PWMU.CO – Teliti Peran Emosi dalam Interaksi Guru-Siswa Autis, Dosen UM Jember Ini Raih Doktor. Cantik, muda, dan berpretasi. Itulah yang tercermin dari Dr Astri Widyaruli Anggraeni MA (35), dosen Jurusan Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhamamdiyah (UM) Jember yang baru saja meraih gelar doktor dari Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang, Rabu, (20/1/2021).
Dengan judul disertasi Pertanyaan Guru dalam Interaksi Kelas Autis (Studi Kasus di Sekolah Luar Biasa Autis Laboratorium Universitas Negeri Malang) Astri memilih sekolah luar biasa (SLB) sebagai tempat penelitiannya.
Menggunakan ancangan eklektik teori tindak tutur (speech art), pragmatik, dan etnografi komunikasi Astri fokus meneliti tuturan yang diucapkan guru kepada siswa autis.
Bertempat di SLB Autis Laboratorium Universitas Negeri Malang, Astri mengaku mendapatkan hasil penelitian di luar perkiraannya.
“Selama ini banyak orang awam yang menganggap kalau autis itu tanda kutip ya. Karena autis identik dengan penyakit atau keterbelakangan mental. Padahal, lanjutnya, autis itu juga anak-anak yang luar biasa, tidak seperti yang kebanyakan orang awam pikirkan,” ujar dia.
Terbukti, selama penelitian tiga tahun, respon dan jawaban dari tuturan pertanyaan yang dilontarkan guru banyak membuat Astri terpukau.
Teliti Tiga Tahun
Ia menjelaskan, penelitiannya tidak cukup hanya satu semester karena harus mempunyai pembanding. Terlebih, dari hasil penelitian tersebut ia menemukan data baru yang membuatnya merasa bangga.
Mengutip teori tindak tutur perfomatif yang dikemukakan oleh J. L. Austin ada tiga konsep yang dikemukakan yaitu niat pembicara, konvensi, dan otoritas. Namun, hasil dari penelitian yang dilakukan Astri, terdapat satu konsep baru yang digagasnya yaitu konsep emosi.
“Emosi berperan besar dalam interaksi antara guru dan siswa. Penutur harus bisa memahami bagaimana respon yang akan diberikan oleh pendengar, dalam hal ini adalah siswa autis,” ungkapnya.
Ibu tiga orang anak ini mengaku, keberhasilannya tak luput dari peran para promotor yang membimbingnya selama ia mengerjakan disertasi. yaitu Prof Dr Suparno, Prof Dr Abdul Syukur Ibrahim, dan Dr Martutik MPd.
“Beliau adalah ketiga promotor yang memiliki peran yang sangat besar. Ada satu pesan yang saya ingat diungkapkan oleh mereka, bahwa kunci hidup adalah sabar, pasrah, dan bersyukur,” ujarnya.
Selain para dosen, peran dan dukungan orangtua menjadi dukungan terbesar yang Astri rasakan. “Almarhum Ibu dan Bapak selalu bisa mengupayakan anaknya agar bisa mengenyam pendidikan yang tinggi. Sehingga itu yang saya terapkan kepada ketiga anak-anak saya bahwa proses belajar dan Pendidikan sangat penting,” ujarnya. (*)
Penulis Disa Yulistian. Editor Mohammad Nurfatoni.