PWMU.CO – Dua cita-cita Nadjib Hamid menurut Suli Daim yang satu telah terwujud, namun satu belum terwujud. Cita-cita itu adalah mendirikan PSHW dan membuat komunitas musik.
Hal itu disampaikan Suli Daim pada Takziyah Virtual Mengenang Wafatnya Nadjib Hamid, Sabtu (10/4/21).
Suli mengatakan, tanggal 6 April 2021 masih sempat membersamai Nadjib Hamid meskipun saat itu kondisinya sangat dipaksakan.
“Beliau sedang tidur, kemudian kami bersama jajaran direksi ngobrol, tidak lama setelah itu beliau terbangun dan saya melihat dari kaca beliau berusaha melambaikan tangan dan semangat untuk menyapa kami,” tutur Suli.
Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur itu menyatakan, Nadjib Hamid adalah sosok yang entengan dan suka menolong siapapun.
“Saat membersamai beliau mencalonkan DPD pada 2019 lalu, saya tidak bisa bayangkan, pagi harus mengisi ceramah di Lamongan, siang harus sampai di Ponorogo, Maghrib harus menuju Ngawi,” terang Suli.
Menurut Suli, itu adalah perjalanan yang luar biasa. Jarak yang begitu jauh harus ditempuh oleh seorang Nadjib Hamid tanpa melihat kondisi fisiknya.
“Di Ponorogo itu ada dua agenda yang harus beliau datangi. Sampai jam 3 sore kemudian saya ajak mampir ke rumah. Saya sudah melihat raut capek di muka beliau. Saya persilahkan Pak Nadjib dan Mbak Luluk untuk tidur dulu, istirahat dulu, karena setelah Maghrib harus menuju ke Ngawi. Beliau memang tidak pernah melihat kondisi fisiknya dan selalu mengiyakan semua permintaan,” kata Suli.
Inisiator Family Gathering
Selain urusan politik, Suli Daim mengaku sering diskusi banyak hal dengan Nadjib Hamid, termasuk forum family gathering yang kemarin bahkan diikuti hampir 1000 keluarga dalam forum itu.
“Itu forum yang luar biasa. Sebagai media komunikasi antar lintas generasi dan kader Muhammadiyah yang bertebaran di semua lini yang ada di bangsa ini. Baik politik, swasta, maupun lembaga negara yang lain. Dan rasanya tidak ada orang se-Idonesia yang mampu melakukan seperti dilakukan Pak Nadjib,” katanya.
Selain itu, Suli Daim mengatakan ada dua cita-cita Nadjib Hamid yang pernah diceritakan padanya.
“Beliau punya dua cita-cita, yang satu sudah terwujud yaitu PSHW. Awal mula PSHW itu beliau diskusi dengan saya untuk melahirkan itu. Bagaimana mengakomodasi anak-anak muda menjadi bagian yang harus kita perhatikan,” katanya.
Cita-cita yang kedua, imbuhnya, Pak Nadjib berkeinginan dan belum terwujud, ingin membentuk komunitas musik.
“Kenapa itu beliau sampaikan? Menurutnya karena selama ini dakwah kita belum menyentuh anak-anak muda. Kalau musik itu diakomodir, menurutnya akan ada suasana baru anak-anak muda dalam komunitas dakwah kita,” kata Suli.
Dua hal itu, yang menurut Suli pernah Nadjib Hamid sampaikan padanya. Bahkan PWM yang semula hanya fokus pada Sekolah Sepak Bola, tidak ada keinginan ke liga 2 sepak bola profesional, pada akhirnya mengambil di liga profesional dengan mengakuisisi Semeru FC.
“Itu bagian dari upaya dakwah persyarikatan sepak bola yang mencakup anak muda,” terang Suli.
Kesaksian Suli Daim
Putra asli Lamongan yang pernha terpilih menjadi anggota DPRD Jatim mewakili Dapil VII (Ponorogo, Ngawi, Magetan, Trenggalek, dan Pacitan) selama tiga periode itu pun memberikan kesaksian tentang kebaikan-kebaikan Nadjib Hamid.
“Semangat beliau yang selalu memberi warna pada kita dan selalu mencoba untuk menghindari konflik antar Anak Muda Muhammadiyah. Di samping itu beliau juga menjembatani agar kader-kader muda menikah bersama kader Muhammadiyah. Itu luar biasa dan beliau memfasilitasinya,” tutur Suli.
Die mengaku sangat kehilangan Nadjib Hamid dan berterima kasih kepada Luluk Hamida yang selama ini telah memompa semangat Nadjib Hamid untuk menebar kebaikan.
“Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita, bahwa beliau merangkul semua anak muda dengan berbagai potensi di semua tempat. Agar mereka tetap sambung dengan persyarikatan. Semoga ini terjalin terus dan menjadi amal shalih Pak Nadjib,” ujarnya. (*)
Penulis Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni