H Mustofa Nur: Contoh Pemimpin Disiplin, Tegas, dan Lugas, ditulis oleh Fathurrahim Syuhadi, Ketua Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan.
PWMU.CO – Mustofa Nur dikenal tegas dalam memegang prinsip. Bicaranya ceplas-ceplos ketika mengingatkan siapa pun. Kritiknya tajam menghujam namun disampaikan dengan gaya yang khas, sehingga yang dikritik tidak sakit hati.
Untuk menyampaikan kebenaran Mustofa Nur tidak sungkan-sungkan mengingatkan teman sejawatnya ataupun atasannya. Bila ada hal yang kurang benar ia menyampaikan dengan terus-terang. Bupati Lamongan Masfuk yang pernah menjadi atasannya pun pernah diingatkan oleh Mustofa Nur menyangkut kebijakannya.
Mustofa Nur juga dikenal sangat disiplin dan menghargai waktu. Kalau ada rapat dipastikan datang lebih awal. Dia tidak sungkan menegur sesama koleganya di Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan bila ada yang sering terlambat rapat. Begitu juga dengan urusan kerjanya di Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan.
Pengakuan Murid
Hal itu diakui Winarti, salah satu muridnya di SMP Muhammadiyah 2 Lamongan. “Saya semasa menjadi muridnya sangat terkesan terkait dengan kedisiplinaan Pak Mustofa Nur,” ujarnya.
Menurutnya, Mustofa Nur sangat disiplin dan tertib aturan saat di sekolah. “Saya pernah kena strap (hukuman). Tapi saya bangga, karena beliau tertib aturan dan tidak membeda-bedakan, sehingga semua bisa sukses dan mmbawa kemajuan,” ungkapnya pada PWMU.CO, Jumat (23/10/2020).
Winarti mengungkapkan, suatu hari Mustofa Nur pernah bercerita kepadanya, “Suatu hari pagi pagi beliau diagendakan menghadiri rapat. Ternyata si sopir yang menjemput tidak kunjung datang. Maka Pak Mustofa memutuskan untuk naik becak tanpa menunggu sopir yang menjemput, karena waktunya sudah molor.”
Mustofa Nur dikenal pemberani dan tidak surut langkah dalam beramar makruf nahi mungkar. Berani menghadapi orang yang berseberangan dan mampu berargumentasi tanpa menyakitkan. Bicaranya praktis dan tidak suka bertele-tele. Apalagi berwacana yang melebar.
Terhadap angkatan muda Muhammadiyah (AMM) Lamongan, Mustofa Nur dikenal sangat peduli dan solutif. Dalam kamusnya, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Ia sering berpesan kepada para AMM agar selalu disiplin dan tidak mudah putus asa.
Pendidikan dan Keluarganya
H Mustofa Nur lahir di Lamongan pada tanggal 21 Juli 1952. Dari pasangan suami istri Nursalim Saleh dan Ibu Kastin. Bapak dan Ibu Mustofa Nur adalah aktivis Masyumi.
Pernikahannya dengan Hj Yamah pada tahun 1974 dikaruniai tiga anak. Yaitu M. Bakhrudin Zuhri, Syamsudin Nanang P, Okta Farida K. Putra-putrinya aktif di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
Hj Yamah—putri dari Subeki S dan Muryat—adalah aktivis Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Lamongan dan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Lamongan.
Riwayat pendidikan Musthofa Nur dilalui di SMP Muhamamdiyah 2 Lamongan lulus tahun 1968, SPG Negeri Lamongan lulus tahun 1971, S1 di IKIP PGRI Surabaya lulus tahun 1986, dan S2 di Widya Yogyakarta lulus tahun 2001.
Pengalaman organisasi Mustofa Nur ditempa saat menjadi aktivis IPM dan Pemuda Muhammadiyah Lamongan.
Aktivitas di Muhammadiyah
Di Lamongan Musthofa Nur adalah tokoh Muhammadiyah. Dia pernah menduduki jabatan Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Lamongan, dan Sekretaris Majelis Dikdamen PDM Lamongan.
Juga Sekretaris PDM Lamongan, Wakil Ketua PDM Lamongan, dan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan, menggantikan KH Abdul Fatah yang wafat sebelum habis masa jabatannya.
Pengalaman organisasi di luar Muhammadiyah yaitu di Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang Lamongan dan Palang Merah Indonesia Lamongan. Di tingkat RT dan RW pun Musthofa Nur aktif mengabdi.
Karir pekerjaan Mustofa Nur sebagai PNS cukup moncer. Dia pernah menjadi guru SD negeri, kepala SD negeri, pengawas TK/SD, kepala UPT, kepala bidang dikmenumjur, sekretaris dinas pendidikan, dan kepala dinas pendidikan di era Bupati Masfuk dan Bupati Fadeli.
Di sela kesibukannya, Mustofa Nur masih menyempatkan menjadi guru di perguruan Muhammadiyah Lamongan. Tidak hanya sebagai guru, Mustofa juga pernah menjabat Wakil Kepala SMP Muhammadiyah 2 semasa kepala sekolahnya Sofwan Sofa Putu Wangsa. Pernah juga jadi Wakil Kepala SMKM-1 Lamongan semasa kepala sekolahnya Muhadjir Said.
Mustofa Nur juga terlibat dalam pengelolaan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Muhammadiyah Lamongan yang akhirnya tutup pada tahun 2005. Beliau menjadi pembantu ketua pada saat itu. Ketua STITM adalah H Rusydi.
Mustofa Nur juga terlibat mendirikan STIE KH Ahmad Dahlan Lamongan bersama KH Abdul Fatah. Di sini dia sebagai pembantu ketua. Setelah Ketua STIE KH Ahad Dahlan wafat, maka posisi ketua diganti oleh Mustofa Nu. Dia menjabat ketua sampai wafat. Selanjutnya Ketua STIE KH Ahmad Dahlan dipegang Hj Muah pada tahun 2017.
Pergaulan Mustofa Nur dikenal luas. Di luar Persyarikatan pun Ia dikenal oleh para birokrasi, politisi, dan tokoh lintas ormas.
Dua hari usai mengikuti turba PDM Lamongan bersama saya di Masjid Al Azhar Lamongan, Mustofa Nur jatuh sakit. Setelah beberapa hari dirawat di ruang ICU RSM Lamongan pada Sabtu 22 April 2017 Mustofa Nur wafat dalam usia 65 tahun. Insyaallah husnul khatimah. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.