PWMU.CO – MPKU PWM Jatim gelar reuni secara daring. Kegiatan tersebut mengundang para direktur Jaringan RSMA Jatim yang sudah purnabakti.
Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur dr Sholihul Absor MKes mengatakan, tujuan reuni untuk mengobati rasa kangen pada para senior.
“Juga pada saudara-saudara seperjuangan yang pernah berkhidmat di Jaringan RS Muhammadiyah-Aisyiyah (RSMA) Jatim. Selain itu juga untuk mendapatkan arahan dan dukungan dari para senior terutama terkait jenjang karir direktur, terutama mantan direktur yang masih muda,” ujarnya, Sabtu (6/2/210).
Menabur Benih Kebaikan
Hadir juga dalam kesempatan tersebut Ketua PWM Jatim Dr M. Saad Ibrahim MA. Dalam sambutannya, Saad mengapresiasi para mantan direktur yang berkhidmat membesarkan amal usaha Muhammadiyah (AUM), yaitu RSMA sehingga bisa berkembang sampai saat ini.
“Semoga tetap berkarya dan berkhidmat di Persyarikatan Muhammadiyah. Terus menaburkan dan menanam biji-biji kebaikan, pikiran, dan pengalaman yang dimilikinya. Tidak harus menjadi the first tapi bisa juga menjadi the man behind the gun,” ungkap Saad.
Dengan demikian, tambahnya, para mantan direktur ini perlu membuat buku. “Ini sebagai bahan literasi bagi generasi selanjutnya. Apresiasi tinggi atas inisiatif MPKU Jatim yang menyelenggarakan acara ini. Semoga setelah kegiatan ini ada langkah dan tindak lanjut yang konkret,” paparnya.
Setelah tausiah Saad Ibrahim, acara dilanjutkan dengan reuni akbar. Dalam acara tersebut, masing-masing peserta saling menyapa dan menyampaikan rasa senangnya kegiatan tersebut dilaksanakan.
Seperti yang disampaikann dr M Thohir, purnabakti Direktur RS PKU Babat, RSM Lamongan, dan RS Siti Khodijah Sepanjang ini. Dia menyampaikan, kegiatan reuni semacam ini sangat penting.
“Supaya kami bisa tetap saling menyapa dan bisa mengikuti perkembangan jaringan RSMA Jawa timur. Bila perlu tidak hanya mantan direktur, tapi juga mantan pengurus MPKU supaya tetap bisa berbagi pemikiran dan pengalaman,” tuturnya.
Hal berbeda disampaikan dr Suparman Sidik. Mantan Direktur RSIA Malang itu mengingatkan pentingnya akreditasi dan mutu RSMA. “Akreditasi dan mutu RSMA penting, supaya tetap bisa bertahan dan berkembang,” ungkapnya.
Harus Fokus
Sementara itu, Dr dr Sukadiono MM, mantan direktur RSM Mas Mansur Surabaya ini menyampaikan tiga hal yang perlu menjadi perhatian. “Pertama, sebagai pemimpin AUM harus fokus, tidak dilakukan sebagai sambilan, menjabat, atau bekerja di tempat lain. Supaya mampu mengemban amanah dengan maksimal,” urainya.
Kedua, kata dia, membiasakan untuk hormat dan nguwongke kepada para pimpinan AUM sebelumnya. “Supaya kita bisa menyadari bahwa perkembangan AUM saat ini merupakan jerih payah atau kinerja dari pimpinan sebelumnya,” tambahnya.
Terakhir, lanjutnya, adalah perlu dibuatkan buku yang berisi tentang pikiran dan pengalaman dari para mantan direktur. Sebagaimana yang disampaikan Ketua PWM Jatim diawal.
Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya itu juga sangat setuju tentang rencana pengaturan jenjang karir dan rotasi direktur RSMA Jatim. “Syaratnya, harus mempunyai kapasitas, prestasi, dan kinerja yang baik di tempat sebelumnya. Jadi tidak semua direktur yang masa periodenya habis otomotis dirotasi di tempat lain,” terang Pak Suko, panggilan mantan Ketua MKKM periode 2010-2015 itu. MKKM (Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat), nama majelis sebelum MPKU.
Di bagian akhir, dr Absor menyampaikan perkembangan MPKU PWM Jawa Timur. Yakni terkait software system yang akan menyatukan sistem jaringan RSMA Jatim, layaknya holding RSMA Jatim. “Supaya mempunyai nilai bisnis yang sangat besar. Saat ini software system yang kita buat sudah tahap finishing. Insyaallah sebelum pertengahan tahun 2021 ini, integrasi sistem 30 RSMA Jatim sudah bisa direalisasikan,” tandasnya.
Reuni daring MPKU Jatim ini diikuti 42 orang peserta, baik mantan direktur senior maupun yang masisangat junior. Selain dihadiri M. Saad Ibrahim, turut serta pula Wakil Ketua PWM Jatim Bidang Kesehatan Dr Drs M Sulthon Amien MM. (*)
Penulis Mundakir. Editor Darul Setiawan.