PWMU.CO – Saat HW UMM Pungut Sampah di Wisata Religi Sumber Nyolo. Pemandangan Sumber Nyolo yang berlokasi di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, pagi itu, Ahad (21/2/21), tampak berbeda.
Terlihat di berbagai sudut anak-anak muda dengan seragam kemeja berwarna keki tua dengan celana atau rok berkelir biru dongker. Pada lehernya terselip hasduk alias kacu berwarna hijau.
Di tangan kirinya terlihat kantong plastik berukuran jumbo. Sedangkan tangan kanannya dengan cekatan memasukkan berbagai sampah plastik yang baru mereka pungut ke dalam kantong itu.
Begitulah saat 20 pandu dari Kafilah Penuntun Hizbul Wathan (HW) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sedang berkasi membersihkan sampah dilokasi wisata religi Sumber Nyolo.
Hari itu mereka sedang memperingati Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada Ahad 21 Februari 2021. Kelompok pandu HW yang juga dikenal sebagai Kafilah KH M Bedjo Dermoleksono ini menjadi bagian dari 23 kafilah perguruan tinggi Muhammadiyah se-Indonesia yang secara serentak terjun melakukan aksi peduli sampah.
Ada sekitar 500 peserta aksi ini di seluruh Indonesia yang kegiatannya digelar di masing-masing kota. Dan mereka akan malaporkannya secara daring melaui rekaman video.
Adapun aksi Kafilah KH M Bedjo Dermoleksono di Sumber Nyolo itu tidak sendirian. Mereka bergabung dengan Tim Ekpedisi Bio-konservasi (TEB) yang dibina oleh Wahyu Prihanta—dosen Program Studi Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMM.
Karang Taruna setempat—yang menjadi pengelola wisata religi—tersebut juga ikut berpartisipasi.
Beberapa kali hujan yang turun tidak menurunkan semangat mereka membersihkan lingkungan. Aksi yang berlangsung sekitar 3,5 jam itu berhasil mengumpulkan 10 trashback. Sebagian besar adalam bekas pampers yang mengambang di selokan.
Balas Jasa Bumi
Ketua Umum HW UMM Danar Wijokongko menjelaskan, pemusatan aksi di lokasi tersebut sebagai upaya mempersiapkan pengembangan Sumber Nyolo sebagai wisata ekolomi oleh TEB.
“Maka dari itu HW UMM memusatkan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional di sini,” ujarnya.
Dia menegaskan, momen Hari Peduli Sampah Nasional ini penting sebagai pengingat warga Indonesia akan jasa-jasa bumi dalam memberi kehidupan kepada manusia.
“Kita sebagai manusia harus bijak dalam penggunaan plastik dalam kehidupan. Agar tidak memimbun sampah plastik yang menyebabkan pemanasan global. Sebab sampah plastik tidak bisa diurai,” ujarnya.
Dia berpesan sebaiknya masyarakat juga memperhatikan antara sampah organik dan non-organik. “Agar mempermudah dalam penguraian sampah tersebut,” ujar pemuda asal Banyuwangi itu.
Menurut dia, dengan melestarikan kebersihan bumi kita bisa menikmati kesejukan udara dan menghindarkan bumi dari pemanasan global akibat tertimbunnya sampah-sampah plastik yang tidak bisa diurai.
“Maka dari itu HW UMM menyambut baik inovasi dari HW Penuntun Indonesia dengan turut andil dalam peringatan Hari Peduli Nasional. Ini sebagai bentuk pengaplikasian diri dalam mencintai Tanah Air,” ujar mahasiswa Pendidikan Agama ISlam (PAI) Angkatan 2018 itu.
“Dalam hal ini pemuda adalah tonggak ujung kehidupan suatu bangsa. Maka dari itu kita sebagai pemuda harus mengambil peran aktif dalam memajukan bangsa. Dimulai dari hal kecil yakni memungut sampah sebagai bentuk cinta akan negeri tercinta,” dia menambahkan.
Penulis Ahmad Haidar Mumtazan. Editor Mohammad Nurfatoni