PWMU.CO – Tugas khusus menjadi kenangan Syahroni Nur ketika mendengar Nadjib Hamid meninggal di RS Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo, pukul 08.20 Jumat (10/04/2021). Wakil Ketua PWM Jatim itu memang meninggalkan banyak kenangan kepada banyak orang.
Terakhir kali bertemu Ustadz Nadjib Hamid di rumahnya Jl Ubi VI/27A Surabaya, Kamis, 25 Maret 2021. Kami diskusi seputar dakwah di Jawa Timur. Dia menceritakan KH Mas Mansur ketika dakwah di Surabaya, tak kenal lelah.
Di tengah perbincangan tiba-tiba saya ditanya, ”Mas Syahroni kapan nikah?” Saya langsung tersenyum malu.
Hampir tiap hari saya chatting WA dengan Ustadz Nadjib. Membahas urusan memviralkan tulisan-tulisan di PWMU.CO. Terutama tulisannya. Saya memang mendapat tugas khusus untuk meviralkan berita. Memperbanyak viewer atau pembaca website Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim ini.
Suatu hari saya minta izin untuk beberapa hari tidak bisa menjalankan tugas khusus memviralkan berita PWMU.CO . ”Ustadz, saya izin beberapa hari ini tidak bisa memviralkan tulisan-tulisan PWMU.CO karena saya terkena musibah. Rumah saya ambruk dan lagi renovasi rumah.”
Seketika itu tanpa basa basi dia langsung transfer sejumlah uang untuk membantu perbaikan rumah. Saya kaget dan bersyukur ada sosok pemimpin seperti ini. Tanpa diminta, sudah peka dengan keadaan orang-orang di sekitarnya.
Mengawal hingga Akhir Usia
Terakhir saya bertemu itu sudah ada firasat tidak enak. Karena sudah sulit berbicara. Ustadz Nadjib bercerita batuknya tak kunjung sembuh. Sempat diperiksakan ada benjolan di parunya. Namun dengan semangat aktivitas dakwahnya yang tinggi, rasa sakit itu tidak dirasakan.
Dia berpesan agar saya harus lebih hebat dari para senior. Mengembangkan keahlian yang saya kuasai bidang IT. Dicontohkan Mohammad Nadjikh, penggerak saudagar Muhammadiyah.
”Pengusaha dan berdakwah, hartanya digunakan menggerakkan persyarikatan,” katanya. Lalu saya diberi buku berjudul Mohammad Nadjikh Penggerak Saudagar Muhammadiyah.
PCM Bubutan Surabaya tempat saya beraktivitas di persyarikatan sering mengundang Ustadz Nadjib. Ceramah di masjid, sekolah, dan organisasi otonom. Hubungannya sangat dekat. Apalagi dengan teman-teman Kokam Bubutan dan Surabaya. Selalu siap mengawal hingga akhir sampai tujuan.
Begitu mendengar kabar duka meninggalnya Ustadz Nadjib, Kokam Surabaya langsung gelar pasukan untuk mengawal hingga di peristirahatan terakhir di kampung halamannya Paciran, Lamongan.
Selamat tinggal Ustadz Nadjib. Tugas khusus darimu tak akan berhenti. Spirit dakwahmu selalu kami kenang. Perjuanganmu kami lanjutkan. Meninggal di hari Jumat, jadi tanda semoga husnul khotimah. Dan keluarga yang ditinggal diberikan ketabahan. (*)
Penulis Syahroni Nur Wachid Editor Sugeng Purwanto