Wafat, dr Samsu Dluha ‘Susul’ Kepulangan Kakaknya HM Hannas Suhhamto yang meninggal 3 Januari 2020 atau 11 hari lalu.
PWMU.CO – Kabar duka pagi ini menyelimuti Rumah Sakir Muhammadiyah Lamongan (RSML). Salah satu dokter terbaiknya—dr Muhammad Samsu Dluha Akhir Putra—wafat hari ini, Kamis (14/1/2021) pukul 05.00 WIB di ICU RSML setelah dirawat selama sepekan akibat terpapar Covid-19.
Kepergian Samsu Dluha, sapaannya, seakan menyusul kakaknya: HM Hannas Suhhamto—Ketua Pengurus Panti Asuhan Yatim Al-Mizan Lamongan—yang meninggal dunia 11 hari sebelumnya, tepatnya Ahad (3/1/2021), yang juga terpapar Covid-19. Selama perawatan kakaknya itu, Syamsu Dluha ikut mendampingi selama enam hari di ICU RSML.
Dokter Santun
Dokter yang dikenal santun dan agamis ini sudah tujuh tahun mengabdi di RSML. Jabatan di Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan adalah Wakil Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) periode 2015-2020 dan Tim Pendamping Akreditasi Klinik Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PDM Lamongan
“Insyaallah orangnya baik, teguh memegang prinsip yang diyakini benar dan disiplin,” ungkap HM Zuhdi Mukromin, Sekretaris MPKU PDM Lamongan.
Zuhdi menjelaskan, kinerja Samsu Dluha selama mendampingi klinik-klinik Muhammadiyah dalam menghadapi akreditasi sangat baik, telaten, komunikatif, dan sungguh-sungguh. “Ia sangat komitmen menjadikan AUM (amal usaha Muhammadiyah) kesehatan yang Islami,” ujarnya.
Semangatnya dalam berjuang untuk persyarikatan juga diakui Alfan Alfian—Sekretaris LPB PDM Lamongan.
“Beliau orangnya kalem, suka menyapa. Semangatnya dalam berjuang untuk persyarikatan juga tinggi. Kemarin pas saya sakit juga beliau menyempatkan menjenguk. Padahal saat itu dia memakai APD hazmat full karena sedang merawat saudaranya (HM Hannas Suhhamto) di Ruang Multazam,” tutur dia.
Sementara itu Sekretaris Majelis Pendidikan Kader (MPK) PDM Lamongan Mubarok MZ menjelaskan, Samsu Dluha adalah lulusan Baitul Arqam karyawan RSM Lamongan tahun 2017.
“Ia dikenal peserta yang aktif dan disiplin. Dalam berbagai diskusi, pandangan dan komitmen berislam, bermuhammadiyah dan memajukan RSML sangat baik. Dalam ibadahnya juga rajin. Ia supel dan mudah bergaul,” ungkap dia.
Pengakuan baiknya akhlak Samsu Dluha juga dibenarkan H Yatno, Wakil Ketua Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Kesehatan Indonesia (PKFI) Lamongan.
“Walau usianya masih muda, beliau sangat bisa jad panutan kami di PKFI. Saya sangat terkesan dengan kepribadian beliau saat pendampingan klinik. Sangat supel, sabar, dan enak diajak kerja sama,” ujarnya.
“Kami kehilangan sosok dokter yang punya kemauan membimbing kami klinik yang ada di Lamongan. Tidak hanya klinik di bawah naungan MPKU PDM Lamongan, tapi ilmunya juga diserap oleh teman-teman klinik se-Kabupaten Lamongan,” tambahnya.
Namannya Terinspirasi Sejarawan Muhammadiyah
Samsu Dluha adalah anak pasangan Randim Roesanto dan Lilik Chusniyah. Ia anak terakhir dari enam bersaudara. Yaitu M.Hannas Suhhamto, Heru Budihanto, Yayuk Rahmawati, Elliya Fatmawati, M. Andik Yanziar Khomisi Putra.
Randim Roesanto yang aktivis Muhammadiyah di Sukobendu Mantup pernah menjadi Kasi Pergurais (sekarang Penma) Kemenag Lamongan. Da memberi nama anaknya dr Samsu Dluha dari sahabtanya, seorang sejarawan Muhammadiyah yang juga bernama Samsu Dluha.
Dokter Samsu Dluha menyelesaikan pendidikan di MI Islamiyah Mantup, Lamongan. MTs Negeri Babat, Lamongan. Kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 2 Lamongan. Pendidikan dokter ditempuh di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Dokter santun ini wafat dalam usia muda 37 tahun dengan meninggal dua putri yaitu Dania Dluha dan Zdakiya Dluha. Hari ini jenazah Samsu Dluha dikebumikan di Makam Islam Sukobendu, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan.
Selamat jalan dok. Semoga mendapat tempat terbaik di sisi-Nya! (*)
Penulis Fathurrahman Syuhadi. Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post