PWMU.CO – Siswa Smamsatu berhasil kembangkan jagung ungu transgenik. Produk itu adalah hasil pembelajaran berbasis proyek (project based learning) dari International Class Orientation (ICO) Program SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik.
Sebelumnya siswa ICO Smamsatu Gresik juga telah berhasil membuat tempe dari kacang merah. Hasil penelitian itu viral setelah diliput Metro TV.
ICO adalah salah satu program kelas pilihan di Smamsatu Gresik. Selaian ICO, ada program kelas lainnya yaitu: reguler, virtual, dan boarding school.
Untuk kelas ICO, tugas akhir dalam semester adalah membuat proyek penelitan. Seperti yang dilakukan kelompok siswa kelas XII MIPA 1 dengan anggota Abel Surya Mahendra, Ahmad Risal Setia Darma, Hafiz Al Azra Ghemanik Hardam dan Mohammad Riza Akmal, ini.
Mereka melakukan penelitian berjudul “Proyek Bioteknologi Tanaman Transgenik Jagung Ungu”. Menurut Abel, penelitian ini berawal dari hasil pengamatan pada bulir jagung tiap tongkol yang memiliki beberapa warna.
Bulir itu dipisahkan berdasarkan karakter warna. Yaitu ungu, kuning, dan putih. Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji khi-kuadrat.
“Sebenarnya, tanaman jagung ungu ini adalah tanaman transgenik. Yaitu tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbeda atau makhluk hidup lainnya,” ujarnya pada PWMU.CO Sabtu (6/2/2021).
Dia menjelaskan, penggabungan gen asing ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman dengan sifat yang diinginkan. Dalam sejarahnya, penemuan tanaman transgenik di mulai pada tahun 1977 ketika bakteri Agrobacterium tumefaciens diketahui dapat mentranfer DNA atau gen.
“Contohnya pada tanaman jagung yang tahan hama dan memiliki warna menarik,” jelasnya.
Abel menerangkan, di Indonesia sebenarnya sudah banyak bermunculan varietas jagung yang melibatkan sifat warna bulir yang dapat mendukung sektor industri.
“Seperti varietas jagung berwarna ungu, yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan makanan. Salah satu keunggulannya dapat mengubah warna makanan tanpa penggunaan pewarna makanan instan,” papar dia.
Persilangan yang Dikehendaki
Hafiz Al Azra Ghemani Harda menambahkan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui genotipe tetua jagung berbulir ungu berdasarkan kesesuaian dengan hasil penyerbukan pada bulir hasil penyerbukan sendiri (selfing) ke-1 (S1) dan hasil penyerbukan sendiri (selfing) ke-2 (S2).
Penelitian ini dilaksanakan di kebun orang tuanya di Banyumas, Jawa Tengah, melalui dua tahap. Tahap pertama pembuatan individu hasil penyerbukan sendiri (selfing) tanaman ke-1 (S1) yang dilaksanakan selama tiga bulan.
“Tahap kedua yaitu pembuatan individu hasil dari penyerbukan sendiri (selfing) tanaman ke-2 (S2) yang dilaksanakan empat bulan,” ujarnya.
Dia menerangkan, pada tahap awal persilangan perlu memperhatikan dengan seksama keberadaan bunga jantan dan betina sebelum mekar dan mengeluarkan rambut. “Bunga betina harus dikerodongi dengan menggunakan kertas kerodong untuk menghindari persilangan yang tidak dikehendaki,” paparnya.
Sementara itu sebelum mekar dan mengeluarkan serbuk sari, bunga jantan juga dikerodongi dengan menggunakan kantong kerodong. Pada 1-3 hari berikutnya serbuk sari akan tertampung dalam kantong dan dapat digunakan untuk menyerbuki sendiri (selfing).
“Penyerbukan dilakukan pada pukul 08.00—12.00 WIB,” kata Azra.
Menurut dia, bunga betina yang diserbuki adalah bunga yang telah mengeluarkan putik atau rambut. Caranya, sebelum diserbuki, kerodong dibuka dan tabung putik dipotong dengan pisau yang bersih.
“Serbuk sari diaplikasikan ke bagian putik yang telah dipotong. Setelah itu dikerodongi kembali, dijepit, dan di beri label dari masing-masing persilangan,” terang dia.
Dia melanjutkan, “Sedangkan sifat warna ungu pada biji jagung terjadi saat genotipe tetua tersusun atas gen-gen yang mengendalikan warna ungu. Susunan gen pengendali tersebut adalah Uu:Kk:Pp sehingga diperoleh genotipe yang mewariskan sifat warna ungu pada biji jagung.
Manfaat Jagung Ungu
Menurut Azra, jagung ungu trangenik ini memiliki berbagai kandungan. Di antaranya, air, protein, karbohidrat, lemak , dan serat.
Dia menjelaskan, jagung ungu memiliki manfaat bagi kesehatan manusia. Antosianin dikenal mampu melindungi lambung dari kerusakan, menghambat sel tumor, meningkatkan kemampuan penglihatan mata, serta berfungsi sebagai senyawa anti-inflamasi yang melindungi otak dari kerusakan.
“Para peneliti di Ohio State University, menemukan bahwa antosianin yang diekstrak dari jagung ungu, mampu membunuh 20 persen sel kanker in vitro. Mereka membandingkan hasilnya tersebut dengan antosianin dari berbagai sumber tanaman lain, seperti lobak, anggur, wortel ungu, dan buah beri yang lebih tua,” ungkapnya.
Menurutnya, jagung ungu bermanfaat unuk mengurangi obesitas. Seperti hasil studi yang dilakukan di Universitas Doshisha di Jepang yang mengamati potensi anti-obesitas dari jagung ungu.
“Para peneliti menemukan bahwa jagung ungu terbukti dapat mencegah obesitas pada tikus. Harapannya adalah hasil serupa bisa dicapai oleh manusia pada studi lebih lanjut,” kata dia.
Selain itu, lanjutnya, jagung ungu juga bermanfaat sebagai antiinflamasi atau peradangan. Azra menyampaikan, sebuah penelitian dilakukan di Universitas Tokai Gakuen di Jepang, bahwa antosianin pada jagung ungu memiliki sifat antiinflamasi kuat.
“Inflamasi adalah efek sakit yang disebabkan karena terjadinya peradangan di bagian tubuh tertentu. Bisa itu karena cidera atau tidak normalnya jaringan di bagian titik tertentu tubuh,” terang dia.
Namun, ujarnya, ada yang perlu diperhatikan, jagung ini mengandung serat selulosa. Dan hal tersebut membuat tubuh sangat sulit mencerna. Karena tubuh tidak dapat sepenuhnya memecah selulosa. Hal ini disebabkan karena tubuh tidak memiliki enzim untuk melakukannya.
“Dari project ini, kami dapat menemukan varietas jagung warna unggu yang mempunyai banyak manfaat sehingga dapat meningkatkan harga jagung dan meningkatkan daya tarik pembeli,” ujarnya.
“Kami berharap, nantinya bisa menjadi peluang bisnis di masa pandemi ini. Mengingat harga jagung di indonesia rendah, tidak sesuai dengan kerja keras para petani,” ujarnya.
Jagung Ungu Transgenik dalam Pandangan Islam
Menurut Azra, pada dasarnya Islam tidak melarang pembuatan tanaman trangenik, mengingat lebih banyak manfaatnya ke timbang mudharatnya.
Namun dalam proses pembuatan harus di lakukan secara hati-hati karena gen ditranfer dari tanaman lain. “Seperti firman Allah dalam an-Nisa ayat 79, ‘Apa saja nikmat yang kamu proleh itu dari Allah dan apa saja bencana yang menimpamu maka dari kesalahanmu sendiri.’,” jelasnya.
Menurutnya, Majelis Ulama Indonesia belum mengeluarkan fatwa tentang tanaman trangenik. Namun prinsip ke hati-hatian dalam proyek ini selalu kita utamakan. Karena status tanaman trangenik ini halal, jika tidak ada gen dari tanaman yang diharamkan. Seperti firman Allah dalam Surat Abasa ayat 24, “Maka hendaklah manusia harus memperhatikan makanannya.” (*)
Penulis Estu Rahayu Editor Mohammad Nurfatoni