PWMU.CO– Nama Din Syamsuddin tak lagi tercantum dalam pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025 muncul banyak pertanyaan dan tafsiran politik. Sehubungan dengan itu Din Syamsuddin memberikan penjelasan seperti ini.
”Saya tidak masuk dalam kepengurusan baru MUI karena saya tidak bersedia. Seandainya Tim Formatur memasukkan maka saya tidak bersedia. Sebelum Munas MUI, saya sudah sampaikan di dalam Rapat Pleno terakhir Dewan Pertimbangan MUI pada 18 November 2020 bahwa saya ingin berhenti dari keaktifan MUI,” kata Din Syamsuddin dalam rilisnya Sabtu (28/11/2020).
Menurut Din, salah satu alasannya, dia merasa sudah terlalu lama terlibat di MUI. Yaitu 25 tahun. Sejak 1995 sebagai sekretaris, tahun 2000 sebagai sekretaris umum, 2005-2010 sebagai wakil ketua umum, 2010-2014 sebagai wakil ketua umum, 2014-2015 sebagai ketua umum. Waktu itu KH Ma’ruf Amin sebagai wakil ketua umum.
”Kemudian 2015-2020 sebagai Ketua Dewan Pertimbangan. Dalam kaitan ini saya meminta maaf kepada segenap anggota Wantim MUI yang mendukung agar saya tetap memimpin Wantim MUI,” ujar ketua umum PP Muhammadiyah dua periode 2005-2015.
Ada yang Mengajukan Diri
Dijelaskan, dia juga memutuskan tidak menghadiri Munas MUI dan mewakilkan kepada Wakil Ketua Wantim MUI Prof Dr KH Didin Hafiduddin untuk memberi sambutan dan menjadi formatur. ”Sebenarnya ada alasan, yaitu saya mendengar dan mengetahui ada pihak yang ingin menjadi Ketua Wantim MUI, dan Pengurus MUI. Saya berhusnuzhon mereka ingin berkhidmat di MUI, maka sebaiknya diberi kesempatan. Biarlah umat yang menilai dan Allah swt yang mengganjari,” tuturnya.
Kata Din Syamsuddin, bagi seorang pejuang, khususnya pejuang Islam, perjuangan dan pengabdian untuk umat dan bangsa tidaklah terbatas dapat dilakukan hanya dalam satu lingkaran organisasi seperti MUI. Tapi bisa dilakukan pada berbagai lingkaran keaktifan. ”Jadi tidak masuk dalam kepengurusan suatu organisasi jangan dianggap sebagai masalah besar, begitu pula masuk dalam kepengurusan bukanlah hal istimewa,” tandasnya.
Munas X MUI di Jakarta yang berlangsung 25-27 November 2020 telah menghasilkan keputusan memilih KH Miftachul Akhyar sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI dan KH Ma’ruf Amin sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI. Spekulasi politik muncul setelah nama Din Syamsuddin terhapus di MUI karena dia mendirikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang menempatkandiri sebagai oposisi. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto