PWMU.CO – Ikut terpanggil karena kotanya dinodai oleh pertunjukan berunsur pornoaksi yang berlangsung di Stadion Gelora Joko Samudra (GJS), Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Gresik melayangkan protes ke sejumlah pihak.
Perwakilan 6 organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah yang tergabung dalam AMM Gresik bergerak menyalurkan aspirasi kepada wakil rakyatnya. Mereka ditemui Ketua DPRD Kabupaten Gresik Abdul Hamid di ruang kerjanya, Senin (24/10) pagi.
Enam ortom yang ikut bergabung adalah Pimpinan Daerah (PD) Pemuda Muhammadiyah, PD Nasyiatul Aisyiyah, Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, PD Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Pimda Tapak Suci Putera Muhammadiyah, dan Kwartir Daerah Hizbul Wathan.
(Baca: Saat Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor Kota Santri Duduk Bersama Bicarakan Masalah Bangsa)
Kepada DPRD, AMM menyampaikan pernyataan sikap yang berisi 6 tuntutan. Menanggapai hal itu, Hamid berjanji akan menindaklanjuti berdasarkan prosedur hukum yang berlaku. “Permohonan maaf saja tidaklah cukup,” katanya. Hamid menambahkan, secara pribadi dia menginginkan ada sanksi sesuai dengan Perda yang berlaku. ”Karena itu saya sudah memerintahkan Komisi A dan D untuk merapatkan persoalan tersebut siang ini.”
(Baca juga: Pemuda Muhammadiyah Soroti Kebijakan Pemerintah Daerah dan Dengan Garansi, Pemuda Muhammadiyah Siap Lawan Narkoba dan Prostitusi)
Kepada pwmu.co, koordinator lapangan Al Muslimun mengatakan, AMM merasa terpanggil untuk merespon masalah ini karena sudah meresahkan masyarakat. “Kami mengecam segala bentuk kegiatan yang menampilkan unsur pornografi atau pornoaksi di tempat umum. Karena hal itu bertentangan dengan adat istiadat, budaya, dan nilai-nilai agama yang dianut masyarakat Gresik.”
Juru bicara aksi Yusuf Di Ahmad Sabri menambahkan, selain mengecam, AMM juga mengajukan beberapa tuntutan kepada beberapa pihak terkait. “Kami meminta pihak kepolisian untuk menajalankan tugasnya dalam merespon keresahan masyarakat, dampak dari pertunjukan itu. “Kami menuntut agar polisi memintai keterangan pihak-pihak yang terkait.”
“Kepada Bupati, kami minta untuk melakukan pembinaan pada aparat terkait jika ditemukan unsur pembiaran atau kesengajaan sehingga acara tersebut bisa berlangsung dengan lancar di fasilitas publik,” kata Yusuf soal tuntutan lainnya.
Selanjutnya, kata Yusuf, AMM meminta kepada pihak penyelenggara untuk membuat pernyataan permohonan maaf secara tertulis yang disampaikan kepada pemerintah dan ormas Islam di Gresik.
AMM juga mewanti-wanti agar peristiwa ini tidak terulang. “Kami menghimbau pada komunitas atau kelompok lain untuk lebih berhati-hati dalam menyelenggarakan acara yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.”
Setelah menghadap Ketua DPRD, AMM melanjutkan aksinya ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik. Mereka diterima Wakil Sekretaris MUI KH A MIsbah yang didampingi KH Wahyani, KH Nurfakih, dan KH Makmun. Misbah mengatakan, Ketua MUI tidak ada di tempat karena sedang rapat bersama Kapolda Jatim di Surabaya. “Kami sangat apresiatif atas tuntutan ini dan akan segera menindaklanjutinya.”
Sebagai informasi, di kota santri Gresik telah berlangsung tarian erotis pada acara yang digelar oleh komunitas motor Yamaha Vixion Club Indonesia Gresik di Stadion GJS, Sabtu (22/10) malam. (MN)