PWMU.CO – Muhammadiyah Punya Jalan Sendiri, tak perlu membenturkan atau dibenturkan dengan kelompok lain. Hal itu disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr M Saad Ibrahim MA dalam wawancara khusus dengan PWMU.CO, menyambut Milad Ke-108 Muhammadiyah, 18 November 2020.
Banyak hal yang disampaikan Saad Ibrahim ketika dihubungi melalui telepon seluler di Malang, Jumat (12/11/2020) malam. Dia berbicara mulai makna milad, peran Muhammadiyah untuk negeri, perlunya amandemen UUD 45, hingga posisi Muhammadiyah dengan ormas Islam lainnya.
Mengenai hubungan dengan ormas lain, dia mengatakan, semua kelompok-kelompok itu—selama itu adalah kelompok Islam— pasti bermaksud untuk kebaikan bangsa, ini dalam garis-garis keagamaan.
Menurut dia semua ormas Islam harus bergerak. Dan dalam konteks itu Muhammadiyah telah bergerak membikin amal usaha (AUM) yang begitu banyak untuk kepentingan umat dan bangsa. Jadi tidak sekadar kepentingan kekuasaan hari ini.
“Bahkan untuk kontekkan keumatan, kebangsaan, kemanusiaan itulah amal-amal usaha Muhammadiyah didirikan. Inilah Muhammadiyah. Silakan yang lain menopang eksistensinya denga gerakan oralis populis. Ini juga penting untuk semacam show of force. Tentu atsar-nya berbeda-beda satu sama lain. Tetapi insyaallah semuanya positif: li i’lai kalimatillah,” pesannya.
Saad menegaskan, dalam perjalanan panjang sejak didirikan KH Ahmad Dahlan tahun 1912 Muhammadiyah dengan AUM-nya telah berjuang dengan caranya sendiri. Jadi, tidak harus dlihat dalam konteks jangka pendek demi kekuasaan sesaat—apalagi sekadar mengejar popularitas.
“Tetapi sekali lagi kita harus selalu menghargai gerakan-gerakan itu, di mana Allah akan memberi pertolongan. Bisa melalui Muhammadiyah atau ke yang lain-lain. Tapi yang penting bangsa ini menjunjung tinggi Islam terlebih dahulu,” terang dia.
Karena itu, lanjutnya, Muhammadiyah punya thariqah atau jalan sendiri. Dan yang lain punya jalannya sendiri. “Sehingga tidak perlu saling menabrakkan antara jalan kita dengan jalan yang lain. Kita tidak tahu kepada kelompok mana Allah memberikan jalan pendek untuk terjadinya perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik secara cepat dalam konteks keindonesiaan ini,” tuturnya.
Jangan Benturkan Muhammadiyah
Saad Ibrahim mengatakan, di Muhammadiyah itu prinsipnya tidak perlu membenturkan diri dengan kelompok-kelompok lain. “Ketika Muhammadiyah dibenturkan, hemat saya, tidak terlalu harus direspon dan seterusnya. Karena energi kita akan habis kalau dibenturkan dengan kelompok-kelompok lain,” kata dia.
Menurut dia, keragaman itu suatu yang sangat sunnatullah. “Tapi yang penting bukan tentang keragamannya namun bagaimana keragaman itu menemukan benang merah itu dapat membangun kebersamaan termasuk membangun proyeksi ke depan bagi kita,” ujarnya. (*)
Penulis/Editor Mohammad Nurfatoni.