PWMU.CO – Puisi karya KH Dawam Sholeh, Pengasuh Ponpes Al-Ishlah Sendangagung, Paciran, Lamongan ini, sudah lama diciptakan. Tapi masih relevan dengan kondisi saat ini, ketika penguasa sering lupa, termasuk pada rakyatnya sendiri. Meski dicitrakan sering blusukan menemui rakyat di gang-gang kecil, ternyata ia lupa menemui rakyatnya, justru ketika harus jadi tuan rumah yang baik. Selamat menikmati puisi yang berjudul: “Keliru Melulu, Maafkan Aku”. Redaksi.
***
Keliru Melulu, Maafkan Aku
Hati bergetar, di Blitar, ucapku
ternyata keliru, aku tak tahu
tentang hari lahir pendahuluku
memang itu bukan bidangku
bidangku dahulu adalah penjual meubel kayu
maafkan aku, untuk urusan negeri, itu tak terlalu menggangguku
Jika sedikit sedikit aku keliru
maafkan aku
salahmu sendiri kenapa pilih aku
Jika sebelumnya akupun keliru
melantik dirjen yang tak tertulis di buku
menandatangani uang muka mobil wakil-wakilmu
ternyata tak kubaca lebih dahulu
Dan yang tak tanggung-tanggung salahku
adalah pembelaanku pada Menporaku
yang telah membungkam gelora PSSI hingga beku
dan menggulingkan jutaan periuk nasi para pecandu
informasi tentang itu padaku keliru
Aku tak pernah mengerti dan tak pernah berjasa akan hal itu
aku mengira pasti mampu
kan menjunjung martabat sepakbola bangsaku
di seluruh penjuru
ternyata hanya matahari nan suci nan mampu cairkan lautan beku
Akupun selalu gagap mengatakan sesuatu
tanpa diselipi bumbu-bumbu ilmu
atau didasari istilah-istilah dalam buku
aku hanya berkata sesuatu secara lugu
dan sering gagu, wagu lalu keliru
maafkan aku
salahmu sendiri kenapa pilih aku
Jika kurs rupiah menapak tiga belas ribu
dan jutaan rakyat tercekik harga bahan-bahan baku
hingga di setiap sektor ada bahan-bahan dan surat-surat palsu
itu tengah ditangani oleh menteri-menteriku
menteri-menteriku itu kerja kerja kerja kurang ilmu
maafkan aku
salahmu sendiri kenapa pilih aku
Kata pendahuluku zaman dulu
jika pemimpin keliru, karena pilihan rakyat keliru
jika pemimpin palsu, karena nurani rakyat palsu
jika pemimpin dungu, karena rakyat dungu
jati diri pemimpin adalah potret jati dirimu
de society onderwijs zichzelf
kama takuunuu yuwalla ‘alaikum (*)