PWMU.CO– MUI Jatim diharapkan bisa menjadi frontliner atau beranda depan untuk menyiapkan Industri Halal Food di Indonesia.
Demikian harapan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam pengukuhan Pengukuhan dan Ta’aruf Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur beserta Perangkat Organisasi Masa Khidmat 2020-2025 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (16/2/2021) malam seperti dilaporkan muijatim.org.
Gubernur Khofifah menjelaskan, umat Islam di dunia mencapai 1,9 miliar atau setara 24 persen. Namun, Indonesia yang memiliki umat Islam terbesar di dunia ini merupakan importir terbesar halal food. Selain itu, Indonesia saat ini juga belum masuk 10 besar dunia untuk halal food.
Untuk itu, lanjut Khofifah, pembangunan sentra-sentra industri makanan halal di setiap kabupaten/kota di Jatim bisa menjadi salah satu program strategis MUI Jatim 2020-2025. ”MUI Jatim bisa saling bersinergi dan nyekrup dengan Pemprov Jatim dalam banyak format,” katanya.
Dia berharap, Kawasan Industri Halal (KIH) yang sekarang terinisiasi di Sidoarjo akan ter-support dengan kekuatan MUI di provinsi maupun kabupaten/kota. Dia optimistis Indonesia bisa masuk 10 besar produsen halal food di dunia.
Menurut dia, kolaborasi dalam struktur MUI terdapat kiai, santri dan akademisi, tentu merupakan kekuatan yang lengkap. Format seperti ini akan menjadi penguatan Jatim sebagai lokomotif produsen halal food.
Tiga Ukhuwah
Sementara Ketua MUI Jatim KH. M. Hasan Mutawakkil Alallah mengatakan, Dewan Pimpinan MUI Jatim yang baru saja dilantik harus menjaga amanah dengan penuh tanggung jawab. Menjaga amanah merupakan sebuah kemuliaan yang wajib hukumnya.
”Saya menekankan dua prinsip dalam menjalankan organisasi MUI Jawa Timur ini: cepat dan akuntabel. Contoh, kebutuhan Jawa Timur untuk melakukan percepatan industri halal, seperti yang menjadi program Ibu Gubernur Khofifah Indar Parawansa, harus disambut dengan kerja cepat namun akuntabel empat,” katanya.
Perangkat organisasi sekaligus secara bersinergis. Badan Pengembangan Industri Halal (BPIH) melakukan edukasi, pemetaan, dan sekaligius pendampingan pengembangan usaha ekonomi halal.
Pusat Inkubasi Bisnis Syariah (PINBAS) melakukan pelatihan keterampilan teknis bisnis halal. LPPOM melakukan uji dan pemeriksaan halal atas produk yang dihasilkan, serta Komisi Fatwa untuk melakukan pembahasan dan pemberian fatwa halal.
Ia berharap, MUI harus jadi motor penggerak kekuatan pengembangan ukhuwah islamiyah, ukhuwah insaniyah dan ukhuwah wathaniyah.
”Kita semua berharap dan berdoa mudah-mudahan kita melaksanakan amanah ini sebaik-baiknya. MUI Jatim terus mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tandasnya. (*)
Editor Sugeng Purwanto