Wakaf, Selamat Datang Negeri Khilafah oleh Nurbani Yusuf, pengasuh Komunitas Padhang Makhsyar Kota Batu.
PWMU.CO-Teori Keterlibatan Tangan Tuhan, invisible hands dalam hukum pasar seperti disebut Adam Smith juga berlaku bagi proses tegaknya khilafah. Bagi saya dan para wali, ini adalah proses menarik, yang oleh awam justru ditentang habis, dengan dalih yang amat awam. Sedang saya dan para wali bersyukur, Indonesia adalah negeri yang dipilih.
Allah berikan kekuasaan kepada Jokowi atau siapa pun yang dikehendakiNya atau sebaliknya. Allah akan melenyapkan kekhilafahan di suatu negeri atau tegakkan khilafah di negeri lainnya yang dikehendaki.
Inilah sandaran teologis bahwa kekuasaan adalah absolut ’tangan Tuhan’. Tidak ada keterlibatan atau campur tangan dari makhluk. Betapa pun semua makhluk bersatu menentang dan melawan dengan berbagai makar, sama sekali tak akan menghalang ketetapan yang sudah tertulis di lauh al mahfudh.
Allah Maha Baik. Khilafah bisa ditegakkan siapa pun. Termasuk rezim yang disebut kafir atau zalim sekali pun. Jika rencana Allah berjalan, siapa bisa halangi. Sekeras apapun melawan, sekeras itu pula rencana masif berjalan.
Masih ingat rencana akbar Firaun membunuh bayi laki-laki di semua penduduk Mesir yang khawatir merebut kekuasaannya. Justru Allah titipkan bayi laki-laki itu di pangkuan Asiyah, isterinya. Ditimangnya bayi itu setiap hari, hingga suatu ketika bayi itu menjambak janggutnya. Allah hendak menertawai rezim Firaun dengan rencana yang kadang lucu bahkan naif.
Bayi laki-laki yang kelak merebut kekuasaan Firaun ada di kamar istrinya. Firaun tak juga berani menyentuh, meski ribuan bayi laki-laki di seluruh Mesir dipisah dari ibunya sebelum dibunuh sadis.
Wasilah Syariah
Ketika rezim ini begitu paranoid dengan kehadiran khilafah. Mencampakkan dan mengusir siapa pun yang dianggap punya kemiripan atau hubungan famili dengan khilafah. Justru pelan-pelan mengambil pilarnya. Menempatkannya dalam kebijakan istana yang paling fundamental.
Tidak tanggung-tanggung kebijakan wakaf tidak keluar dari lisan ketua takmir masjid atau kiai di pesantren atau ketua ormas atau ketua MUI tapi menjadi kebijakan bendahara negara yang pegang kunci kas negara. Di ruang paling penting dan strategis di istana, kebijakan wakaf ditetapkan.
Banyaknya utang atau krisis keuangan negara hanyalah wasilah agar wakaf bisa tegak. Rezim sedang dipaksa oleh kondisi untuk menjadikan wakaf sebagai kebijakan. Bukan demo besar para laskar jihadis atau fatwa ulama dan karamah para wali. Tapi Allah hendak memaksakan memberlakukan syariat Islam dengan cara yang Dia kehendaki, bukan dengan yang kita kehendaki.
Jangan remehkan kekuatan wakaf. Allah Maha Merencanakan. Alasan apa pun tak juga penting, jika sudah dikehendaki. Wakaf menjadi pilihan. Pintu tegaknya syariat tak lagi terhindar. Wakaf adalah pintu masuk, sebab lahir dari rahim istana. Negeri khilafah sebentar lagi tegak. Wallahu taala a’lam.
Editor Sugeng Purwanto