PWMU.CO– Tafsir al-Maun memberi pesan kepada kiai yang sibuk dengan urusan politik atau ustadz selebritas agar patut berhati-hati. Aktivitasnya bisa tersandung ayat dalam surat al-Maun sehingga menjadi orang celaka.
Hal itu disampaikan KH Sachroji Bisri dalam kajian Quran surat al Maun. Kajian memakai kitab tafsir Jalalain karangan Jalaluddin al-Mahalli tahun 1459, yang dilanjutkan muridnya Jalaluddin as-Suyuthi tahun 1505.
”Mengapa mereka bisa celaka? Karena kesibukan mengurus politik dan keasyikan menjadi selebritas bisa membuat lalai atau riya’ dalam shalat dan aktivitasnya,” kata pengasuh Pesantren Hafidh Quran di Serang Banten ini. ”Juga lalai dengan tujuan membina umat.”
Dia menerangkan, perintah shalat dalam Quran selalu didahului kata qoma, aqima yang artinya berdiri untuk menegakkan. Maksudnya, melaksanakan shalat sesuai dengan aturan. Aturan itu mulai dari niat, syarat, rukun, bacaan, dan gerakan.
”Shalat saja belum tentu sesuai aturan. Apalagi asal-asalan shalat. Yang membuat orang shalat bisa celaka fawailul lilmushalliin, karena lalai, riya’ dan meremehkan pemberian barang sepele,” kata Kiai Oji, panggilan akrabnya. ”Tiga unsur ini potensial dilakukan kiai politik dan ustadz selebritas.”
Al-Maun itu artinya barang-barang seperti kapak, kuali, piring, gelas, jarum, dan sejenisnya. Barang seperti ini menjadi sepele di mata orang sekarang ini. ”Mereka maunya terima uang segebok berupa dollar, mobil, dan rumah yang dianggap barang mewah. Tapi sekarang menerima barang itu bisa-bisa berurusan dengan KPK.”
Amalkan Quran
Dia menjelaskan, kiai zaman dulu mendirikan pesantren di daerah hitam, yang rawan kriminalitas, adalah untuk menegakkan shalat. Mengubah perilaku masyarakat dengan memberikan penerangan al-Quran dan praktik sosial.
”KH Ahmad Dahlan ketika mengajarkan surat Al Maun ini langsung mengajak murid-muridnya ke pasar memberi makan orang miskin dan memperhatikan anak yatim,” katanya. ”Dan itu dilakukan berulang-ulang sampai-sampai muridnya bosan kok ngajinya tidak berganti surat. Jawaban Ahmad Dahlan sederhana saja: apa yang sudah kamu amalkan dengan surat al-Ma’un?
Jadi termasuk orang celaka ialah mereka shalat tapi membiarkan ada orang kelaparan di sekitarnya. Tidak memberikan sesuatu ketika ada orang miskin yang meminta.
Dengan demikian menegakkan shalat menurut ayat al Maun berhubungan dengan kegiatan sosial. ”Indonesia menjadi muslim karena aktivitas sosial yang dilakukan para juru dakwah terdahulu,” kata dia menerangkan.
Sebelumnya Kiai Oji juga menjelaskan, munculnya orang-orang yang mendustakan agama seperti meremehkan hari kiamat, hari pembalasan, dan perhitungan amal di akhirat. Perbuatan mereka adalah mencelakakan orang-orang lemah tanpa pelindung seperti anak yatim dan mengabaikan hak orang miskin. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto