PWMU.CO – Berbagai ormas Islam bereaksi untuk memberi dukungan kepada Prof Din Syamsuddin karena GAR ITB melaporankannya.
Dukungan tidak hanya datang dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan organisasi otonomnya, termasuk angkatan muda Muhammadiyah (AMM) namun juga datang dari PBNU, Persis, MUI, Al-Irsyad Al-Islamiyah, PB Mathlaul Anwar, PB Al-Washliyah hingga ormas wanita.
Ketua PBNU, Marsudi Syuhud mengatakan, tuduhan radikalisme terhadap Din Syamsuddin oleh pihak tertentu sampai detik ini belum bisa dia temukan contoh konkretnya.
Bahkan dia mengaku mengenal Din Syamsuddin sebagai orang yang menyerukan Islam tengahan yang juga aktif di dunia internasional.
“Selama ini saya dengan beliau bersama-sama memasarkan Islam ‘wasathiah‘, Islam rahmatan lillalamin yang tidak hanya di Indonesia namun juga di forum-forum International, di forum tokoh dunia baik di Vatican bersama Holy Pop Fraciscus atau tokoh-tokoh seluruh agama di banyak event dunia,” katanya, Jumat (12/02/21).
Sehingga dia menegaskan, agar pihak yang menyampaikan bahwa Din Syamsuddin radikal itu bisa membuktikan hal tersebut. Jangan sampai hal ini di anggap memfitnah, dan bahkan bisa kena jerat hukum sendiri.
Kalau Din Radikal yang Moderat Gimana?
Melansir laman persis.or.id, hal serupa juga dinyatakan Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis) Dr KH Jeje Zaenudin.
Jeje menyatakan kesedihan dan keprihatinannya atas pengaduan pihak tertentu bahwa Din Syamsudin adalah orang radikal.
“Jika orang sebegitu moderat seperti Prof Din sudah diadukan dan dilaporkan sebagai orang radikal, lalu mau seperti apa mengukur orang moderat yang sebenarnya?” katanya, Sabtu (13/2/21).
Menurut dia, Din Syamsuddin bukan hanya sebagai orang moderat yang diakui dan diapresiasi di dalam dan luar negeri, tetapi juga tokoh yang sering menginisiasi forum-forum internasional yang bertema gerakan wasathiyah Islam.
Sementara itu Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Miftachul Akhyar menilai pelaporan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) terhadap Din Syamsuddin sudah keterlaluan.
“Kiai-kiai kita, ulama-ulama kita pasti menganggap itu keterlaluan lah,” katanya, Selasa (16/2/21).
Baginya, apa yang dilakukan Din selama ini hanyalah sebatas sikap kritis dan dalam batas yang wajar. Kritik, kata dia diperlukan agar negara bisa menjadi lebih baik.
“Kan, kritik membangun itu diperlukan, jadi kalau orang tanpa kritik akhirnya melampaui batas. Kehidupan akan normal manakala ada sebuah apresiasi ada kritik, itu harus seimbang,” ujar dia.
Jauh Panggang dari Api
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Mathla’ul Anwar, Oke Setiadi juga ikut menanggapi tuduhan itu.
Oki menyebut, tuduhan radikal kepada Din Syamsuddin ibarat kata pepatah, ‘jauh panggang dari api’, karena Din Syamsuddin sangat berkomitmen membangun dan mengembangkan nilai-nilai Islam yang moderat.
“Komitmen beliau dalam membangun dan mengembangkan nilai–nilai Islam yang moderat (washatiyatul Islam) sudah terbukti dan tidak terbantahkan,” tandas Oki.
Dia menuturkan, Din Syamsuddin merupakan tokoh Islam moderat yang menggagas konsep Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi was Syahadah yang kemudian disepakati sebagai pedoman umat Islam guna mengisi Negara Pancasila.
Pengurus Besar (PB) Al Washliyah juga mengeluarkan pernyataan sikap yang ditanda tangani langsung oleh Ketua Umum Dr H Yusnar Yusuf Rangkuti dan Sekretaris Jenderal dan Dr H Masyhuril Khamis.
Dalam pernyataan sikap itu, PB Al Washliyah menyayangkan tuduhan yang dialamatkan kepada mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Prof Dr Din Syamsuddin sebagai tokoh radikal.
“Tuduhan ini sungguh tidak bisa diterima oleh umat Islam Indonesia karena Prof Dr KH Din Syamsuddin adalah tokoh bangsa yang pernah diamanahi sebagai Ketua Umum MUI Pusat dan Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat,” tuturnya.
Al Washliyah sebagai organisasi Islam sudah sejak lama bergaul dengan Din Syamsuddin dan menilai bahwa beliau merupakan sosok yang santun dan memiliki akhlakul karimah sehingga jauh dari kesan radikalisme.
Menurut pengamatan Al Washliyah sampai saat ini belum menemukan indikator yang menunjukkan KH Din Syamsudin adalah Tokoh Radikal.
Tokoh Anti-Radikalisme
Sementara itu Pimpinan Pusat Al-Irsyad Al-Islamiyah menyampaikan delapan poin pernyataan yang juga ditandatangi oleh Ketua Umum Dr Faisol N Bin Madi dan Sekretarisnya Irvan Sungkar.
Salah satu poin disebutkan, Din Syamsuddin bukan merupakan tokoh radikal apalagi pelaku radikalisme. Sebaliknya, beliau merupakan tokoh muslim yang selalu memperjuangkan Washatiyah Islam dalam berbagai kegiatan dan gerakan yang diikuti dan diprakarsainya.
Pernyataan sikap juga datang dari Pengurus Pusat Wanita Islam (PPWI). Mereka mendesak pemerintah untuk tidak menjadikan stigma radikalisme sebagai alat untuk membungkam daya kritis masyarakat.
Menurut Ketua Umum PPWI Hj Marfuah Mustofa, laporan GAR ITB kepada Prof Din telah menggiring opini publik bahwa Prof Din adalah tokoh radikal atau pengusung radikalisme yang merupakan pembunuhan karakter dan menyakiti hati umat muslim Indonesia.
Ia menilai apa yang selama ini dilakukan Din dalam menyampaikan kritik kepada pemerintah bukanlah sebuah bentuk radikalisme, tapi merupakan bagian dari dakwah amar makruf nahi mungkar. (*)
Penulis Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni