
PWMU.CO – Menjadi Manusia Kreatif seperti Rasulullah SAW. Keberhasilan Rasulullah SAW menyelesaikan sengketa pemindahan Hajar Aswad yang saat itu hampir menyebabkan pertumpahan darah antarkaum adalah salah satu bentuk pemikiran yang kreatif. Hal itu disampaikan oleh M Nor Qomari SSi, saat menyampaikan materi pada Kajian Embun Pagi, Ahad ( 21/03/2021).
Kajian rutin bakda Subuh yang diselenggarakan oleh MIC (Mugeb Islamic Center ) itu membahas tentang Be a Creative Moslem.
Rasulullah Tauladan Kreatif
Kepala Sekolah Ramah Anak SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) M Nor Qomari SSi mengatakan Rasulullah SAW adalah orang yang kreatif. Hal ini dibuktikan dari salah satu peristiwa penting Hajar Aswad.
Dia menjelaskan, kala itu, masyarakat Makkah merenovasi bangunan Kakbah setelah banjir menenggelamkan kota. Konflik terjadi saat akan meletakkan Hajar Aswad kembali ke tempatnya. Meletakkan Hajar Aswad merupakan kemuliaan bagi bangsa Arab Quraisy dan membawa kemuliaan pula bagi suku yang meletakkannya.
Mereka mulai berselisih pendapat. Siapakah tokoh di antara mereka yang layak mendapatkan kehormatan untuk meletakkan Hajar Aswad. Konflik itu hampir menyebabkan perang saudara di antara mereka.
Hingga akhirnya, Rasulullah SAW mengusulkan ‘Siapapun yang keesokan hari datang lebih awal di tempat ini, dialah yang berhak untuk memindahkan Hajar Aswad‘.
Keesokan harinya, ternyata Rasulullah SAW sendirilah yang datang paling awal. Sehingga beliau berhak untuk memindahkan Hajar Aswad ke tempatnya semula.
“Namun, apa yang dilakukan Rasulullah SAW? Beliau membentangkan surbannya, menaruh Hajar Aswad diatasnya dan mengajak beberapa tokoh lain untuk memindahkan Hajar Aswad bersama-sama,” terangnya
Nah inilah salah satu contoh kreativitas, tutur Ari setelah menceritakan kisah itu.
How to Be a Creative Moslem
Ari menyampaikan pesan yang dikutip dari Syaikh Muhammad Ghazali, bahwa seorang Muslim harus bisa berinisiatif menyampaikan ide-ide kreatif sebelum dipaksa untuk mengikuti ide orang lain.
“Dalam hidup, hanya ada dua pilihan yaitu mewarnai atau diwarnai,” kata Ari. Mampu mewarnai atau menyampaikan ide-ide kreatif kita ataukah hanya mampu menjalankan ide dari orang lain.
“Bagaimana jika ide dari orang lain itu tidak sesuai dengan tauhid?” tanya Ari.
Oleh karena itu, imbuhya, kita harus bisa menjadi Muslim yang kreatif agar dapat mewarnai kehidupan sesuai dengan syariat Islam.
Ada empat cara yang dapat dilakukan untuk menjadi Muslim yang kreatif.
Pertama, the power of terbiasa. Yaitu dengan membiasakan diri untuk berbuat kebaikan dan berpikir kreatif, kata Ari. Seperti hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud ” Jagalah anak-anak kalian untuk senantiasa mengerjakan shalat. Biasakanlah mereka untuk berbuat kebaikan. Sesungguhnya perbuatan baik itu adalah kebiasaan.”
Kedua, mendengarkan murattal al-Quran. Menurut penelitian yang dilakukan oleh dr Al Qadhi, Florida Amerika Serikat, membuktikan bahwa mendengarkan bacaan al-Quran mempengaruhi fisiologis manusia. Mendengarkan al-Quran berpengaruh besar hingga 97 persen dalam melahirkan ketenangan jiwa.
“Jika jiwa dan pikiran kita tenang, maka otomatis ide-ide kreatif akan mudah didapatkan,” kata Ari.
Ketiga, dengan berpuasa. Mengapa puasa dapat meningkatkan kreativitas? Puasa memiliki banyak manfaat. Beberapa di antaranya adalah mencegah penyakit alzheimer dan menstimulus pembentukan sel-sel otak yang baru. “Tentunya dengan sel-sel otak yang baru dapat meningkatkan fungsi otak,” tutur Ari.
Keempat, dengan shalat tahajud. “Berdasarkan web analisadaily.com shalat tahajud dapat dijadikan terapi untuk meningkatkan kecerdasan otak,” ujarnya. (*)
Penulis Viki Safitri Editor Mohamamd Nurfatoni