PWMU.CO – Sang Spesialis Bendahara Hj Yamah Mustofa Nur Berpulang. Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un. Kabar duka datang lagi dari Lamongan. Di penghujung tahun 2020, Kamis (31/12/2020). Hj Yamah Mustofa Nur (62), aktivis Aisyiyah Lamongan telah wafat. Kabar ini disampaikan oleh putra pertamanya, Muhammad Bahruddin Zuhri.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un. Telah berpulang ke rahmatullah ibu kami tercinta Hj Yamah Mustofa Nur sekitar jam 09.25 WIB di RSML. Semoga amal ibadah beliau di terima Allah SWT dan diampuni segala kesalahan dan dosa dosanya, amin,” bunyi kabar itu yang beredar di WhatsApp Gropu Muhamamdyah dan Aisyiyah Lamongan.
Menurut Muhammad Bahruddin Zuhri, ibunya selama beberapa hari ini dirawat di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML). Ia dirawat di ruang isolasi ICU.
Kemarin sore Bahrudin masih berkirim kabar di Whatshap, “Mohon bantuan doanya semoga Ibu lekas diberikan kesembuhan.”
Yamah lahir di Lamongan pada tanggal 15 Januari 1958. Ia putri dari Subeki S dan Muryat. Orang tuanya dikenal berpaham Muhammadiyah
Dia dinikahi Mustofa Nur saat berusia 16 tahun. Ia mengenyam pendidikan sampai SMA. Dari pernikahannya ia dikaruniai tiga anak, yaitu Muhammad Bahruddin Zuhri, Syamsudin Nanang, dan Okta Farida Kurnia.
Aktivis Perempuan
Yamah dikenal sebagai aktivis Pimpinan Cabang Aisyyah (PCA) Lamongan Aisyiyah dan Daerah Lamongan. Juga di beberapa organisasi kewanitaan. Misalnya sebagai pengurus Al Hidayah, IWAPI, MTP IPHI dan Dharma Wanita Kabupaten Lamongan.
Ia dikenal sebagai ‘spesialis’ bendahara. Pada periode 2000-2005 dan 2005-2010 ia menjabat Bendahara PCA Lamongan Kota. Jabatan bendahara ia jabat juga saat di Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Lamongan periode 2010-2016. Ia juga sebagai bendahara pengurus Paud Aisyiyah 1 Lamongan saat ini.
Putra-putrinya juga aktif di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Bahkan putra pertama dan kedua, Muhammad Bahruddin Zuhri dan Syamsudin Nanang P saat sekolah di SMA Negeri Lamongan mendirikan IPM Ranting Sekolah Kader. Saat mereka kuliah di UMM, juga aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
Suaminya, Mustofa Nur pernah menjabat sebagai Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan dan Ketua STIE KH Ahmad Dahlan Lamongan. Ia dikenal sebagai pribadi yang sangat disiplin dan tegas dalam memimpin. Mantan Kepala Dinas Pendidikan Lamongan ini wafat Sabtu 22 April 2017
Yamah yang memiliki nomor baku Muhammadiyah (NBM) 760.029 juga aktif di berbagai organisasi kewanitaan selain Aisyiyah tidak hanya dikenal sebagai ibu rumah tangga yang baik. Ia juga membantu suaminya dengan berwirausaha dan berdagang kebutuhan alat alat rumah tangga.
Ia pernah menyampaikan kepada penulis bahwa dengan punya usaha sendiri ia bisa beramal lebih banyak dan bisa membantu orang lain tanpa merepotkan suami.
Sangat Kehilangan
Menurut Ketua Aisyiyah Lamongan periode 2010-2015 Zumrotun Nisa, Hj Yamah Mustofa itu orangnya energik dan teguh memegang prinsip. “Ia tidak kenal lelah dan putus asa dalam menggerakkan Aisyiyah,” ujarnya.
”Kita semua merasa kehilangan Bu Yamah Mustofa. Aktifis Aisyiyah dan aktivis di berbagai organisasi kewanitaan Lamongan,” tambah dia.
Belasungkawa juga disampaikan oleh Asrokhah, Sekretaris PDA Lamongan. Menurut dia, H Yamah Mustofa merupakan pribadi hebat yang konsisten, energik dan penuh tanggung jawab yang dilakukan secara tulus-ikhlas.
”Kami salut dan hormat sama beliau, sehingga beliau patut menjadi inspirasi bagi generasi muda. Semoga tumbuh generasi penerus beliau menjadi penggerak organisasi dan dakwah,” ujarnya.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Lamongan KH Shodikin turut berbela sungkawa atas wafatnya. “Bu Yamah dikenal sebagai aktifis Aisyiyah. Beliau berdua adalah sepasang aktivis dalam menggerakkan Muhammadiyah dan Aisyiyah Lamongan,” ungkapnya.
Semoga, lanjut dia, amal baiknya diterima oleh Allah SWT. “Dan Putra-putrinya serta cucu dan cicitnya dapat meneruskan perjuangannya di Persyarikatan,” jelas Shodikin yang saat ini menjabat Sekretaris Dinas Pendidikan Lamongan
Jenazah almarhumah Yamah dimakamkan Kamis ini di Makam Islam Kemendung Tikung Lamongan. Satu lokasi dengan makam suaminya Mustofa Nur yang wafat dalam usia 65 tahun. Rumah duka di Jalan Sunan Drajat Gang Anjasmoro 34 Lamongan. (*)
Penulis Fathurrahim Syuhadi. Editor Mohammad Nurfatoni.