PWMU.CO– Relawan kesehatan MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) menjadi korban pemukulan polisi saat bertugas di tengah aksi demonstrasi penolakan Omnibus Law di Raya Menteng di Jakarta, Selasa (13/10/2020).
Ada empat relawan yang saat stand by di lokasi ditabrak motor polisi. Setelah jatuh kemudian diseret ke mobil sambil dipukul tongkat dan ditendang.
Beruntung teman relawan lainnya berhasil menyelamatkan. Kini mereka dirawat ke RS Cempaka Putih Jakarta. Relawan yang jadi korban ini berasal dari Bekasi.
Ketua MDMC Budi Setiawan menyesalkan terjadinya insiden pemukulan ini dan meminta penjelasan dari Polda Metro Jaya.
Dia menjelaskan, relawan MDMC yang bertugas sudah memakai seragam dan atribut Relawan Muhammadiyah. Mereka bertugas memantau sekitar Kantor PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya 62, Jakarta Pusat.
”Relawan Muhammadiyah bergerak saat itu dalam koordinasi MDMC. Digerakkan untuk mengantisipasi kebutuhan layanan kesehatan pihak-pihak yang butuhkan perawatan baik dari demonstran, aparat maupun warga yang terdampak,” kata Budi lewat rilisnya, Selasa (13/10/2020).
Kronologi Kejadian
Dia menuturkan, selepas maghrib relawan ditugaskan di depan Apartemen Fresher Menteng, sebelah Kantor PP Muhammadiyah. Mereka bertugas memantau situasi dan bersiap bila ada korban jatuh yang harus dievakuasi dan dibantu Tim Kesehatan Muhammadiyah.
”Selang beberapa saat datang rombongan Resmob Polda Metro dari arah Hotel Treva Cikini langsung menyerang relawan dan beberapa warga yang ada di halaman Apartemen Fresher Menteng,” ujar Budi.
Ia mengungkapkan, empat orang relawan MDMC yang bertugas lengkap dengan seragam bertuliskan Relawan Muhammadiyah ditabrak dulu dengan motor oleh polisi, lalu dipukul. Setelah jatuh, diseret ke mobil sambil dipukul tongkat dan ditendang.
Relawan yang diseret ke mobil polisi berhasil diminta rekan-rekannya agar tidak dibawa, dan dirawat Tim Kesehatan Muhammadiyah. Saat ini, empat orang relawan MDMC Bekasi itu dilarikan ke RS Cempaka Putih untuk perawatan.
Budi meminta polisi bertugas secara profesional dan melindungi relawan-relawan kemanusiaan dan kesehatan yang bertugas di lapangan.
Dia meminta segenap relawan Muhammadiyah yang bertugas agar tidak terprovokasi dan memercayakan penanganan kepada pimpinan. ”Saya meminta semua pihak tidak memperkeruh keadaan dan menghindari terjadinya kekerasan, dan mematuhi protokol kesehatan selama pandemi covid-19 ini,” kata Budi.
Selain relawan MDMC, relawan lain yang menjadi korban main tabrak polisi ada dua relawan Dompet Dhuafa, dan satu relawan dari kelompok ojek online.
Demonstrasi yang bernama Aksi 1310 digelar sejumlah ormas Islam yang tergabung dalam Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK NKRI), seperti Persaudaraan Alumni 212, Front Pembela Islam, dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama.
Aksi ini menyuarakan penolakan terhadap Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja. Dalam aksi terjadi bentrokan massa dan polisi di sejumlah titik jalan. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto