PWMU.CO– Media asing memuat berita penembakan enam anggota FPI oleh polisi, Senin (7/11/2020). Kantor berita Reuters dari Inggris menurunkan tulisan dengan judul Six supporters of hardline Indonesian cleric killed in shootout. Enam pendukung ulama garis keras Indonesia tewas dalam baku tembak
Narasumbernya Kapolda Metro Jaya Jakarta Irjen Pol Fadil Imran ketika jumpa pers yang mengatakan insiden itu terjadi setelah tengah malam di jalan raya ketika pendukung ulama menyerang kendaraan polisi dengan senjata api, arit, dan pedang samurai. Polisi menunjukkan senjata tersebut selama konferensi pers.
Juga memuat narasumber Sekretaris Umum FPI (Front Pembela Islam) Munarman yang membantah rombongan mereka bersenjata. Habib Rizieq dan keluarganya saat itu perjalanan ke acara shalat Subuh ketika mereka diserang oleh preman tak dikenal. Dia mengatakan, enam pengawal Rizieq adalah korban pembunuhan di luar hukum.
Juga memuat pernyataan Indonesia Police Watch yang mengatakan keterangan peristiwa itu saling bertentangan. Insiden tersebut harus diselidiki oleh tim pencari fakta independen.
Reuters juga memuat komentar Quinton Temby, peneliti dari ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapura. ”Bentrokan terbaru akan menambah narasi mereka bahwa pemerintah adalah rezim anti-Islam yang tiran,” katanya. ”FPI secara efektif menggunakan poster propaganda martir dalam bentrokan masa lalu dengan pihak berwenang.”
Media asing dari Qatar, Aljazeera, menulis dengan judul Indonesia Police Kill Six Suspected Supporters of Hardline Leader. Polisi Indonesia membunuh enam tersangka pendukung pemimpin garis keras.
Sumber berita juga mengutip keterangan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran. Dia mengatakan, enam orang tewas setelah petugas merasa nyawa mereka dalam bahaya menyusul pengejaran mobil di sepanjang jalan tol Jakarta.
The Guardian
Sedangkan The Guardian dari Inggris membuat judul Police shootout kills six suspected supporters of Indonesian cleric. Ada tambahan sub judul Gun battle occurred after patrol tailing followers of Rizieq Shihab was attacked, Jakarta’s police chief says
Baku tembak polisi menewaskan enam tersangka pendukung ulama Indonesia. Baku tembak terjadi setelah patroli pengikut Rizieq Shihab diserang, kata Kapolda Jakarta.
Tiga media asing itu juga menguraikan sosok Rizieq Shihab yang memimpin demonstrasi besar atas penistaan agama Islam oleh Gubernur DKI Ahok. Kemudian dia menjadi incaran kriminalisasi sehingga menetap ke Arab Saudi.
Tiga tahun kemudian pulang ke Jakarta disambut banyak orang. Rizieq menyatakan rencananya untuk memulai revolusi akhlak. Kemudian dia berurusan dengan polisi dengan tuduhan pelanggaran protokol kesehatan dalam acara pernikahan putrinya.
Penjelasan FPI
Sementara juru bicara FPI Munarman menjelaskan, beredarnya pesan suara yang diduga dikirim oleh salah satu tim pengawal Rizieq Shihab pasca insiden bentrokan antara FPI dengan polisi di Tol Cikampek, Senin dini hari (7/12/2020).
Anggota laskar FPI itu menjelaskan, pihaknya tiba-tiba dipepet oleh tiga mobil. Kemudian terjadi insiden bentrokan antara keduanya.
”Konten-kontekan langsung bang sama yang di mobil. Itu di mobil itu enggak ada yang pegang senjata. Pentungan aja enggak ada dan mereka dipepet sama tiga mobil. Dibilangnya malah kita yang mepet dan nyerang polisi. Nyerang pakai apa?”ujar suara dalam rekaman tersebut yang terdengar merintih.
Munarman yang juga Sekretaris Umum FPI menerangkan, beberapa saat usai insiden tersebut dirinya menerima voice note (rekaman suara) rintihan dari salah satu laskar FPI.
”Sempat salah satu laskar mengirimkan voice note rintihan dari salah satu laskar kami yang ditembak. Itu artinya apa? Itu artinya laskar kami di bawa ke satu tempat dan dibantai di tempat itu. Dibantai di tempat lain,” kata Munarman dalam konferensi persi di Markas FPI Petamburan, Jakarta Pusat, Senin (7/12/2020).
Beberapa saat kemudian usai voice note terkirim tidak ada lagi handphone dari keenam laskar yang aktif hingga saat ini. ”Kita sudah cari dari pagi, siang, sebelum pengumuman dari pihak Polda, kita sudah cari ke mana-mana. Ke RS kita cari, ke kantor polisi kita cari karena kita anggapnya itu orang hilang,” kata Munarman.
Dia membantah fakta dan kronologi yang disampaikan Polda Metro Jaya. Terutama terkait aksi tembak menembak antara laskar FPI dengan kepolisian.
Menurut Munarman, laskar FPI tidak pernah dibekali senjata api dan hal itu merupakan larangan bagi setiap anggota FPI. ”Tidak memiliki senjata api dan bahan peledak dan lainnya.”
Dalam jumpa pers di Mapolda, Fadil Imran menunjukkan dua pistol revolver yang sudah tiga ditembakkan oleh orang yang disebutnya laskar khusus. Barang bukti lainnya berupa samurai dan dua celurit. (*)
Editor Sugeng Purwanto