a alannas, menjadi saksi sejarah yang membawa kemajuan bagi umat, bangsa dan kemanusiaan semesta yang rahmatan lil-‘alamin.
“Mari kita semarakkan dan kita syiarkan Milad Muhammadiyah ke-108 dengan segala ikhtiar yang bisa kita lakukan bersama-sama. Diera pandemi kita tidak boleh kehilangan semangat dan kehilangan peluang untuk terus beraktifitas menggerakan Persyarikatan Muhammadiyah sehingga gerakan ini selalu memberi solusi untuk negeri memberi kontribusi menyelesaikan masalah negeri dan akhirnya membawa umat dan bangsa semakin berkemajuan,” tutup Haedar. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto