PWMU.CO – Di Balik Fantastisnya Pembukaan Muktamar XXII IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah). Ada tampilan tarian Karya Manembah, paduan suara, dan tapak tampilan Tapak Suci yang apik, Jumat (26/3/21).
Di hadapan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhamadiyah Prof Dr Haedar Nashir MSi, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) se-Indonesia, Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Dr Jebul Suroso SKp Ns MKep, delapan penari tampil secara apik dengan selendang merah menjuntai.
”Para penari adalah gabungan mahasiswa dari berbeda program studi. Alhamdulillah, berkat komitmen dan kerja kreatif bersama, tim menghasilkan koreo yang bagus,” ujar Okto Wijayanti, koreografer sekaligua penata kostum.
Selain menggunakan kostum bernuansa kuning yang melambangkan kemewahan dan kejayaan, ada unsur warna merah mewakili keberanian dan ketegasan dan biru menyimbolkan kedamaian.
Tampilkan Lagu Kompilasi
Paduan suara mahasiswa UMP menambah kemewahan itu. Dalam acara yang diusung secara online dan offline ini mereka membawakan kompilasi lagu daerah Ampar-ampar Pisang dan Yamko Rambe Yamko dengan balutan pakaian adat Indonesia.
Pada puncak acara yang diikuti 34 kontingen Pimpinan Wilayah IPM se-Indonesia yang bergabung dalam room Zoom ditutup dengan penampilan Adelin Aprilia Sari, mahasiswa Fakultas Psikologi dengan lagu Di Tepinya Sungai Serayu dan persembahan atraksi Tapak Suci dari mahasiswa UMP.
Bermuktamar dengan Nyaman
Rektor UMP Dr Jebul Suroso SKp Ns MKep dalam sambutan pembuka menuturkan pada peserta untuk bisa mengikuti rangkaian acara dengan aman.
“Selain itu, bermuktamarlah dengan nyaman di UMP. Kami berharap IPM bisa menyelanggarakan Muktamar ke XXII menjadi Muktamar terbaik yang pernah ada di Indonesia,” pesannya.
Dia mengatakan, mengikuti dengan baik artinya berpegang teguhlah kepada kebijakan yang sudah ditetapkan di Tanwir, berpegang teguh pada protokol kesehatan, serta berpegang teguh dari amanat Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah dan segenap senior.
“Warnailah muktamar dengn baik, berinovasi, dan harus kolaboratif,” ungkapnya.
Gagal Memulai, Gagal Mengakhiri
Ketua Umum Pimpinan Pusat IPM Ipmawa Hafizh Syafaaturrahman menjelaskan, generasi muda tidak boleh gagal untuk memulai dan gagal untuk mengakhiri.
“Masa depan hanya diwarisi orang-orang soleh dan itu adalah kita semua. Maka, kita harus memiliki inovasi dan karakter kolaborasi,” tuturnya. (*)
Penulis Adelin Aprilia Sari. Editor Ichwan Arif.