Nuturi Panglima TNI oleh Ali Murtadlo, jurnalis di Surabaya.
PWMU.CO– Lihat video Edy Mulyadi yang nuturi Panglima TNI di Mimbartube? Dia bener-bener gemes tingkat tinggi. Pertama, terhadap Panglima Marsekal Hadi Tjahjanto yang mengurusi medsos yang dianggap sebagai alat propaganda.
Detik, Daily News, dan hampir semua media online memberitakannya. Ada berbagai komentar. Antara lain Rizal Ramli yang sangat pedas. ”Ngapain tentara ngurusi medsos,” kata Rizal di akun twitternya.
”Mas Hadi, itu sudah kejauhan. Bukan tugas TNI ngatur dinamika masyarakat sipil,” cuit Rizal. ”TNI siapkan counter cyber war untuk hadapi ancaman perang cyber dari negara lain. Bukan cawe-cawe urusan sipil, aya-aya wae Mas Hadi,” katanya di @RamliRizal 23 November 2020 lalu.
Edy Mulyadi juga menyesalkan. Dia mengatakan untuk urusan dunia maya, sudah ada yang mengurusnya, yakni Direktorat Tindak Pidana Siber Polri. ”Walau patroli siber mereka masih sering mengejar berdasar UU ITE kepada pihak oposan dengan pasal ujaran kebencian. Apakah yang lain tidak melakukan ujaran kebencian? Cobalah lihat apa yang dimedsoskan oleh Abu Janda, Denny Siregar, dan Dewi Tanjung. Contoh terakhir misalnya, apakah kiriman bunga Turut Berduka Cita Atas Positif Covid 19 Bapak Rizik Sihab (memang begitu dia menuliskannya) tidak tergolong fitnah. Siapa yang telah mengonfirmasi kalau Habib Rizieq benar-benar covid,” katanya.
Tak hanya Edy yang menyatakan itu hoaks, Persaudaraan Alumni 212 juga. ”Ulah Dewi yang politikus PDIP itu jelas-jelas hoaks, saya dan kawan-kawan akan melaporkannya,” kata Sekjen PA 212 Novel Bamukmin.
Urusi Tentara yang Ngobyek
Edy selanjutnya mengatakan, lebih baik panglima TNI mengurus tentara-tentara yang mengawal anak-anak orang kaya ke mal, membawakan koper ke bandara, mengawal orang kaya jogging. ”Mas Hadi, please focus. Saya malu sebagai rakyat, martabat, dan marwah tentara kita direndahkan begitu rupa. Panglima Jenderal Soedirman pasti tidak rela tentara yang dibangunnya diberlakukan seperti itu,” katanya.
Edy lalu mengingatkan UU No. 34/2004 tentang TNI. ”Di UU itu, TNI tidak mengurusi medsos, tidak mengurus baliho, tidak mengawal anak-anak orang kaya. Tidak mengawal orang kaya berolahraga. Tugas TNI itu ke medan pertempuran, bukan Petamburan. Sekali lagi, pertempuran, bukan Petamburan,” katanya.
Tentu mudah ditebak mengapa tentara kita menjadi begitu sekarang ini. Pastilah karena perintah. Tentara sangat patuh kepada pimpinan. Apa pun perintah pimpinan, pasti dilaksanakannya.
Karena itu kalau menyayangi tentara, jangan perintahkan tentara ke luar dari tupoksinya. Mengirim pasukan dan kendaraan taktis ke Petamburan cukup sekali saja. Jauh lebih besar mudharatnya daripada manfaatnya. Kritik terus bergema. Termasuk dari Edy Mulyadi yang nuturi Panglima.
Kita semua sayang tentara. Biarkan mereka berada di baraknya. Berlatih tempur menjaga negara. Salam!
Editor Sugeng Purwanto