PWMU.CO – Di Jawa Timur, resepsi milad ke-104 M atau ke-107 H Muhammadiyah dipastikan akan berjalan meriah. Seperti ungkapan syukur dan syiar Milad ke-100 pada tahun 2012 kemarin, milad kali ini juga akan disyiarkan secara besar-besaran. Jika 4 tahun silam hanya mengerahkan 14 ribu warga Persyarikatan untuk meramaikan, maka tahun ini ditargetkan minimal 25 warga mengikutinya.
“Yang berbeda kali ini, resepsi milad juga tidak diselenggarakan di Pulau Jawa. Jika biasanya kita memusatkan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk kegiatan yang melibatkan banyak massa, maka kali ini kita akan menyelenggarakannya di Pulau Madura,” jelas Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, DR M. Saad Ibrahim. (Baca: Ini Alasan Mengapa Puncak Milad Dipusatkan di Madura)
Kegiatan yang diselenggarakan pada hari Ahad, 27 November 2016 itu akan dipusatkan di Gelora Olahraga (GOR), Bangkalan. “Karena pada tahun ini PP tidak menyelenggarakan resepsi milad akbar, maka kami sudah minta izin untuk menyelenggarakan,” tambah Saad.
(Baca juga: Instruksi PP untuk Selenggarakan Milad ke-107 Tahun Muhammadiyah dan Ketika 2 Ormas Besar Berbagi Tugas: Muhammadiyah Urus Milad dan NU Urus Haul)
Jika dihitung dari ketepatan kalender, resepsi milad ini memang “mundur” 9 hari dari tanggal, 18 November. “Kami sebenarnya ingin menyelenggarakannya pada tanggal 20 November. Karena tanggal itu merupakan hari libur nasional yang paling mendekati momentum 104 tahun ketika Kyai Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah,” jelas Wakil Sekretaris PWM Jatim, DR Biyanto.
Namun, tambah Biyanto, setelah berkordinasi dengan berbagai pihak, syiar milad besar-besaran ini tidak mungkin diselenggarakan pada tanggal itu. “Sebab, sehari sebelumnya, 19 November, stadion dipakai untuk pertandingan sepakbola Madura United,” jelasnya sambil menyatakan tidak mungkin menyiapkan acara sebesar itu hanya dalam 1 malam.
(Baca juga: Menjelajah Kampung Kauman, Tempat Muhammadiyah Dilahirkan dan 3 Cerita Jatuh-Bangun Kyai Dahlan Mendirikan dan Pertahankan Sekolahan)
“Pada sisi lain, acara pendamping, mulai dari bazar murah, sunnatan massal, pawai ta’aruf, dan lain-lainnya sudah dijadwalkan untuk diselenggarakan sehari sebelum puncak resepsi,” tambah Biyanto. Sementara untuk mencari tempat alternatif lain yang mampu menampung 25 ribu warga di Madura, ternyata tidak bisa ditemukan.
Muhammadiyah se-Madura yang terdiri dari 4 PDM: Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep pun terus berbenah. Ikut berlomba dengan daerah lain untuk bergembira memajukan daerahnya, termasuk dengan upaya untuk mendirikan Universitas Muhammadiyah Madura. Tentang megaproyek ini bisa dilihat di 2 link berita berikut: Menanti Mega Proyek Pendirian Universitas Muhammadiyah Madura di 2017 dan Minggu ini 4 PDM Bersua, Bahas Pendirian Universitas Muhammadiyah Madura.
Mari, ber-Muhammadiyah dengan bergembira. Menyeberang jembatan terpanjang di Indonesia, Suramadu, sambil menikmati keramahan warga Madura. (iqbal)