PWMU.CO – Pandemi masih panjang, kita harus punya strategi dan menggunakan akal sehat untuk memecahkannya. Kalau tidak, kita akan kalah.
Demikian kata dr Pandu Riono MPH PhD pada Kajian Ramadhan 1442 H Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur yang diselenggarakan melalui Zoom, Sabtu (17/04/2021)
Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan, virus yang diduga muncul sejak Februari 2020 itu sekarang telah bermutasi dan tidak main-main.
“Dalam perjalanan pandemi ini kita agak gugup karena tidak siap, menganggap remeh dan tidak melakukan intervensi yang akurat,” katanya.
Menurutnya, selama ini pemerintah lebih mengutamakan kepentingan ekonomi. Padahal kepentingan ekonomi sangat tergantung dari suksesnya mengendalikan pandemi.
“Mungkin kita tidak bisa mengakhiri pandemi ini dalam waktu singkat. Orang ingin lompat mengakhiri. Itu tidak mungkin secara keilmuan,” ujarnya.
Lulusan S2 University of Pittsbrug, USA dan S3 University of California Los Angeles, USA itu menuturkan, secara keilmuan epidemiologi dan virologi, virus yang kita hadapi ini virus yang mudah bermutasi.
“Sehingga saya perkirakan kita akan perang jangka panjang. Dan harus kompak. Kalau di antara kita saling bersengketa, kita akan lupa bahwa musuh sebenarnya adalah virus. Namun kita berkelahi sendiri untuk masalah-masalah yang tidak penting,” tandasnya.
Khawatir Indonesia seperti India
Dalam data yang ia tampilkan, dijelaskan Indonesia saat ini mengalami penurunan kasus. Namun ia khawatir akan mengalami lonjakan kasus seperti India.
“Di India, kurvanya sudah menurun drastis di bulan Januari. Namun semua abai, kemudian ada kegiatan politik, salah satunya adalah pemilihan umum tingkat provinsi. Dalam awal Maret, tiba-tiba loncat luar biasa. Sekarang menjadi nomor dua atau nomor satu dunia. Kita khawatir kita akan seperti itu karena polanya hampir sama,” ujarnya.
Pandu menuturkan, hampir semua negara di dunia ini sekarang mengalami kenaikan kasus. Semua itu disebabkan munculnya virus mutasi baru.
“Jadi virus yang baru ini full energi, mudah menularkan, kemampuannya hampir dua kali dari virus lama,” katanya.
Untuk mengendalikan pandemi itu, menurut Pandu hanya ada tiga cara yakni dengan mengurangi resiko infeksi, mengurangi resiko penularan dan meningkatkan imunitas penduduk dengan cara vaksinasi.
“Seberapa banyak penduduk divaksinasi, itu merupakan salah satu kunci yang bisa mengendalikan pandemi, dan kita bisa mengakhiri pandemi kalau kita mencapai herd immunity, yakni sistem kekebalan sehingga virus tidak mudah menular,” paparnya.
Pandu Riono mengaku yakin, Muhammadiyah sebagai organisasi islam yang kaya diskusi, gagasan dan ide mampu memecahkan masalah pandemi ini dengan berbagai strategi. (*)
Penulis Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni