PWMU.CO – Muhammadiyah dan 3 Tantangan Dakwah Global. Tema itu mengemuka dalam webinar Penguatan Ideologi Muhammadiyah yang digelar Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB, Gresik, secara virtual, Sabtu (29/1/21).
Dalam webinar bertema “Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah Islam Internasional” itu Sekretaris Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Amerika Serikat, Muhamad Rofiq Muzakkir LC MA ‘hadir’ sebagai pembicara utama.
Menurutnya, sebagai gerakan dakwah, Muhammadiyah sudah merambah ke dunia internasional. Namun hal itu ini tak lantas membuat kita menjadi aktivis dakwah yang cepat puas. “Masih banyak sumbangsih yang harus bisa Muhammadiyah berikan bagi dunia internasional,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, beberapa sumbangsih Muhammadiyah untuk dunia internasional telah nyata. Di antaranya terlibat dalam penanganan bencana skala global, seperti bencana gempa di Nepal, terlibat dalam resolusi konflik di Filipina, membantu Muslm Rohinya, juga diminta menangani perang sipil di Yaman melalui Lazismu.
“Selain itu, sudah ada 23 PCIM yang sudah didirikan organisasi Muhammadiyah di lima benua. Juga adanya upaya mendirikan Muhammadiyah College di Australia dan Universitas Muhammadiyah di Malaysia,” terang dia.
Pentingnya Meluaskan Dakwah Internasional
Menurut Rofiq, yang melatarbelakangi gerakan dakwah Islam ke kancah internasional adalah absennya kontribusi Islam dalam tatanan dunia. “Saat ini, peran dunia Islam telah terdegradasi sehingga budaya Islam juga mulai terkikis,” ujarnya.
Kemudian absennya visi universalisasi pandangan dunia Islam. Dengan kata lain, tidak adanya visi memberadabkan dunia Islam tanpa batas geografis. Sehingga muncullah pengaruh-pengaruh ideologi kolinialisme dan liberalisme.
Seperti yang dilansir dari buku Fukuyama berjudul End of the World. Rofiq mengatakan, puncak dari peradaban dunia adalah liberalisme atau kapitalisme.
“Sebagai umat Islam, kita harus memiliki misi dakwah Islam as Civilizational Entity. Maksudnya sebagai umat Islam kita harus bisa memberikan citra bahwa Islam mampu menawarkan pemikiran sebagai cahaya masyarakat, karena kita mengerti bahwa tatanan dunia akan kacau dan gelap tanpa islam yang membawa berkah bagi semua.
Selain itu, Islam juga berperan sebagai kekuatan global atau Islam adalah agama peradaban,’ terang kandidat PhD di Arizona State University itu.
Tantangan Dakwah Islam Internasional
Rofiq menyampaikan, agar Islam menjadi kekuatan global dan agama peradaban maka perlu menyusun teologis yang disebut amal peradaban. “Pentingnya merumuskan amal peradaban seperti yang ada dalam amanah dari al-Baqarah 143. Ada tiga konsep penting yang bisa dipelajari adalah umat, wasatiyyah, dan shuhada,” terang dia.
Adapun tantangan yang akan dihadapi umat Islam sekarang ini ada tiga macam. Pertama, tumbuhnya tren ateisme baru.
“Ateisme merupakan suatu paham yang tidak mempercayai adanya Tuhan. Mereka menganggap bahwa adanya keburukan dan penderitaan manusia di bumi adalah bukti nyata bahwa Tuhan tidak ada,” katanya.
Kedua, adanya kaum yang ragu, termasuk kaum agnostik dan sophist yang tidak mengakui adanya agama. “Kaum ini menganggap bahwa sains mampu menjawab dan menjelaskan alam semesta sehingga tidak lagi diperlukan agama,” terangnya.
Ketiga, maraknya Islamophobia di dunia Internasional. Akhir”-akhir ini kita sering mendengar berita bahwa Islam dicitrakan sangat negatif dan buruk. Mulai dari aksi kejahatan hingga aksi terorisme dunia,” kata dia.
Dia mengatakan, contoh paling nyata dari tindakan Islamophobia ini terjadi di Amerika. Partai yang berkuasa saat ini sangat membenci Islam sehingga mereka selalu melontarkan hate speech kepada umat Islam.
Akibatnya umat Islam di Amerika mengalami diskriminasi.
“Selain itu, saudara muslim kita yang ada di India juga sedang mengalami persekusi karena Islam dideskreditkan di negara tersebut. Belum lagi penderitaan saudara Muslim kita di Uyghur, China yang mengalami diskriminalisasi, cuci otak, dan persekusi untuk menghancurkan komunitas Islam di China,” ungkapnya.
Rofiq lalu menyampaikan beberapa konsep teologis yaitu ada amanah dari al-Quran bahwa umat Islam itu adalah umat yang bersifat global.
“Islam itu agama peradaban rahmatan lil alamin. Oleh karena itu kita sebagai warga Muhammadiyah bergerak pada lingkup masing-masing perlu paradigma bahwa Islam itu agama peradaban. Islam itu rahmatan lil alamin. Jadi rahmat harus dirasakan oleh seluruh umat. Oleh karena itu kita perlu membawa Muhammadiyah ke lingkup yang lebih luas. Islam perlu hadir ke tatanan dunia, menawarkan pemikiran,” harap dia.
Rofiq menegaskan, yang harus dilakukan ke depan adalah menyiapkan amal usaha yang berdaya saing internasional. mengembangkan kompetensi bahasa asing (Arab, Eropa, China) dosen, guru, dan dai.
“Juga membangun jaringan dakwah internasional. Semuanya untuk satu tujuan yaitu memyampaikan dakwah Islam berkemajuan,” ujarnya. (*)
Penulis Kaiisnawati. Editor Mohammad Nurfatoni.