PWMU.CO – Kisah Pak AR Muliakan Tamu yang Belum Pernah Kenal ini diungkapkan oleh Sukriyanto AR—anak Pak AR—dalam buku Biografi Pak AR yang diterbitkan oleh Penerbit Suara Muhammadiyah, Mei 2017. Begini ceritanya:
Suatu sore sekitar tahun 1953, ketika Pak AR Fchruddin masih tinggal di Kauman, di rumah H. Abdullah, Pak AR kedatangan seorang tamu dari daerah Purworejo yang ingin mencari beliau.
Tetapi tamu itu belum pernah kenal (ketemu) Pak AR. Ketika tamu itu mengetuk pintu, kebetulan yang membukanya Pak AR sendiri.
Setelah mengucapkan salam, terjadilah sebuah dialog pendek sebagai berikut.
Tamu itu bertanya, “Apa betul ini rumah Pak AR?”
Jawab Pak AR, “Betul”.
Tamu, “Apa saya dapat bertemu dengan beliau?”
Pak AR, “Tentu saja dapat, mari silahkan masuk, silakan duduk”.
Kemudian masuklah tamu itu dan duduk di kursi sederhana, karena yang ada memang hanya kursi sederhana itu. Setelah itu Pak AR masuk ke dalam menyuruh menyediakan minuman dan sekedar makanan kecil.
Lalu Pak AR kembali menemani tamu itu duduk sambil bertanya macam-macam. Mulai dari bertanya berasal dari mana, keadaan keluarga, pengajian di Purworejo sampai perkembangan Muhammadiyah di desanya dan lain-lain, sampai terdengar adzan magrib dari Masjid Gedhe Kauman.
Karena azan sudah tiba, maka tamu itu diajak ke masjid. Selesai shalat Magrib, tamu diajak pulang kembali ke rumah. Di rumah kembali duduk-duduk di ruang tamu dan bicara lagi tentang berbagai permasalahan umat dan Muhammadiyah.
Di sela-sela pembicaraan itu, tamu itu bertanya, “Apakah saya dapat bertemu dengan Pak AR?”
“Dapat,” jawab Pak AR.
Ketika datang panggilan shalat Isya’ tamu itu diajak lagi ke Masjid Besar Kauman untuk jamaah isya’. Habis jamaah Isya, kembali lagi ke rumah.
Sampai Bermalam
Tiba waktu makan malam tamu diajak makan malam bersama. Setelah itu kembali lagi ke ruang tamu lagi, ngobrol lagi ke sana kemari tentang umat dan Muhammadiyah sampai agak malam.
Setelah itu tamu itu dipersilahkan istirahat di kamar yang telah disediakan.
Pada saat akan istirahat itu tamu tersebut bertanya lagi, “Apa saya dapat bertemu Pak AR?”
“Bisa. Tapi karena sekarang sudah malam istirahat dulu besok pagi saja,” awab Pak AR.
Pagi hari saat waktu Subuh tiba, tamu itu dibangunkan dan diajak jamaah subuh ke Masjid Gedhe lagi. Selesai shalat Subuh diajak mendengarkan pengajian ba’da subuh dari KH Johar di serambi masjid.
Selesai pengajian, tamu itu melihat banyak sekali yang menyalami Pak AR. Karena itu tamu itu bertanya kepada jamaah yang didekatnya.
“Pak, siapa Bapak yang banyak disalami jamaah itu?”
Tentu aja yang ditanya heran sambil bertanya, “Lho, itu kar Pak AR. Tadi kan Bapak sama-sama dengan beliau”.
Tamu itu mengangguk-angguk. Jadi orang yang sejak kemarin sore ngobrol bersama, makan bersama dan jamaah bersama itu Pak AR yang dicari.
Karena itu ketika diajak sarapan tamu itu bertanya; “Maaf Pak, apa Bapak ini yang namanya Pak AR?”
Jawab Pak AR, “Kalau tidak salah memang iya.”
Tentu sang tamu itu tertawa sambil minta maaf berkali-kali karena tidak mengenali Pak AR yang dicari, sehingga sampai bermalam di rumah Pak AR.
Pak AR berucap, “Tidak apa. Memang saya sengaja. Sebab kalau tidak demikian tentu Bapak tidak akan bermalam di sini,” (*)
Editor Mohamamd Nurfatoni