PWMU.CO – Di usianya ke-50 tahun, SMA Muhammadiyah 1 Taman (SMAMITA) Sidoarjo mempunyai keinginan besar untuk dapat mewujudkan visi sebagai sekolah unggul, bermutu dan bertaraf internasional, layaknya SMK Muhammadiyah 7 (Mutu) Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Untuk tujuan itu, Kepala SMAMITA yang baru sepekan menjabat, Drs Zaenal Arif langsung tancap gas. Ia mengajak seluruh komponen Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) studi banding ke SMK Mutu Gondanglegi. ”Di usianya yang masih muda, sepak terjang SMK Mutu Gondanglegi terbilang luar biasa. Sekolah ini sudah dikenal hingga ke Eropa,” kata Zaenal menerangkan alasan dipilihnya SMK Mutu Gondanglegi sebagai sarana berlajar.
(Baca: Orientasi 767 Siswa Baru Ini Tempati Gedung Sekolah Senilai Rp 28,8 Miliar dan Inilah SMK Muhammadiyah yang Siswanya Diburu Dunia Kerja Sebelum Lulus)
Kedatangan rombangan SMAMITA inipun disambut dengan senyum ramah oleh bagian Manajemen Mutu SMK Mutu Gondanglegi, Ibu Farida, di Aula Sekolah setempat, Sabtu (15/10). Farida dengan lihai memandu jalannya acara yang dinilai sebagai langkah menerobos batas. Sebab sekolah dengan background peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) maupun Ilmu Pengetahuan Sosial (IIS) ini berguru ke SMK Rujukan Nasional, yang notabene memiliki 10 program keahlian.
Waka SMK Mutu Gondanglegi Bidang Kurikulum Drs Catur dalam kesempatan itu menuturkan, pada awal perjalanan sekolah hanya memperoleh seratus siswa dengan dua program keahlian. ”Namun kini jumlah siswanya lebih dari 2.300 dengan 10 program keahlian,” paparnya.
Di sela-sela pemaparan, Nurul Musdholifah MPdI, waka kesiswaan SMAMITA melontarkan pertanyaan singkat. Apa yang membuat sekolah ini di percaya oleh masyarakat yang mayoritas 90 persen bukan dari warga Muhammadiyah?. ”Menciptakan diferensiasi adalah hal yang mutlak dan harus diciptakan,” dengan santai Catur menjawabnya.
(Baca juga: Oleh-oleh Studi Banding: Selain Gedung Bagus, Sekolah Hebat juga Harus Dihuni Pendidik yang Hebat dan Sekolah Muhammadiyah yang Bertabur Prestasi Itu, Kini Jadi Sekolah Rujukan Nasional)
Lain lagi dengan pertanyaan Drs Wahyu, Waka Kurikulum SMAMITA. ”Dari mana uang untuk mewujudkan gedung megah dan tingg milik SMK Mutu Gondanglegi, serta bagaimana cara pengeolaan SDM maupun keuangan sekolah?”. Catur pun menjawab perkembangan jumlah siswa merupakan tolak ukur bagi pihak Bank untuk memberi plafon seberapa besar pinjaman bank yang akan di berikan kepada sekolah kita.
Catur lantas berbagi resep sukses SMK Mutu Gondanglegi dalam mewujudkan sekolah yang bertaraf internasional. Menurut Catur, itu semua diraih dengan cara memperbanyak jalinan kerja sama, baik dengan perusahaan maupun sekolah-sekolah yang ada di luar negeri. Cara lain, lanjut Catur adalah prestasi di kejuaraan tingkat internasional yang mengundang media untuk meliput. Tak kalah penting adalah faktor guru yang merupakan ujung tombak sekolah.
”Suatu keberuntungan jika sekolah bisa diliput oleh media. Itu sebagai sarana promosi dan marketing sekolah yang tak perlu mengluarkan biaya besar,” ujarnya. Di sisi lain sarana dan prasarana yang memadai mutlak diperlukan.”Bukan mustahil bagi sekolah Muhammadiyah memiliki gedung yang menjulang tinggi. Keberanian dan perhitungan matang merupakan tolak ukurnya,” pungkasnya. (emil/aan)