PWMU.CO – Tujuh karakter setidaknya harus dimiliki oleh seorang pandu Hizbul Wathan (HW).
Hal itu disampaikan H Muhammad Afnan Hadikusumo pada Dialog Kebangsaan Penguatan Idelogi Muhammadiyah dan Bangsa yang dilaksanakan Kwarpus HW, Jumat (12/02/2021)
Afnan mengatakan, Muhammadiyah itu mengamanatkan warganya untuk selalu memiliki kepedulian terhadap bangsa.
“Sudah tercatat bahwa Muhammadiyah tidak bisa dilepaskan dari semangat berbangsa. Tidak hanya untuk umat Islam, tapi untuk masyarakat banyak,” tandasnya.
Fakta itu menurutnya dapat dilihat dari keterlibatan KH Ahmad Dahlan dalam Sarekat Islam sampai pada era Orde Lama, Muhammadiyah aktif dalam partai politik Masyumi.
HW Memperjuangkan Tujuan Muhammadiyah
Afnan menjelaskan, Hizbul Wathan sebagai salah satu ortom, mempunyai visi misi untuk memperjuangkan tujuan Muhammadiyah.
“Hizbul Wathan menerjemahkan sendiri nilai-nilai Islam dalam rangka membentuk karakter kuat,” ujar cucu Ki Hadi Bagus Kusumo tersebut.
Dari tujuh itu, yang pertama pandu memiliki karakter takwa.
“Seperti yang disebutkan dalam Ali Imran ayat 102 yang artinya, Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim,” katanya.
Kedua, yaitu karakter solid dan kerja sama.
“Hizbul Wathan dengan latar belakang kegiatan di alam terbuka mengajarkan kita untuk selalu saling solid atau setia kawan serta terus bekerja sama dalam ketakwaan,” imbuhnya.
Ketiga, yaitu loyalitas. Menurut Afnan, dalam berhizbul Wathan diajarkan bagaimana harus loyal dengan organisasi, senior, dan bangsa.
Sikap al-Wala dan al-Bara
“Seorang Muslim haruslah menunjukkan sikap cinta dan benci, karena Allah saja melalui prinsip al-Wala wa al-Bara‘. Wujud dari prinsip Al Wala ini adalah mencintai, berkasih sayang, lemah lembut, bersaudara, loyal terhadap sesama muslim sebagaimana yang diperintahkan Allah. Sedangkan wujud dari al-Bara adalah membenci permusuhan dan kekufuran,” terangnya.
Keempat adalah disiplin. Afnan membagi ceritanya, ketika dulu mengikuti Hizbul Wathan, sebagai contoh kecil saja dalam baris-berbaris tidak boleh bertindak semau sendiri, “Kalau teman yang di depannya melangkah ke kanan, kita juga harus mengikuti,” katanya.
Karakter kelima adalah ketegasan. Dia mencontohkan Jenderal Soedirman yang memiliki semangat dalam berperang namun tetap menjiwai nilai-nilai HW.
“Tentang ketakwaan Jenderal Soedirman tak perlu diragukan lagi. Bahkan ketika bergerilya, beliau tetap menyempatkan sholat,” jelas anggota DPD RI Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut.
Karakter keenam yaitu kepedulian. Kepedulian sangat erat kaitannya dengan sifat seorang manusia yang saling membutuhkan.
Setelah muncul sifat peduli, maka akan berhubungan dengan karakter ketujuh yaitu tanggung jawab.
“Apabila ketujuh karakter tersebut ada pada jiwa seorang pandu HW, maka tidak keliru bahwa HW mempunyai karakter yang kuat,” tegasnya. (*)
Kontributor Disa Yulistian Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni