PWMU.CO – Wafat Prie GS, budayawan yang sebut Abdul Mu’ti berwajah NU. Peristiwa itu terjadi dalam acara Mata Najwa on The Stage yang digelar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 26 Juni 2015.
Saat itu dalam acara bertema Belajar dari KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari, Abdul Mu’ti menjadi nara sumber bersama Ketua Umum PBNU KH Agil Siradj, Menteri Agama Lukman Hakim Seafuddin dan beberapa tokoh lainnya termasuk budayawan Prie GS.
Momen ‘bersejarah’ itu kembali dikenang Abdul Mut’i ketika Supriyanto GS—sapaan akrab Prie GS—wafat Jumat (12/2/21) pagi, karena serangan Jantung.
Dalam akun Instagramnya: @Abe-Mukti, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu memasang potongan video Mata Najwa itu—yang saat itu masih disiarkan oleh Metro TV.
Video itu diunggah Abdu Mu’i Jumat (12/2/21) pukul 12.00 WIB. Di bawah video itu dia menyampaikan ucapan belasungkawa.
“Saya sungguh kehilangan seorang budayawan yang senantiasa berkata bijak dengan jenaka, menginspirasi tanpa menggurui, dan mengajak kepada kebaikan tanpa menyalahkan.
Selamat jalan Mas Prie. Semoga Allah mengampuni dosamu dan menempatkanmu di surga.”
Joke Wajah NU
Kepada PWMU.CO, Abdul Mu’ti mengaku saling kenal saat dia masih di Semarang. “Walaupun jarang ketemu, kami saling mengenal sewaktu saya masih di Semarang,” ujarnya.
Bahkan Prie GS sering menjadi pembahas buku Abdul Mu’ti. “Mas Prie sempat menjadi pembahas buku saya Deformalisasi Islam Moderasi Agama di Tengah Pluralitas dan berbagai forum. Dan karena itulah kami sangat akrab dan kalau bertemu sering saling bertukar joke,” ujarnya
Bertukar joke itu pula yang berlangsung di Mata Najwa. Saat itu Najwa Shihab meminta Prie GS membahas humor Muhammadiyah.
“Jangan NU terus dong Mas Prie. Muhammadiyah belum dibahas,” kata Nana—panggilan presenter top itu—memintanya membahas humor Muhammadiyah.
“Lah, contoh humor Muhammadiyah, ya ini Saudara Syekh Abdul Mu’ti,” ujar Prie GS disambut gelak tawa penonton yang hadir di Auditorium Harun Nasution.
“Ini kan wajahnya NU,” ucapnya sambil menunjuk Abdul Mu’ti yang terlihat ngakak pol. Rawa penonton pun berhamburan termasuk Lukman Hakim Saefudin yang terlihat terpingkal-pingkal.
“Wajah NU itu kayak gimana,” sahut Nana.
” Ya seperti ini”, jawab Prie GS sambil menujuk ke arah Abdul Mu’ti, yang saat itu berkemeja putih dengan jas dan peci hitam. Tawa pun kembali pecah.
“Humor Muhammadiyah itu ringkas. Yang satu (NU) eksploratif. Yang satu (Muhammadiyah) sublimatif. Ini warisan besar bagi bangsa ini,” ujarnya sebelum menutup salam.
Budayawan Kelahiran Kendal
Sebelum meninggal, Prie GS sempat dirawat di RS Columbia Asia, Semarang. Jenazah almarhum dimakamkan setelah shalat Jumat di TPU Bergota 2 Kota Semarang.
Mengutip wikipedia.org, Supriyanto GS lahir di Kendal, Jawa Tengah, 3 Februari 1965. Budayawan ini mengawali kariernya sebagai wartawan di harian umum Suara Merdeka Semarang.
Prie GS juga dikenal sebagai kartunis, penyair, penulis dan public speaker di berbagai seminar, diskusi, dan menjadi host untuk acaranya sendiri, baik di radio maupun televisi.
Beberapa bukunya Merenung Sampai Mati (2004), Indonesia Jungkir Balik (2012), Hidup Ini Keras, Maka Gebuklah (2012) dan Waras di Zaman Edan (2013). (*)
Penulis Mohammad Nurfatoni