Bisa Dekat Tiga Presiden karena PWMU.CO, tulisan tentang pengalaman Prima Mari Kristanto sebagai kontributor PWMU.CO dari Lamongan.
PWMU.CO – Tanpa terasa kebersamaan saya dengan PWMU.CO telah berlangsung selama lima tahun. Mirip satu periode jabatan presiden, gubernur, bupati, atau walikota.
Sebelumnya saya beberapa kali mengirim tulisan di media cetak termasuk majalah Matan milik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur yang hanya sempat dimuat sekali saja. Kiriman artikel saya selanjutnya tidak pernah dimuat oleh Matan.
Tetapi hal itu tidak membuat saya sakit hati mengingat keberadaan media cetak yang sangat terbatas jumlah halamannya, harus berbagi dengan lainnya.
Alhamdulillah keberadaan PWMU.CO menjadi obat kerinduan bersilaturahmi dan berbagi ilmu: media informasi tanpa batasan oplah, halaman, atau ketersediaan iklan layanan.
Sejak ikut nimbrung di PWMU.CO. Rahun 2016 hampir semua tulisan saya tidak tertolak, kecuali sedikit tulisan yang saya sadari kadang secara referensi lemah, kurang update dan sebab-sebab lainnya. Pada tahun berikutnya beberapa tulisan saya ditolak
Namun sekali lagi tidak membuat saya kapok untuk mengirim tulisan-tulisan sambil terus belajar memperbaiki kualitas tulisan dalam bimbingan redaksi.
Keberadaan PWMU.CO saya rasakan—dan pasti juga dirasakan oleh masyarakat—sangat membantu warga Muhammadiyah dalam memasuki era keniscayaan digital, yang sarat dengan informasi baik dan buruk.
Beberapa kenalan yang berdomisili di ibukota Jakarta mengaku menjadi pembaca fanatik PWMU.CO dan menyampaikan, bahwa PWMU.CO sudah setara media online nasional meskipun berbasis di Jawa Timur.
Beberapa kenalan yang aktif di partai politik seringkali menjadikan artikel dari PWMU.CO sebagai rujukan bersikap dan berpendapat mengenai fenomena sosial kemasyarakatan yang sedang hangat. Berita-berita dan kolom yang tayang di PWMU.CO bisa dipakai sebagai referensi, jauh dari kesan berita hoax, demikian kesaksian sejumlah kenalan.
Jadi Dekat Tiga Presiden
Dari sekian banyak kesan saya bersama PWMU.CO, yang paling berkesan yaitu PWMU.CO ‘mendekatkan’ saya dengan tiga orang presiden yang berbeda. Pertama, Presiden Republik Indonesia, kedua ‘Presiden’ Muhammadiyah, dan ketiga Presiden World Conference on Religion for Peace.
Kejadiannya hampir bersamaan yaitu sama-sama terjadi pada tahun 2018. Dan sama-sama terjadi di Lamongan Jawa Timur. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan ‘Presiden’ Muhammadiyah Haedar Nashir mengunjungi Lamongan, tanggal 19 November 2018 dalam rangka peresmian Universitas Muhammadiyah Lamongan (umla).
Bersama dengan kontributor PWMU.CO lain dari Jawa Timur dan dari Lamongan, kami berjibaku mengambil gambar momen-momen penting Presiden Jokowi; Prof Haedar Nasir; Soekarwo alias Pakde Karwo—Gubernur Jawa Timur saat itu.
Juga Bupati Lamongan asat itu: M Fadeli; Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur M Saad Ibrahim: dan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Shodikin.
Selain mengambil gambar dari jarak jauh dan dekat, yang urgen yaitu reportase pembicaraan penting yang disampaikan tokoh-tokoh yang hadir. Dari momen kunjungan Presiden Jokowi di Lamongan ITU, kami para kontributor semakin yakin akan pentingnya keberadaan PWMU.CO.
Dari sekian banyak media lokal, regional, dan nasional peliput kunjungan Presiden Jokowi di Lamongan, sedikit sekali yang menulis tentang poin-poin penting yang disampaikan Presiden. Headline media cetak dan media online lebih banyak menyajikan kabar kunjungan Presiden Jokowi di pasar Sidoharjo Lamongan. Sedangkan berita kunjungan Presiden di Umla hanya ditulis sedikit.
Tapi tim PWMU.CO menulis dan melaporkan dengan seksama kegiatan pra acara sampai acara inti, termasuk menuliskan poin-poin penting yang disampaikan Presiden Jokowi, Haidar Nashir, sampai Pakde Karwo dan Fadeli.
Berkat PWMU.CO kegiatan kunjungan Presiden di Lamongan—yang demikian penting bagi Muhammadiyah, khususnya warga Umla, Muhammadiyah Lamongan dan Jawa Timur—menjadi terdokumentasi dengan baik dan rapi. Hal yang tidak bisa diharapkan dari media lain di mana barangkali menganggap momen tersebut sama seperti kunjungan Presiden pada umumnya di seluruh Indonesia.
Ketemu Presiden WCRP
Selang sepekan dari kunjungan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan ‘Presiden’ Muhammadiyah di Lamongan itu hadir Presiden World Conference on Religion for Peace Prof Dr Din Syamsuddin.
Beliau mengunjungi Lamongan dalam acara Tabligh Akbar memperingati acara milad Muhammadiyah di Stadion Surajaya Lamongan, 25 November 2018. Tausiah beliau yang sangat berkesan adalah tentang kewajiban moral warga Muhammadiyah berpartisipasi dalam politik pemilu 2019.
Pesan beliau pada warga Muhammadiyah yang memadati stadion Surajaya sangat jelas dan lugas “istafti qalbak” mintalah fatwa kepada hati sanubari dalam menghadapi tahun politik 2019.
Demikian kesan saya melihat dan mendengar tausiiah dari dekat tokoh Muhammadiyah dan tokoh dunia yang saat itu baru saja mendapat penghargaan The Order of Rising Sun, Gold, and Silver Star dari pemerintah Jepang.
Tausiah itu juga terdokumentasi dengan lengkap karena adanya liputan PWMU.CO.
Pers dan Bisnis
Saya berharap d usianya kelima ini, PWMU,CO mampu melebarkan sayap pers dan bisnis secara seimbang (balance). Hal ini seiring dengan tekad persyarikatan Muhammadiyah sejak Muktamar Banda Aceh tahun 1995 yang menjadikan pilar ekonomi dan kewirausahaan sejajar dengan pilar sosial dan pendidikan.
Peran keseimbangan pers dan bisnis itu saat ini tengah dijalankan ‘saudara tua’ Suara Muhammadiyah dengan beragam diversifikasi usaha di luar pers.
Usia lima tahun dalam dunia bisnis sebagai ujian pertama. Meskipun PWMU.CO bukan entitas bisnis, terbukti mampu bertahan menjaga roda organisasi “setara” entitas bisnis.
Kemampuan bertahan PWMU.CO dalam kurun lima tahun ini menunjukkan kemahirannya menemukan ceruk pasar yang tepat, juga kemampuan mengendalikan sumber daya manusia, pendapatan dan biaya-biaya yang pasti ada pada semua organisasi.
Pers dan bisnis setali tiga uang atau dua sisi mata uang yang bersimbiosis mutualisme. Pers butuh bisnis untuk pemasukan biaya operasionalnya, bisnis butuh pers untuk mengenalkan produk serta nilai-nilai perusahaan pada masyarakat.
Jika ada sebagian masyarakat yang menilai bisnis sebagai hal yang tabu bagi pers atau ormas, perlu dijadikan tantangan untuk memberikan pencerahan tentang peran kemandirian bisnis bagi pers atau ormas.
Dibutuhkan kepiawaian tersendiri dalam menjaga pers tetap idealis dari tarikan dan kepentingan bisnis atau politik praktis tanpa kekurangan sumber pemasukan untuk keberlangsungan operasionalnya (going concern). Wallahu’alambishawab.