Hadits Doa Berbuka Puasa sesuai Tuntunan Nabi ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
PWMU.CO – Kajian Hadits Doa Berbuka Puasa sesuai Tuntunan Nabi ini berangkat dari hadits riwayat Abu Dawud.
عن عبدالله بن عمر رضي الله عنهما قال: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَفْطَرَ قَال: ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ .رواه أبو داوود ، وحسنه الألباني في “صحيح أبي داوود”
Dari Abdullah bin Umar berkata, adalah Rasulullah berdoa ketika berbuka puasa: Dzahabadhdhamau wabtallatil uruqu wa tsabatal ajru insyaallah (Dahaga telah pergi, urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan, insyaallah). (HR Abu Daud)
Doa Itu Ibadah
Doa merupakan bagian dari ibadah kepada Allah. Karenanya hampir dalam setiap aktivitas kita sebagai seorang Muslim diajarkan untuk berdoa.
Perintah untuk berdoa dalam setiap kesempatan itu merupakan wujud kasih sayang Allah dan RasulNya kepada umat manusia yang sangat besar. Doa merupakan asas atau pokoknya ibadah, dan doa merupakan rahasia kekuatan seorang hamba dan merupakan esensi dari ibadah itu sendiri.
Bagi seseorang yang berdoa berarti ia yakin bahwa tiada yang dapat memberikan kebaikan atau kemaslahatan atau yang dapat menolak bahaya bagi dirinya kecuali Allah. Dan hal ini merupakan bagian dari pengejawantahan sikap tauhid dan keikhlasan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Orang yang Berpuasa Doanya Tak Tertolak
Ada tiga pendoa yang tak tertolak doanya sebagaimana hadits Nabi:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ثلاثة لا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا فَوْقَ الْغَمَامِ وَتُفَتَّحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ وَعِزَّتِي لأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ رواه الترمذي , وصححه الألباني في “صحيح الترمذي”
Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tiga orang yang doa mereka tidak tertolak, yaitu; seorang yang berpuasa hingga berbuka, seorang imam (penguasa) yang adil dan doanya orang yang didzalimi. Allah akan mengangkat doanya ke atas awan, dan membukakan baginya pintu-pintu langit, seraya berfirman: ‘Demi kemuliaan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski beberapa saat lamanya.’ (HR Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syech al Albani dalam shahih Tirmidzi).
Lebih khusus dalam hal ini adalah bagi orang yang berpuasa—karena tidak semua termasuk terzalimi atau menjadi pemimpin yang adil—di bulan Ramadhan ini merupakan kewajiban setiap individu muslim. Sehingga setiap pribadi muslim memiliki kesempatan yang sama untuk doanya tidak tertolak, atau dalam pengertian lain doanya akan diijabah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bulan Ini Penuh Rahmat Allah
Jadi bulan ini adalah bulan yang penuh rahmat Allah. Yaitu pertama, kesempatan untuk mendapatkan pahala yang sangat banyak tak terbatas. Kedua, peluang medapatkan ampunan Allah atas semua dosa-dosa. Dan yang ketiga, dikabulkan semua permohonan kita.
Itulah sebabnya harus terus kita yakini dengan seyakin-yakinnya Allah Maha Sayang yang kasih sayang-Nya tidak bertepi. Rahmatuhu wasi’at kulla syai, rahmat-Nya meliputi segala sesuatu. Dengan demikian akan memberikan sugesti dalam diri ini untuk terus berbuat baik demi kemaslahatan umat sesuai kapasitas maksimal yang kita miliki.
Tentu semua bukan supaya banyak orang menghormati atau memuliakan kita, akan tetapi yang lebih penting adalah kita berbuat baik itu dengan kesadaran sebagai konsekwensi logis atas karunia Allah yang tidak terkalkulasi dengan angka-angka.
Doa Berbuka Puasa sesuai Tuntunan Nabi
Di antara doa yang diajarkan oleh Nabi saat berbuka puasa adalah sebagaimana dalam teks hadits di atas yaitu:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Dzahabadhdhamau wabtallatil uruqu wa tsabatal ajru insyaallah (Dahaga telah pergi, urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan, insyaallah).
Beginilah cara Nabi mengajarkan doa kepada umatnya, doa yang simple yakni sederhana tetapi sarat makna. Dan selalu susunan doa itu di antaranya terdiri dari pengakuan akan Allah sebagai Dzat Yang Maha Sempurna, kemudian dilanjutkan dengan inti dari permohonan itu sendiri.
Dalam doa berbuka itu tersirat rasa syukur atas karunia Allah sehingga setelah berpuasa seharian kini telah menikmati rizkiNya yang pasti nikmat. Menyandarkan dan menautkan hati selalu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Esensi dari doa itu adalah diteriamanya amalan kita, Allah ridla kepada amal kita karena kita ridla menerima takdir atau ketentuan-Nya. Allah ridla karena amal kita tidak karena berharap selain ridlaNya, Allah ridla karena kita pandai bersyukur kepada Allah dengan menjalankan ketaatan yang tulus kepada-Nya atas kebaikan-Nya yang begitu besar.
Dengan mendapat ridla-Nya, apa yang tidak akan diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya? Dan sesungghnya puncak kebahagiaan seorang mukmin adalah ketika selalu merasa medapatkan ridla-Nya dengan merasakan belaian kasih sayang Allah yang begitu luar biasa dalam setiap saat. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni