PWMU.CO – Aisyiyah tidak boleh berhenti bergerak walau pandemi Covid-19 terjadi.
Hal itu disampaikan Ketua PWA Jatim Dra Hj Siti Dalilah Candrawati MAg saat membuka Musyawarah Pimpinan Daerah (Musypimda) II Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Jember yang dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi Zoom, Ahad (1/11/2020).
Candra mengatakan, perpanjangan waktu dua tahun pada periodesasi kali ini membutuhkan konsekuensi Aisyiyah dalam setiap gerakan.
“Sesuai dengan tema Musypimda yaitu Dinamika Gerakan Aisyiyah di Masa Pandemi Covid 19, maka dinamika bisa diartikan sebagai proses berkesinambungan, terus menerus,” ujarnya.
Aisyiyah Harus Melanjutkan Gerakannya
Dia mengatakan, dalam mengurus Aisyiyah memang ada kalanya dengan senang dan bersemangat, namun ada kalanya kader juga dilanda rasa males, berharap cepat selesai, atau bahkan mangkel.
“Hal itu manusiawi sekali. Namun yang pasti Aisyiyah harus melanjutkan gerakannya. Ini sebagaimana disebutkan dalam surat al-Insyirah ayat 7, maka apabila engkau telah selesai (dari satu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),” ungkapnya.
Aisyiyah, lanjutnya, adalah gerakan dakwah islam amal ma’ruf nahi munkar dan tajdid. Sehingga sebagai salah satu organisasi otonom Muhammadiyah, Aisyiyah tidak boleh berselisih paham dengan Muhammadiyah.
“Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) harus selalu dikaji untuk memperkuat gerakan,” tandasnya.
Dosen Fakultas Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya itu menjelaskan, di kalangan grassroot bisa jadi kehadiran pandemi membuat tidak berdaya, namun pimpinan Aisyiyah harus melek teknologi dan selalu mengupdate keilmuan.
Dalam sambutannya, Ketua PDA Jember Menik Chumaidah SH MHum menghaturkan permohonan maaf jika Musypimda II tidak sama dengan Musypimda sebelumnya yang seharusnya dibuka terlebih dahulu baru kemudian dilanjutkan dengan sidang komisi. Akan tetapi kali ini sebaliknya.
“Musypimda II kali ini mengambil tema Dinamika Gerakan Aisyiyah di Masa Pandemi Covid-19. Apapun dampak Covid-19 tidak menjadikan Aisyiyah berhenti bergerak. PDA Jember memberikan apresiasi kepada semua cabang yang tetap bergerak, melakukan kegiatan meski sedikit terbatas karena pandemi,” ujar Menik.
Penguatan Program dan Kelembagaan
Menik menyampaikan perpanjangan dua tahun masa periode kepemimpinan harus menjadikan Aisyiyah melakukan penguatan program dan kelembagaan.
“Kepemimpinan kolektif kolegial atau kerja sama semua majelis dalam setiap gerakan. Terutama majelis tabligh yang merupakan ruh dalam setiap kegiatan Aisyiyah,” tuturnya.
Dia mengingatkan, kebijakan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dengan tidak mengizinkan kegiatan apapun secara offline tentu sesuai pertimbangan kesehatan serta untuk melindungi kesehatan kader yang jauh lebih utama.
Sementara itu Wakil Ketua PDA Jember Dra Nurul Qomariyah MM dalam iftitahnya mengatakan, saat ini manusia diuji oleh Allah dengan makhluk yang lebih kecil dari nyamuk, yaitu Covid-19. Nurul mengutip Surat al-Baqarah ayat 26.
“Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang–orang yang beriman, mereka tahu bahwa ini kebenaran dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini? Dengan (perumpamaan ) itu banyak orang yang dibiarkan sesat, dan dengan itu (banyak) pula orang yang diberikanNya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang – orang yang fasik,”
Hikmah Covid-19
Nurul menjelaskan, kehadiran makhluk kecil ini membuat semua bangsa tidak berdaya. Negara–negara super power yang selama ini tampil dengan kesombongan pun dibuat kalang kabut.
Nurul menegaskan, kehadiran Covid-19 memberikan hikmah luar biasa kepada manusia. Termasuk tatanan baru di amal usaha Aisyiyah seperti lembaga pendidikan.
“Sekarang banyak muncul mubaligh atau mubalighat baru. Penceramah tidak perlu bertatap muka dengan audiens. Kajian dilakukan secara virtual sehingga mengurangi grogi,” kelakar Nurul yang disambut senyum peserta Musypimda. (*)
Kontributor Humaiyah Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni