PWMU.CO – Literasi dan Numerasi, Tafsir Terkini Kitabum Marqum. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr M Saad Ibrahim MA.
Dia menyampaikannya saat memberikan sambutan pada Peluncuran dan Sosialisasi Program Literasi dan Numerasi Kelas Awal di Sekolah dan Madrasah Muhammadiyah Jatim Batch 2. Acara digelar melalui Zoom dan channel YouTube Majelis Dikdasmen PWM Jatim, Senin (5/4/2021).
Menurut Saad Ibrahim kegiatan ini adalah bagian dari rasa bertanggung jawab Muhammadiyah terhadap ikon terpenting dalam kehidupan umat manusia yaitu pendidikan.
“Karena itu sekali lagi acara ini menjadi sangat penting. Tentu di dalamnya ada taawun antara satu dengan yang lain, termasuk perguruan tinggi Muhammadiyah seperti Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Lamongan, Gresik, Surabaya, Sidoarjo dan Malang,” ungkapnya.
“Lalu madrasah-madrasah dan sekolah Muhammadiyah. Bahkan juga dari pemerintah Australia yang dalam hal ini diwakili oleh Pak Mark Heyward PhD,” tambahnya.
Tafsir Kitabum Markum
Menariknya, lanjutnya, literasi dan numerasi ini secara teologis digabungkan dalam satu istilah yang terdapat di dalam surat al-Muthaffifin ayat 9 yakni kitabum marqum.
“Kitab itu tentu terkait dengan soal literasi, sedangkan marqum itu terkait dengan digital, terkait dengan nomor-nomor, terkait dengan hitung dan lain sebagainya,” ujarnya.
Maka, sambungnya, ungkapan yang dikemukakan oleh al-Quran 14 abad lebih yang lampau dengan ungkapan kitabun marqum tentu belum bisa dimaknai yang sesungguh-sungguhnya.
“Rupanya menunggu proses yang sangat panjang untuk kemudian bagaimana ungkapan kitabun marqum itu dalam wujudnya yang konkrit, yang sekarang ini di era industri 4.0 ini maka semuanya menjadi jelas,” paparnya.
Memang juga ada, menurutnya, ungkapan Allah SWT mengenai proses-proses untuk pemahaman al-Quran yang menunggu proses-proses berkembangnya sains.
“Dalam al-Quran surat Fushilat ayat 53 Allah menjelaskan akan Kami tunjukkan tanda-tanda kebesaran Kami baik yang ada di cakrawala maupun yang ada di diri mereka, orang-orang yang tidak percaya kepada al-Quran. Sehingga jelas bagi mereka yang tidak percaya itu bahwa al-Quran itu adalah sesuatu yang hak,” sitirnya.
Ungkapan kitabum marqum, ujarnya, tentu sesuatu yang sangat janggal ketika awal-awal ini dikemukakan. Tetapi sekarang ini di era industri 4.0 ini maka sudah jelas kitabum marqum itu memadukan antara dimensi literasi dan dimensi numerasi
“Tentu ini yang lebih paham ialah ahli-ahli di bidang pemrograman-pemrograman komputer dan lain sebagainya,” jelasnya.
Lietrasi dan Numerasi
Dalam konteks kegiatan ini, lanjutnya, mengundang berbagai nara sumber, itu untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan juga berbagai keterampilan. Dan memberikan sesuatu yang masuk pada konteks kebaikan-kebaikan atau at-taawun alal birri wattaqwa.
“Madrasah ibtidaiyah dan SD Muhammadiyah semuanya kemudian memahami dengan setepat-tepatnya mengenai literasi dan numerasi,” harapnya.
Menurutnya dalam konteks membaca dan berhitung yang terkait dengan IT dan sebagainya maka memerlukan sarana-sarana dan media-media.
“Yang dengan media visual khususnya, termasuk juga nanti media audio maka itu lebih memudahkan dapat ditangkap oleh anak-anak kita dengan baik,” terangnya.
Oleh karena itu, sambungnya, PWM Jatim memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pelaksanaan kegiatan ini.
“Dan semoga ini bertambah dan bertambah menjadikan kita berada di depan untuk kemudian menjadikan iKon terpenting dalam kehidupan kemanusiaan yaitu ilmu pengetahuan sains dan berbasis kepada teologi,” ujarnya.
“Ilmu pengetahuan yang berbasis kepada keimanan kita kepada Allah SWT sebagai al-Alim. Ini betul-betul menjadi bagian yang selalu diusahakan dan diusahakan oleh Muhammadiyah,” tambah dia. (*)
Penulis Sugiran Editor Mohammad Nurfatoni