PWMU. CO – Pernyataan yang mengungkap pandangan Buya Ahmad Syafii Maarif terkait kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mendapat reaksi beragam dari beberapa kalangan. Tidak sedikit di antaranya bereaksi dengan cara menghujat dan menyalahkan beda pandangan atas pernyataan yang dinilai kontroversial tersebut. Bahkan, dilakukan oleh warga Muhammadiyah.
Berikut adalah catatan singkat dari Bendahara Umum Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PW PM) Jawa Timur, M. Syaikhul Islam, menyikapi beda pandangan dengan tokoh bangsa tersebut. (Redaksi)
Ada baiknya kita hentikan pertikaian sesama warga dan kader Muhammadiyah. Sungguh tidak elok dan tidak ada untungnya bagi kita untuk saling menyalahkan dan menghujat. Apalagi saling membenci gara-gara beda pendapat dan sikap menanggapi si Ahok.
(Baca juga: Dahnil A. Simanjuntak: Menghormati Pandangan Buya Syafii Maarif dan Din Syamsuddin: Boleh Berbeda Pendapat, tapi Jangan di Depan Umum)
Sungguh eman ukhuwah Muhammadiyyin ini jika kita pertaruhkan hanya karena Ahok. Mari kita menghentikan menghujat Buya Syafii Maarif. Kita maklumi dan tetap kita hormati pendapat beliau dengan kerendahan hati kita sebagai yang lebih muda.
Saya sendiri juga sangat tidak sependapat denga Buya, dibilang marah dan sedih juga demikian. Tetapi, lama-lama dipikir lagi kok eman sangat ukhuwah kita sesama warga dan aktivis Muhammadiyah.
Kita memang tidak akan pernah bisa menyamakan persepsi dengan semua orang. Tetapi bagi saya, yang terpenting adalah keyakinan dan istiqamah kita terhadap apa yang sudah kita yakini kebenarannya.
(Baca juga: Bertemu Jokowi, Begini Sikap PP Muhammadiyah tentang Demo 4 November dan 3 Aspirasi PP Nasyiatul Aisyiyah tentang Kasus Ahok yang Disampaikan pada Presiden)
Memang kita bisa memaksakan kehendak macam apapun terhadap mereka yang berbeda dengan kita? Termasuk juga dengan Buya.
Selain kebesaran hati untuk menerima kenyataan ini bahwa kita bersama juga memiliki dimensi-dimensi perbedaan. “Ini kenyataan dan sunnatullah”.
Saya kemarin juga ikut demo ke Jakarta bersama jutaan orang lainnya. Jangan salah. Tetapi sasaran dan target kita bukan Buya atau sesama Muhammadiyyin atau umat muslim lainnya. “Target kita adalah menghukum Ahok yang setimpal”.
(Baca juga: 6 Poin Tausiyah Kebangsaan Dewan Pertimbangan MUI Terkait Kasus Ahok)
Jangan kita habiskan energi kita untuk emosional dan saling serang sesama Muhammadiyyin. Mereka akan semakin pongah dan merasa menang.
Target mereka sekarang adalah pengalihan isu dan pengalihan target. Inilah kelemahan saya dan kita, karena begitu mudah barisan kita diacak-acak oleh lawan yang sesungguhnya.
Ya begitulah. Namanya juga manusia biasa. Sama, Buya itu juga manusia biasa. Mungkin menurut kita itu sangat tidak benar, tetapi Buya meyakini pendapatnya itu benar. Ya mau bagaimana lagi. Bagi kita memang Buya salah. Tetapi bagi beliau, kita mungkin juga tidak sepenuhnya benar.