PWMU.CO– Nur Alam Wafat. Kabar duka datang dari Bumi Wali Tuban. Wakil Ketua PDM Tuban Dr H Nur Alam wafat, Ahad (27/12/2020) pukul 23.10 di rumah sakit setempat.
Kabar wafatnya laki-laki kelahiran Lamongan 50 silam beredar di grup persyarikatan ”Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Telah wafat Nur Alam, Wakil Ketua PDM Tuban dan Ketua Majelis Dikdasmen PDM Tuban tadi sekitar pukul 23.10 wib.”
”Semoga husnul khotimah, di ampuni segala khilafnya semasa hidup dan diterima amal baiknya oleh Allah swt…”
Sontak berita tersebut mengagetkan. Mengingat selama ini Nur Alam dalam kondisi sehat selalu. Dia dikenal sebagai lelaki yang supel, humoris dan tekun. Ia dikenal sebagai aktivis dari bawah di Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM).
Menurut Kepala MTsM 16 Brengkok, Handoyo, dia adalah pendidik dan pernah menjadi kepala madrasah di MTsM 16 Brengkok Brondong di tahun 1996-1997. ”Ia dikenal sebagai pribadi yang supel dan disiplin. Dekat dengan anak anak,” jelas Handoyo yang aktivis Pemuda Muhammadiyah.
Sekretaris PDM Tuban Fatkhur Rozaq menambahkan, dia periode 2015-2020 menjabat sebagai wakil ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tuban. Di samping itu ia merangkap sebagai ketua Majelis Dikdasmen.
”Di tengah kesibukan sebagai Kepala Seksi Pondok Pesantren Kemenag Bojonegoro, Pak Nur Alam masih meluangkan waktunya untuk persyarikatan,” kata Fatkhur Rozaq.
Kader Asli
Nur Alam menyelesaikan pendidikannya di TK ABA, MIM dan MTsM di desanya. Kemudian melanjutkan ke PGAN Bojonegoro lulus tahun 1991.
Pendidikan tingginya D2 PGMI di UIN Malang. Sarjananya ditempuh di STAIM Paciran. Sedangkan pendidikan master dijalani di UMM Malang. Doktoralnya diraih dari UIN Malang bidang Pendidikan Islam lulus pada tanggal 20 Februari 2020 dengan predikat cumlaude.
Suami dari Siti Asyah teman kuliah semasa di UIN Malang ini dikaruniai dua orang anak yaitu laki laki dan perempuan.
Jenazahnya dimakamkan di desa kelahirannya, Brengkok Brondong Lamongan. Puluhan orang ikut menshalati dan mengantarkan ke kuburan. Hadir jajaran PDM Tuban, para aktivis Muhammadiyah Brondong dan pegawai Kemenag Bojonegoro.
Semoga dia mendapat tempat terbaik di sisi Allah swt. Perjuangan di persyarikatan bisa dilanjutkan kader kadermu. (*)
Penulis Fathurrahim Syuhadi Editor Sugeng Purwanto