PWMU.CO – Teliti Daun Mimba sebagai Penghambat Virus Corona, Siswa Smamio Juara Lagi. Double Kill! Sekali lagi daun mimba mengantarkan Smamio meraih juara dalam Asean Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair (AISEEF) yang digelar secara daring, 17-22 Februari 2021.
AISEEF diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) bekerja sama dengan MIICA Malaysia, Food Science Department of Institut Pertanian Bogor, Nutrition Department of Universitas Diponegoro, Universitas Dian Nuswantoro, Indonesia International Institute for Life Science (i3L), Himpunan Penggiat Adiwiyata Indonesia, dan Yayasan Prestasi Pendidik Indonesia.
Dengan pencapaian ini, Smamio semakin memantapkan langkahnya sebagai Sekolah Riset.
Di bawah bimbingan Koordinator bidang penelitian Nanik Rahmawati Fuadah MSi, dua siswa SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik (Smamio): Salsabila Meutia dan Yoraisa Ghany Setiawan—siswa kelas XI MIA 2 berhasil—menyabet medali perak melalui penelitian berbahan daun mimba (Azadirachta indica) yang bisa menjadi obat kandidat potensial Covid-19.
Penelitian Kedua
Ini adalah kali kedua tim riset Smamio meneliti daun mimba. Pada bulan Desember 2020 tim ini juga mengikuti ajang internasional bernama WISPO (World Innovative Science Project Olympiad) secara online dan berhasil merebut medali perak.
Waktu itu tentang penelitian dasar mengenai kandungan daun mimba sebagai kandidat obat potensial SARS CoV-2—virus Corona baru penyebab Covid-19. Baca: Daun Mimba Antarkan Siswa Smamio Juara Internasional!
“Kali ini, kami mengembangkan penelitian tersebut untuk mengetahui peluang keberhasilan daun mimba dalam menghambat pertumbuhan virus SARS CoV-2 di tubuh manusia melalu analisis in silico,” terang Salsabila Meutia.
Meut—sapaan akrabnya—mengaku senang dengan hasil penelitiannya kali ini. “Alhamdulillah dengan persiapan hampir satu bulan, kami berhasil mengembangkan penelitian lanjutan dari daun mimba ini,” ujarnya pada PWMU.CO.
Lebih menyenangkannya lagi, lanutnya, saat presentasi kami diberi banyak masukan dari para juri. “Tentunya menambah wawasan dan semangat kami untuk melakukan penelitian lanjutan,” ungkap siswa penyuka anime Jepang ini.
Rekannya, Yoraisa Ghany Setiawan mengungkapkan hal yang sama. Ia mengaku senang dan bangga dengan pencapaian yang telah diperoleh. Ia bangga mengikuti ajang internasional ini.
“Selain kami fokus dengan penelitian dan juga hasilnya, kami juga bisa meningkatkan kemampuan public speaking berbahasa internasional yakni bahasa Inggris. Karena saat kami presentasi dan para juri bertanya menggunakan bahasa Inggris,” papar Yoraisa yang juga merupakan salah satu anggota Inspiration Class (IC) Public Speaking Smamio ini.
Selain diikuti oleh siswa SMA, ajang internasional AISEEF ini juga diikuti oleh mahasiswa. “Oleh karena itu, kami bangga bisa berkompetisi dengan siswa SMA sekaligus mahasiswa di seluruh ASEAN,” tambahnya.
Tunggu Jurnal
Nanik Rahmawati Fuadah pun mengaku senang dengan capaian dua siswa binaannya itu. “Anak-anak sudah peka terhadap permasalahan yang ada di lingkungan. Semoga penelitian ini bisa membantu memberikan solusi bagi permasalahan di sekitar mereka,” harap guru Kimia kelas XII ini.
Nanik juga berharap semoga dengan pencapaian yang didapatkan oleh Yoraisa dan Meutia bisa menularkan semangat ke siswa Smamio yang lain untuk berkompetisi di ajang riset yang lain.
Ketika PWMU.CO menanyakan tentang detail penelitian, Nanik mengungkap, penelitian yang dilakukan oleh dua siswanya sedang dalam proses publikasi artikel di jurnal.
“Untuk detail penelitian belum bisa kami bagikan untuk menghindari adanya plagiasi karena artikel jurnal masih dalam proses publishing,” ujarnya Kamis (25/2/2021). (*)
Penulis Novania Wulandari Editor Mohamamd Nurfatoni