PWMU.CO– Jember zona merah covid-19, Ketua PDM Jember Ustadz Kusno MAg mengingatkan warga maupun simpatisan Muhammadiyah untuk mematuhi fatwa Tarjih dan protokol kesehatan pandemi saat mengadakan acara milad persyarikatan.
”Kegiatan kerumunan massa dihindari. Termasuk kegiatan milad di ranting maupun cabang. Hari ini Jember peringkat utama se Jatim. Masih tingginya angka positif covid-19 mendorong kita untuk lebih keras dan cerdas mengelola masalah pandemi,” tegas Ustadz KH Kusno, Kamis (26/11/20).
Jember zona merah karena rata-rata ada 62 orang per hari yang positif covid. Pada 22-25 November 16 orang meninggal karena covid. Hingga hari ini jumlah pasien positif 2.216 orang. Data covid-19 se Jatim hari ini Kamis (26/11/2020) total positif jadi 60.190 orang.
Pandemi ini, kata Kusno, masalah serius bagi kita semua. Butuh kesigapan yang tangguh dalam menghadapinya. Islam mewajibkan cuma menjaga jiwa (hifdh al nafs) bagi setiap manusia, agar tidak jatuh dalam kehancuran. Prinsipnya tidak boleh mendatangi atau mendatangkan bahaya yang dapat mengancam kehidupan.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, sambung dia, sejak awal kondisi pandemi sudah mengajak semua elemen bangsa dan utamanya pemerintah untuk bersungguh-sungguh menangani pandemi covid-19.
Diktakan, keterlibatan semua elemen masyarakat dalam berkontribusi pencegahan dan penanganan pandemi, dapat menyelamatkan masyarakat dan bangsa dari berbagai keterpurukan.
Kesigapan Muhammadiyah, menurut Kusno, tidak hanya mengajak, tapi meneladankan Islam yang sebenar-benarnya dalam aksi nyata melalui Muhammadiyah Crisis Center Command (MCCC) mulai dari pusat, wilayah dan daerah secara berjejaring. Menjadikan masjid sebagai pusat gerakan ketahanan pangan (lumbung pangan), optimalisasi pemanfatan lahan non produktif serta hal lainnya.
Klaster Covid
Penularan covid baru muncul di klaster Bumi dan Griya Mangli serta wilayah kota. Termasuk kawasan kampus Universitas Negeri Jember (Unej) yang 4 orang karyawan dan dosennya meninggal. Kampus Tegalboto memperpanjang sterilisasi 23 hingga 29 November.
”Sterilisasi meliputi desinfeksi dan penyinaran ultraviolet di kantor pusat dan di seluruh unit kerja,”ujar Rektor Unej Dr Ir Iwan Taruna MEng pada wartawan Antara sebelumnya.
Dihubungi terpisah jubir satgas covid-19 Pemkab Jember Gatot Triyono mengatakan, mencuatnya angka kematian dan penderita covid di Jember ini disebabkan lemahnya patuh protokol kesehatan sehingga menjadi zona merah.
”Pasien dengan gejala ringan banyak yg menolak dirujuk ke rumah sakit karena berbagai alasan, termasuk takut dicovidkan,” tandasnya.
Ketua Griya Mangli Bersama (GMB) Ali Mahmudi mengatakan, di lingkungannya suasana mencekam karena beruntun empat orang meninggal karena covid. Warga mulai selalu hati-hati dan mematuhi protokol kesehatan seperti pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak. (*)
Penulis SA Ghani Editor Sugeng Purwanto