PWMU.CO – Sebagai bagian dari mengkaji rencana pemekaran Ranting Muhammadiyah Blimbing, Pimpinan Ranting Pemuda Muhammadiyah (PRPM) Blimbing mengadakan diskusi dengan tema “Pemekaran Ranting, Berkah atau Masalah?”, di Masjid Al-muslimun, Desa Blimbing, Paciran, Lamongan, Selasa (1/11).
Diskusi yang diadakan menjelang Musyawaah Ranting (Musyran) Muhammadiyah Blimbing, Sabtu (5/11) tersebut menghadirkan 3 narasumber. Mereka yaitu Abdullah Taufiq MPd mewakili PCM Paciran, lalu Ketua LPCR PDM Lamongan Malikan Saputra MPd dan penulis buku sosiologi Muhammadiyah Dr Sutikno.
Taufiq memaparkan, dengan jumlah penduduk sekitar 23 ribu jiwa dan dengan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) PRM Blimbing yang tersebar merata di empat kelurahan. Taufiq menegaskan sudah sepantasnya PRM Blimbing melakukan pemekaran.
(Baca: Kisah Calon Pendeta Maria Sugiyarti yang Akhirnya Dapat Hidayah Masuk Islam dan Tentara Ini Jadi Ketua Ranting Muhammadiyah dan Wakafkan Rumah-Tanahnya untuk Dakwah)
Taufiq menambahkan, saat iniAUM PRM Blimbing terdiri dari 4 mushola, 2 masjid, 1 BAKES, 1 TK ABA, 1PAUD, 1 MIM, 1 SMP, 1 SMA dan 1 lembaga tandfudul qur’an. Selain itu juga terdapat belasan tanah waqaf.
“Melihat data dan potensi tersebut, yang penting dan perlu diingat adalah pemekaran harus didasari dengan semangat fastabiqul khairat,” pesannya.
Di sisi lain Malikan memberi penjelasan dari segi konstitusional atau aturannya. Menurut Malikan PRM Blimbing secara aturan sudah memenuhi syarat pemekaran yang didasarkan pada AD/ART pasal 5.
(Baca juga: Dahsyat! Ketika Pengusaha Muhammadiyah Bersinergi untuk Gerakkan Perekonomian Bangsa)
”Jika memang menghendaki pemekaran, maka pemekaran tersebut berdasarkan territorial. Itu agar menghindari masalah yang biasanya timbul dikemudian hari,” Malikan memberikan catatan.
Berbeda dengan dua narasumber sebelumnya, Sutikno melihatnya dari sudut sosiologi dakwah. Menurut Sutikno, pemekaran jangan hanya disederhanakan hanya dengan pembagian wilayah saja. Lebih dari itu, yang penting untuk difikirkan adalah pemekaran sebagai metode dakwah. ”Pemekaran ini untuk mempersempit berkembangnya gaya hidup hedonis yang merupakan tantangan dakwah kekinian,” paparnya.
Diskusi tersebut dipandu langsung oleh Ali Mahmudi. Dengan cukup gayeng dan dengan nada bercanda Ali menyebut, jangan sampai pemekaran menjadi agenda untuk makar.”Semoga diskusi ini mampu memberikan pencerahan,” pungkasnya. (nukman/aan)