Din Syamsuddin serukan kerjasama antarumat beragama sedunia dalam forum Perayaan Al-Azhar untuk Hari Persaudaraan Kemanusiaan Sedunia yang digelar Komite Tertinggi Persaudaraan Kemanusiaan (The Higher Committee of Human Fraternity) yang berkedudukan di Kairo, Mesir.
PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2005-2015 Prof Dr Din Syamsuddin MA mengatakan, peradaban manusia kini tengah menghadapi masalah yang menciptakan disrupsi besar. Oleh karena itu dia mengajak organisasi keagamaan dunia mengambil peran sebagai penyelesai masalah.
Din menyampaikan hal itu pada Perayaan Al-Azhar untuk Hari Persaudaraan Kemanusiaan Sedunia, Rabu (3/2/2021) lalu. Perayaan tahunan ini merupakan kali kedua sejak Piagam Persaudaraan Kemanusiaan (Watsiqat al-Ukhuwwah al-Insaniyah) ditandatangani oleh Syaikh Al-Azhar Prof Dr Ahmad Muhammad Al-Thayyib dan Paus Fransiscus di Abu Dhabi, 4 Pebruari 2019.
Pada tahun 2021 ini, perayaan yang diselenggarakan oleh Komite Tertinggi Persaudaraan Kemanusiaan (The Higher Committee of Human Fraternity) yang berkedudukan di Kairo, Mesir, digelar secara virtual. Hadir sejumlah tokoh, Muslim dan Kristiani, baik dari Dunia Arab maupun luar Arab, termasuk dari PBB. Dari Indonesia hadir Din Syamsuddin.
Memberi sambutan pembukaan Wakil Syaikh Al-Azhar Prof. Dr Muhammad Al-Dhuhaiwy, Rektor UUniversitas Al Azhar Prof Dr Muhammad Al-Mahrashowy, dan sejumlah tokoh Islam dan Kristen. Din Syamsuddin berbicara sebagai undangan resmi dari Universitas Al-Azhar Kairo.
Bersatu dalam Kemanusiaan
Dalam pidato berjudul “Tanggung Jawab Organisasi Keagamaan untuk Membangun Persaudaraan Kemanusiaan” itu Din Syamsuddin mengatakan, Piagam Persaudaraan Kemanusiaan itu menandai persatuan keyakinan keagamaan, persatuan Timur-Barat, Utara-Selatan, bahkan antara kaum beragama dan tidak beragama.
Oleh karena itu, sambungnya, Piagam Persaudaraan Kemanusiaan tersebut merupakan tonggak peradaban yang penting dan tepat waktu ketika peradaban manusia tengah menghadapi masalah yang menciptakan disrupsi besar.
“Maka adalah tanggung jawab organisasi keagamaan untuk tampil sebagai problem solver (penyelesai masalah). Namun hal itu meniscayakan adanya kerja sama antarumat berbagai agama,” ujarnya dalam pidato berbahasa Arab itu.
Dalam pandangan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar-Agama dan Peradaban 2017-2018 ini, kerja sama antarumat beragama sedunia sangat mendesak. Menurutnya, walaupun agama-agama berbeda secara teologis, namun mereka bertemu pandangan pada titik kemanusiaan.
“Agama memang dari Tuhan, tapi sejatinya untuk manusia dan kemanusiaan. Maka tidak ada pemisahan antara Persaudaraan Keimanan—seperti Persaudaraan Keislaman—dan Persaudaran Kemanusiaan. Keduanya bagaikan dua sisi mata uang,” kata Din Syamsuddin seperti keterangan tertulis yang diterima PWMU.CO, Sabtu (6/2/2021) pagi.
Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menyarakankan agar perayaan Hari Persaudaraan Kemanusiaan Sedunia tidak berhenti pada seremoni dan diskusi.
“Tetapi harus berlanjut pada aksi nyata ada kolaborasi umat lintas agama dalam membangun koeksistensi damai dan toleransi. Keduanya perlu berlanjut pada kolaborasi dalam berbagai sektor peradaban,” kata Ketua Umum MUI 2014–2015 itu. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni