PWMU.CO– Gizi Balita dibahas aktivis Nasyiatul Aisyiyah Jatim dalam webinar bertema Pentingnya Kecukupan Gizi pada Anak untuk Tumbuh Kembang yang Optimal. Acara digelar Ahad (28/3/2021) pukul 09.00.
Webinar ini kerja sama Departemen Kesehatan Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) dan Pashmina (Pelayanan Remaja Sehat Milik Nasyiatul Aisyiyah) Jawa Timur. Juga berkolaborasi dengan Koperasi Mahyra Utama Sejahtera dan didukung oleh GAIN (Global Alliance for Improved Nutrition).
Enam puluh peserta tergabung dalam webinar ini. Mereka adalah perwakilan dari anggota Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) serta Pashmina se Jatim.
Ada dua narasumber yaitu Rois Alfarisi dari BADUTA Technical Supporting Assistance-GAIN Indonesia. Dia menyampaikan materi Kebutuhan Gizi Balita.
Pembicara kedua Anjar Susilowati, FPC (Field Promotion Coordinator) Mahyra Utama Sejahtera (MUS) membicarakan soal Emotional Demonstration Muvikid Multivitamin.
Ketua Koperasi Mahyra Utama Sejahtera (MUS) Sri Rahayu Sugiatiningsih mengapresiasi kerja sama kegiatan dengan tim PWNA Jatim. ”Koperasi Mahyra Utama Sejahtera yang mempunyai motto maju bersama untuk menyejahterakan masyarakat memiliki visi misi yang mirip dengan Nasyiah,” katanya.
Kegiatan webinar ini, kata dia, kegiatan yang sangat cocok. Harapannya terus dilanjutkan demi menyejahterakan masyarakat khususnya kesehatan di bidang gizi ibu dan anak.
Dia mengatakan, koperasi Mahyra Utama Sejahtera bergerak di bidang barang dan jasa, yaitu jasa pelatihan Emo Demo dan kesehatan sekaligus distributor obat-obatan seperti multivitamin untuk anak.
Koperasi ini dipercaya LSM luar negeri, sambung dia, karena memiliki expert di bidangnya. Di antaranya konsultan kesehatan, bidan, perawat, ahli gizi, trainer emo demo dan sebagainya.
”Kami mengharapkan peserta dapat mengetahui kebutuhan gizi untuk anak. Peserta juga dapat ikut berpartisipasi dalam menyosialisasikan dan mendistribusikan multivitamin kepada masyarakat,” tuturnya.
Ibu Harus Cermat
Ketua Departemen Kesehatan PWNA Jatim Maulida Puji Ayu K Amd Keb menyatakan, kecukupan gizi Balita adalah fondasi bagi tumbuh kembang fisik dan otak si kecil.
”Peran pemenuhan nutrisi begitu besar manfaatnya bagi anak karena anak akan memiliki daya tahan tubuh yang baik. Dengan begitu kegiatan eksplorasinya dapat dilakukan secara optimal,” katanya.
Ayu juga menjelaskan, pemenuhan gizi Balita yang seimbang berarti mengonsumsi makanan yang mengandung berbagai macam zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
”Misalnya, mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, vitamin, protein dan mineral,” katanya. ”Sebagai ibu kita harus cermat dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi buah hati kita. Salah satunya adalah dengan memberikan makanan yang mengandung yodium yang sudah dicampurkan dalam garam dapur.”
Dijelaskan, salah satu manfaat yodium itu mendukung pertumbuhan otak janin, bayi dan anak-anak dan menjaga fungsi tiroid tetap stabil. Pastinya dengan takaran yang sesuai dengan kebutuhan tubuh kita masing-masing.
Anemia dan Stunting
Narasumber Rois Alfarisi mengawali materinya menyampaikan pentingnya memperhatikan gizi Balita seimbang dalam konsumsi sehari-hari. Indonesia masih menjadi negara peringkat kedua di dunia masalah gizi. Untuk memenuhi gizi balita harus diperhatikan berdasarkan usia dan berdasarkan prinsip PMBA (Pemberian Makanan Bayi dan Anak).
Dijelaskan, suplementasi berupa bubuk tabur gizi juga diperlukan untuk memenuhi zat gizi mikro yang fungsinya untuk produksi hormon, enzim yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
”Saya berharap masyarakat benar-benar paham tentang pentingnya kebutuhan gizi. Hal penting jika semua masyarakat dan anak-anak di Indonesia sudah terpenuhi gizinya. Terutama zat mikro maka diharapkan bisa mendorong turunnya angka stunting, anemia, gizi buruk dan permasalahan gizi lainnya,” tutur Rois.
Pemerintah juga mendukung perlunya diberikan suplemen bubuk tabur gizi dua hari sekali pada usia 6-9 bulan, 9-12 bulan serta 12-24 bulan. ”Hal ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 51 tahun 2016 sesuai dengan standardisasi Kemenkes. Contohnya adalah produk bubuk tabur gizi Muvikid,” tuturnya.
Metode Emo Demo
Pembicara Anjar Susilowati mengatakan, komunikasi yang baik kepada masyarakat diharapkan terjadinya masyarakat yang sehat dan peduli tentang gizi.
”Kata Emotional Demonstration yang biasa disingkat Emo Demo sudah sangat tidak asing di telinga masyarakat terutama Nasyiah Jatim yang sebelumnya turut aktif dalam kegiatan tersebut di tingkat Jatim hingga lini masyarakat,” katanya.
Anjar mengatakan, metode Emo Demo dipandang lebih efektif menyampaikan pesan karena langsung praktik, permainan, dan memberi contoh. Metode ini bisa menggugah emosi masyarakat untuk mengubah perilakunya.
Anjar Susilowati juga mempraktikkan Emo Demo dengan modul hemat bergizi. Dia menyiapkan dua buah gelas berisi minyak yang merupakan permisalan lambung. Gelas pertama ia memasukkan camilan sejenis chiki.
”Apa yang terjadi?” tanya Anjar pada peserta.
”Terjadi gumpalan,” jawab para peserta.
Lalu Anjar mengambil gelas kedua dan memasukkan serbuk multivitamin dan mineral Muvikid. Anjar kembali meminta peserta berkomentar tentang reaksi yang terjadi.
”Tidak ada gumpalan. Tercampur merata,” jawab peserta.
Anjar menyimpulkan, modul Emo Demo hemat bergizi memberikan pesan bahwa makanan sehari-hari yang dikonsumsi oleh anak-anak tidak memberikan kecukupan gizi anak. Maka para ibu diharapkan memperhatikan asupan gizi balita daripada membelikan camilan atau jajanan.
Menurut dia, membeli camilan tiap hari kalau dijumlahkan biayanya jauh lebih besar dibandingkan harga vitamin dan mineral untuk anak. Apalagi kandungan gizi seperti vitamin dan mineral sangat cukup.
Penulis Yunia Zahrotin Nisa Editor Sugeng Purwanto