PWMU.CO– MDMC Pekalongan hingga kini masih membuka dapur umum untuk membantu korban banjir di daerah itu. Banjir Pekalongan sudah tiga pekan berlangsung mulai 7 Februari lalu.
Ini banjir paling lama sebab di daerah-daerah pantura lain Jawa Tengah dan Jawa Barat banjirnya sudah surut. Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Pekalongan telah mendirikan dapur umum berbasis jamaah masjid dan mushala di beberapa desa terdampak.
MDMC Pekalongan di awal bencana membangun 17 dapur umum berbasis masjid dan mushala. Seluruh dapur umum di daerah ini ada 35 unit selama masa tanggap darurat. Dari 17 dapur umum MDMC, sekarang yang aktif tinggal 10 unit.
Ketua MDMC Kabupaten Pekalongan Rofiansa Sulthon mengatakan, pemberdayaan jamaah masjid dan mushala untuk menuju masyarakat tangguh bencana dan mempererat persaudaraan sesama jamaah dalam menghadapi bencana.
”Ini selaras dengan program Muhammadiyah untuk membentuk jamaah tangguh bencana. Juga mendorong korban bencana tidak hanya pasrah tetapi ada yang bisa dilakukan dalam aktivitas bersama untuk mengatasi permasalahan terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar makan,” katanya, Rabu (3/3/2021).
Rofiansah Sulthon menjelaskan, jamaah masjid atau mushala yang ditempati dapur umum bisa mengetahui kebutuhan dari para penyintas yang mereka kelola dan lebih mudah mengoordinasikan segala kebutuhan atas jamaah tersebut di lapangan.
25 AUM Terendam
Sementara Ketua Pos Koordinasi MDMC Kabupaten Pekalongan Fauzan Amin mengatakan, pihaknya sampai Selasa (2/03/2021) sudah melaksanakan berbagai layanan seperti psikososial dan layanan kesehatan. Selain juga telah melaksanakan evakuasi warga dan pendistribusian bantuan logistik.
”Kami menggelar layanan kesehatan di 9 titik pengungsian dari tanggal 26-28 Februari 2021 dengan tenaga kesehatan berasal dari RSIA Aisyiyah Pekajangan, Klinik Pratama Aisyiyah Wiradesa dan RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan. Sedangkan warga penerima manfaat berjumlah total 1078 jiwa,” katanya.
Fauzan menambahkan, juga melaksanakan pendampingan psikososial terutama bagi anak-anak penyintas banjir di pengungsian. ”Pendampingan psikososial kami iringi juga dengan pembelajaran baca al-Quran bagi anak-anak,” imbuhnya.
Rencana tindak lanjut pasca banjir surut nanti, Rofiansa Sulthon menambahkan, pihaknya segera melaksanakan evaluasi terhadap respon tanggap darurat yang sudah dilaksanakan.
”Juga program pembersihan lingkungan AUM, rumah ibadah dan rumah penyintas. Kemudian pemeriksaan kesehatan dan program paket peduli banjir masih lanjut. Semua tentu atas dukungan Lazismu dan semua relawan Muhammadiyah Pekalongan dari unsur ortom serta amal usaha,” tuturnya.
Banjir Pekalongan mengakibatkan 25 Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) terendam. Rinciannya terdiri 18 mushala/masjid, 6 sekolah/TPQ dan 1 gedung Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM). Selama respon tanggap darurat, jumlah donasi yang sudah disalurkan sebesar Rp 235.011.000. (*)
Penulis Arif Jamali Editor Sugeng Purwanto