PWMU.CO – SD Mumtaz rilis aplikasi Mumtaz Smart dan e-Library. Dalam launching tersebut turut mengundang Ahli Utama Pengembang Kemendikbud.
SD Muhammadiyah 1 dan 2 Taman, Sidoarjo (Mumtaz) me-launching aplikasi pembelajaran Mumtaz Smart dan e-Library secara virtual. Selain via Zoom Meeting, juga melalui live streaming YouTube, Facebook, maupun Instagram SD Mumtaz, Rabu (23/12/20).
Kepala SD Muhammadiyah 2 Taman Rahadian Arif Rahman SS MAP menyatakan kebanggaannya pada aplikasi yang baru dirilis. “Aplikasi Mumtaz Smart merupakan media pembelajaran digital yang tidak hanya bermanfaat bagi peserta didik maupun para guru, tapi juga bagi semua warga sekolah,” ujarnya.
Koleksi 1900 Buku Elektronik
Dalam aplikasi Mumtaz Smart tersebut, kata dia, berisi beberapa fitur, yaitu modul ajar, nilai akademik, nilai talent, absensi siswa, kelas online, pembayaran SPP, e-Library, dan kotak saran.
“Adapun isi e-Library SD Mumtaz terdapat 1.900 buku elektronik, yang terdiri dari buku pembelajaran tematik dari kelas I hingga VI. Juga ada buku non-pembelajaran, seperti agama, seni, bahasa, sastra, sejarah, ilmu komputer, ilmu sosial, filsafat, sains, teknologi, sampai ilmu terapan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Rahadian Arif juga menyampaikan hasil belajar peserta didik kelas I-VI semester 1 Tahun Pelajaran 2020-2021. Hasil belajar tersebut juga dirilis secara online melalui aplikasi Mumtaz Smart. “Semoga dapat menjadikan peserta didik, tidak hanya cakap dan cerdas secara akademik dan non-akademik. Tetapi lebih penting berakhlakul karimah, berguna bagi agama, bangsa dan negara,” tutur dia pada 570 peserta.
Hidup itu Perubahan
Di sisi lain, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sepanjang Drs H Abdul Karim Baisa MPd mengucapkan selamat atas launching aplikasi Mumtaz Smart. “Ini adalah suatu perubahan yang baik dari sisi pembelajaran. Perubahan yang harus di sikapi dengan baik, karena sejatinya hidup itu adalah perubahan, yang tidak dapat berubah itu adalah perubahan itu sendiri,” pesannya.
Dia berharap, dengan aplikasi Mumtaz Smart tersebut para siswa SD Mumtaz dapat memiliki enam karakter pelajar Pancasila. “Yang pertama adalah bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia,” paparnya.
Kedua, lanjutnya, yaitu mandiri. Siswa mampu mengakses sendiri media pembelajaran melalui internet. “Ketiga adalah kritis. Siswa mampu berfikir kritis menyikapi fenomena yang ada dan mampu menggunakan internet dengan baik. Termasuk mampu memilah dan mengakses internet mana yang baik dan tidak baik,” terang dia.
Keempat adalah kreatif, yaitu mampu berfikir kreatif dalam hal-hal yang baru. “Gotong royong, yakni siswa mampu kerjasama dan kolaborasi dalam belajar adalah yang kelima. Sedangkan terakhir adalah kebhinekaan global, yaitu siswa mampu menerima perbedaan yang ada,” jelas Abdul Karim.
Selain hal tersebut, dia juga berharap aplikasi e-Library SD Mumtaz dapat bermanfaat. “Semoga nantinya semua warga sekolah dapat mengakses perpustakaan digital ini. Tetapi juga pengunjung perpustakaan konvensional SD Mumtaz tetap banyak yang membaca buku dan tidak berkurang,” ucapnya.
Plus Minus E-Library
Narasumber yang hadir, Moch Abduh PhD, Ahli Utama Pengembang Teknologi Pembelajaran Kemendikbud 2020 menyampaikan beberapa kelebihan e-Library atau perpustakaan digital. Yaitu selain tidak dibatasi ruang dan waktu, juga penggunaan informasi lebih efektif dan efisien.
“Pendekatan juga berstruktur dan lebih akurat, keaslian dokumen terjamin, jaringan perpustakaan yang lebih luas, dan biaya pengadaan serta operasional lebih sedikit,” jelasnya.
Alumnus SD Mumtaz tahun 1981 ini juga menyertakan kelemahan dari e-Library. Yaitu definisi di undang-undang hak cipta belum jelas. Pengguna juga lebih menyukai membaca teks cetak daripada teks elektronik. “Proses digitalisasi dokumen butuh waktu lama, juga bergantung listrik dan jaringan, dan pengunjung perpustakaan konvensional menjadi berkurang,”tambahnya.
Tak lupa, lulusan S3 di Royal Melbourne Institute of Teknology (MRIT) Melbourne, Australia ini juga mengucapkan selamat atas launching Mumtaz Smart. “SD Mumtaz telah melakukan banyak hal, terbaru ada aplikasi pembelajaran Mumtaz Smart dan e-Library. Semoga ini menjadikan amal ilmiah. Amal ilmiah dari amaliah SD Mumtaz saat ini dan di kemudian hari,” ujar dia.
Terakhir, dia berpesan pada para guru dan siswa SD Mumtaz, untuk memaksimalkan pembelajaran di abad 21. Yaitu guru yang mampu mengakses web, semakin kreatif, dan mampu mengelola informasi dengan lebih baik. “Termasuk agar para para guru mampu berfikir logis dan pedagogis. Siswanya juga mampu menggunakan laptop, dapat berinteraksi dengan internet dengan baik, dan mampu menjadi penjelajah media sosial yang dimiliki,” tandas Moch Abduh.
Penulis Arif Yuli Purwanto. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.