PWMU.CO – Mendidik anak sesuai ajaran tauhid dapat dilakukan orangtua saat di rumah dengan cara bersyahadat, menaati rasul, dan mematuhi hukum Allah.
Demikian tausiah yang disampaikan Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Ustadz Drs Nadjih Ihsan, dalam Kajian Kamis Malam (Kalam) yang diadakan SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita), Kamis (22/10/20).
Dalam kajian bertema tauhid tersebut, Nadjih menyampaikan peran orangtua pada masa pandemi seperti sekarang ini. “Di masa pandemi ini siswa lebih banyak di rumah. Maka, peran bapak ibu sebagai orang tua sangatlah penting dan dominan, dalam mengantarkan putra-putrinya menjadi anak yang shalih dan shalihah,” tutur Nadjih.
Di dunia ini, sambung dia, tidak ada orang yang tidak menginginkan anaknya lebih baik dari orangtuanya. “Zaman ini selalu berubah, tapi kewajiban kita sebagai orang tua adalah menyiapkan anak anak kita itu,” pesan mantan kepala Smamita tersebut.
Hakikat Syahadat
Nadjih Ihsan mengungkapkan, dalam mendidik anak, maka didiklah berdasarkan ajaran tauhid. “Seperti ajakan Nabi Muhammad SAW supaya orang melafalkan syahadat. Nah, syahadat itu sudah saya lafalkan. Durasi waktunya mulai kita lahir hingga wafat. Nabi sendiri men-sunnahkan ketika ada orang yang menjelang wafat itu, telinganya dibisikkan kalimat syahadat,” ungkapnya.
Maknanya, lanjut dia, supaya orang hidup semuanya berpedoman pada dua kalimat syahadat. “Merujuk pada kitab tauhid, artinya tidak ada Dzat yang disembah kecuali Allah. Ini menjadi hal penting, karena ini landasan hidup,” jelas Nadjih.
Nadjih menjelasan, ada lima makna yang terkandung dalam syahadat tentang Rasulullah. Pertama, percaya jika Nabi Muhammad utusan Allah. “Jika dikembangkan, hakikat manusianya sama. Baik kebutuhan biologis, sosial, maupun ekonominya Nabi Muhammad dengan kita itu sama. Tapi kita yakin dulu, bahwa ada sosok manusia yang pernah lahir di dunia. Dan ini sebagai sumber hukum. Dawuh nabi sebagai sumber hukum,” paparnya.
Kedua, menurutnya adalah membenarkan apa yang dikabarkan nabi. “Sesuatu yang tidak kasat mata, tapi nabi mengabarkan tentang surga dan neraka itu ada,” lanjut dia.
Ketiga, yaitu menaati apa yang diperintah. “Maka di dalam tauhid kita kenal hukumnya Allah itu ada lima, yakni hukum dalam masalah aqidah, ibadah, pergaulan, pidana Islam, dan syariah. Makna yang keempat, meninggalkan yang dilarang. Kelima beribadah kepada Allah menurut yang disyariahkan,” ujar Nadjih.
Selain diperuntukkan bagi siswa dan wali siswa Smamita, kajian yang diadakan secara virtual sebagai upaya menjaga syiar Islam di tengah pandemi Covid-19 itu juga dibuka untuk masyarakat umum. (*)
Penulis Wahyu Murti. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.