Ajaran Mbah Mul tentang Terima Kasih, ditulis oleh Fathurrahim Syuhadi, Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan.
PWMU.CO – Sekecil apapun kebaikan yang kita terima, jangan lupa ucapkan terima kasih. Baik kepada orang yang lebih tua ataupun lebih muda. Di mana pun dan kapan pun.
Begitulah pesan yang pernah psaya terima dari Raden Haji Moeljadi atau RH Moeljadi atau Mba Mul, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan pertama.
Pesan itu beliau sampaikan saat saya nyantri di Al Khoiriyah Dapur Lamongan. Pada saat itu saya menjadi Ketua Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Lamongan 1990-1992 dan Sekretaris Badan Pendidikan Kader (BPK) PDM Lamongan 1990-1995. Beliau masih sering mengingatkan saya.
Mbah Mul—yang tidak pernah mau disebut kiai itu walaupun ilmu agamanya sangat tinggi—adalah santri Langitan, Widang, Tuban, asuhan KH Abdul Hadi. Kemudian nyantri di Pesantren Bejagung, Makam Agung, Tuban.
Tokoh legendaris Muhammadiyah Lamongan kelahiran Desa Bedingn, Kecamaan Sugio, tahun 1919 itu juga menjadi Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Lamongan pertama (1969-1974).
Hingga saat ini, pesan Mbah Mul selalu saya laksanakan. Tiada hari tanpa ucapan terima kasih pada setiap kebaikan yang saya terima.
Lima Momen Terima Kasih
Ada lima momen yang saya yang selalu mengucapkan terima kasih setiap menerima kebaikan. Pertama, di lingkungan keluarga. Setiap kebaikan yang saya terima dari orangtua, saudara, istri, bahkan anak, tak lupa saya sampaikan terima kasih. Contohnya, saa menerima hidangan makanan maupun minuman, saya ucapkan terima kasih.
Kedua, di lingkungan tempat kerja. Ucapan terima kasih saya sampaikan setiap kebaikan yang saya terima di tempat kerja. Contoh bila dibantu meringankan beban pekerjaan, sayaucapkan terima kasih. Pun pula diberikan kemudahan urusan, ucapan terima kasih saya sampaikan juga.
Ketiga, di lingkungan organisasi. Kita sukses berorganisasi tidak lepas dari bantuan orang lain. Untuk itu ucapkan terima kasih atas bantuan sahabat yang telah membantu kita. Contoh kita membikin kegiatan dengan skala besar yang melibatkan banyak orang. Ucapkan terima kasih kepada teman teman yang telah membantu suksesnya kegiatan. Termasuk ucapkan terima kasih kepada orang yang telah menerima jasa kita seperti tikang kebersihan atau tukang parker.
Keempat, di dalam perjalanan. Setiap kita mengadakan shafar atau perjalanan sering kita dipermudah urusan oleh orang lain. Jangan lupa ucapkan terima kasih. Contoh, kita naik angkutan umum atau bus. Ucapkan terima kasih bila kita mau turun kepada sopir atau kondekturnya. Begitu juga bila kita diberi akses tempat duduk, jangan lupa ucapkan terima kasih.
Kelima, dalam bermedsos. Kehidupan saat ini tidak bisa lepas dari media sosial. Bila kita didoakan sahabat atau kolega lewat medsos jangan lupa ucapkan terima kasih. Begitu juga bila ada kabar gembira yang disampaikan jangan lupa ucapkan terima kasih. Contoh, bila tulisan kita dimuat redaksi PWMU.CO jangan lupa ucapkan terima kasih
Dua kata, “terima kasih” ucapkan dalam setiap kebaikan. Jangan pelit untuk menyampaikan dua kata itu. Di mana pun dan kapan pun. Ucapkan dengan penuh keikhlasan dan senyum yang membahagiakan bagi orang lain
Walaupun Mbah Moeljadi telah wafat pada 22 Oktober 2005 di Malang dalam usia 86 tahun, tetapi pesan itu masih melekat dan menjadi amalan kebaikan.
Penulis ucapkan terima kasih pada pembaca PWMU.CO yang telah membaca tulisan ini. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni