Sosok di Balik Baju Hazmat di Berlian School oleh Anita Firlyando, guru SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik. Tulisan ini Juara III Lomba Penulisan Feature 5 Tahun Milad PWMU.CO.
PWMU.CO-Sore yang tenang, Jumat (12/3/2021). Ketika para guru beranjak pulang meninggalkan SD Muhammadiyah 2 GKB, di lorong antara kantor dan kelas masih terlihat sosok berbaju hazmat mengisi tabung penyemprotan desinfektan. Ini pekerjaan rutin di masa wabah Covid-19 untuk sterilisasi ruangan di SD yang populer disebut Berlian School.
Begitu persiapan selesai, dengan lincahnya dia semprotkan cairan dalam tabung di balik punggungnya. Seluruh penjuru ruang sekolah berkabut desinfektan. Pria bersarung tangan oranye dan bersepatu boot itu dengan lihainya membidik tempat atau sudut ruangan yang dicurigai terdapat virus atau kuman bertengger.
Bagian-bagian barang di setiap ruangan juga dibersihkan dengan melap satu per satu pakai kanebo. Seperti gagang pintu, kursi, meja dan lainnya yang perlu disterilkan.
Sejak virus corona merebak, sekolah yang menjadi runner up lomba sekolah sehat nasional ini mempunyai beberapa aturan standar kesehatan guru dan karyawan di masa pandemi. Salah satunya, sterilisasi ruang-ruang selepas dipergunakan guru dan karyawan.
Mencintai Pekerjaan
Sosok di balik baju hazmat itu adalah Siswanto. Dia salah satu pramubakti yang mengabdi di Berlian School sejak Juni 2016. Dia bertanggung jawab sterilisasi ruang di sekolah ber-tagline sekolah sehat nasional. Dia memakai APD (alat pelindung diri) lengkap ketika bertugas.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Idayanti SPd mengatakan,”Pramubakti di SD Muhammadiyah 2 GKB ada tujuh orang. Terdiri enam pramubakti dan satu team leader (TL), Dalam menjalankan tugasnya dibagi menjadi dua shift.”
Masing-masing pramubakti, sambungnya, mendapatkan job sesuai tanggung jawabnya. Mereka di bawah koordinasi Wakasek Sarana. Tugas penyemprotan ruang diberikan kepada Siswanto yang cakap mengemban tugas ini. APD yang digunakan pun tidak boleh untuk bergantian dengan petugas lain.
Idayanti mengungkapkan, sterilisasi ruang dilakukan tiap hari selepas guru-guru pulang. Penyemprotan setiap pukul 16.00. Sasarannya ruang guru, kelas, perabotan yang sering terpegang tangan.
Pak Sis, panggilan akrab Siswanto, mengatakan, sangat mencintai pekerjaannya. Dia bertanggung jawab kebersihan seluruh area tugas ruang di Berlian School. ”Berlian School sudah seperti rumah sendiri. Jadi saya sangat mencintai pekerjaan saya,” ujar ayah dari Achmad Abdillah Pratama ini.
Pria berusia 37 tahun ini mengungkapkan perasaan bahagia dan senang dengan tugasnya. Meski memakai baju hazmat yang panas dan menggendong tabung desinfektan di punggungnya, pekerjaan itu dilakoni dengan telaten.”Dengan ini siapa tahu bisa mengurangi penularan Covid-19,” tuturnya sembari tersenyum.
Dia sadar tugasnya berperang melawan Covid-19. Berharap semoga angka pasien positif menurun dan di lingkungan sekolah ini bebas dari virus corona.
Bapak satu anak ini menyampaikan kebanggaannya mendapat tugas yang disebutnya special edition. Tugas tambahan di masa pandemi sebagai penyemprot ruangan ini tak akan pernah terlupakan.
Di Mata Atasan
Siswanto dikenal rajin. Dia juga sosok yang humoris. ”Pak Sis ini orangnya supel, mudah bergaul. Dia juga orang yang bisa beradaptasi dengan baik. Selalu menyapa jika ada ustadz atau ustadzah yang melewatinya. Rame juga orangnya, suka tertawa,” kata Idayanti, Wakasek Sarana.
”Kalau tidak ada dia, pasti sepi. Sifat humorisnya menjadikan ustadz dan ustadzah menyukai,” tambahnya.
Menurut Ida, apa pun tugas yang diberikan selalu dikerjakan dengan penuh tanggung jawab. Apalagi Pak Sis juga punya keterampilan membuat perabotan seperti lemari, meja, dan rak. Pak Sis juga ringan tangan. Para ustadz sering meminta bantuannya membetulkan barang-barang.
Keluar Masuk Perusahaan
Sebelum mengabdi di Berlian School, Siswanto sempat keluar masuk perusahaan. Tahun 2014, suami dari Asmaul Khusnah ini bekerja di meubel furniture di Surabaya. Setelah itu, pindah bekerja di perusahaan olahan ikan di Gresik.
Lalu bekerja sebagai cleaning service di PT ISS Indonesia. Dia bertemu dengan tambatan hati yang kini menjadi istrinya ketika bergabung di tim ISS Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik.
Dari berbagai pengalaman pekerjaan itu, Siswanto merasa kerasan bekerja di sekolah ini. Sudah empat tahun dia lakoni.
”Di tempat kerja yang dahulu, masih sistem outsourcing dan ada perbedaan kasta. Di sekolah kita disamaratakan,” kata dia menjelaskan semua karyawan di sini seperti keluarga. ”Makanya saya kerasan di sini,” tuturnya sambil tersenyum lebar.
Pekerjaannya sebagai penyemprot disinfektan sekolah ini memberikan rasa aman dan nyaman bagi orang-orang yang berada di Berlian School ini. Mendukung kelangsungan aktivitas di amal usaha ini.
Terima kasih, teruslah bersemangat dan mencintai pekerjaanmu kawan!
Editor Sugeng Purwanto