PWMU.CO – Haedar Nashir: IPM Jangan Jadi Kader Miopik. Hal itu disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Haedar Nashir saat membuka Muktamar XXII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) secara virtual, Jumat (26/3/2021).
“Kami percaya muktamar ini akan menjadi muktamar yang uswah hasanah. Meskipun dengan IT (Information Technology) pasti masih banyak kekurangan di dalamnya. Meski demikian tetaplah pupuk rasa saudara dan rasa saling memajukan,” jelas Haedar.
Haedar menyatakan tema muktamar—Beyond the Limit Reframe the Future—yang dipilih saat ini adalah tema yang cerdas, sukses, dan berkemajuan.
“Beyond the Limit Reframe the Future, artinya melintas batas dan mencoba untuk mem-framing ulang atau membingkai ulang masa depan. Maka yang diperlukan dalah perubahan paradigma dari miopik menjadi inklusif,” jelas Haedar
Dia menjelaskan, maksud dari miopik adalah beralam pikiran, hidup, dan bersikap seolah katak dalam tempurung—yang melihat dunia dengan penuh ketakutan, kecurigaan, dan kemarahan. Atau disebut dengan mentalitas terkurung.
“Di sinilah IPM harus melintas batas, mengubah paradigma menjadi inklusif. Inilah makna dari beyond the limit yang ada dalam spirit Nuun wal qalami wama yasturun,” jelasanya.
Haedar Nashir menyatakan, beyond the limit ini adalah spirit orang yang mampu membaca al-Quran, mampu membaca hadits, dan mampu membaca tentang alam semesta.
Bayani, Burhani, dan Irfani
Orang yang memiliki spirit beyond the limit akan mampu membaca apa substansi dari realitas permukaan.
Dalam amanatnya Haedar berpesan, “Kami tidak ingin generasi kader IPM menjadi kader yang miopik yang tidak mampu menangkap isyarat Nuun dalam isyarat bayani, burhani, dan irfani.”
Haedar Nashir ingin para kader IPM memperkaya pemahaman Islam secara bayani, yang kaya dari dalam. Pemahaman burhani yang kaya prespektif, baik dalam ilmu-ilmu klasik maupun ilmu-ilmu mutakhir. Pemahaman irfani, harus hidup di hati yang bersifat melintas batas.
“Jangan sampai di zaman modern dan semua fasilitas IT yang tersedia justru membuat wawasan kader IPM tidak melintas batas,” pesannya. (*)
Penulis Isrotul Sukma Editor Mohammad Nurfatoni