Puasa Lisan ditulis oleh Ustadz Faidlur Rohman, Anggota Majelis Pembinaan Kader Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Arab Saudi
PWMU.CO – Mungkin kita semua sering mendengar sebuah ungkapan “Lisan itu lebih tajam dari pada pedang”. Ungkapan ini sangan familier sekali di telinga kita semua, bahkan sejak kecil kita sudah diajarkan oleh orang tua dan guru kita agar senantiasa memeliharan dan menjaga lisan kita.
Karunia hal terbesar yang Allah berikan kepada kita adalah dengan dilengkapinya kita lisan. Dengan lisan kita bisa berbicara, dengan lisan kita bisa membaca al-Quran, dengan lisan kita bisa berinteraksi dengan orang, dan dengan lisan kita bisa menggunjing sesama kita.
Dalam agama Islam Allah dan Rasul-Nya memerintahkan supaya kita senantiasa menjaga lisan kita. Rasulullah Shallahu alaihi wa Sallam dalam salah satu haditsnya bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau lebih baik diam.”
Hadits di atas memerintahkan agar kita agar senantiasa menjaga lisan atau ucapan. Dan hadits ini sangat penting kita praktikkan di bulan Ramadhan ini—bulan di mana amalan amaln kita dilipat gandakan pahalanya.
Pentingnya Puasa Lisan
Ada sebuah pertanyaan, apakah lisan kita berpuasa selayaknya kita puasa dari makan dan minum di bulan Ramadhan ini? Maka jawaban dari pertanyaan ini adalah:
Pertama, “Iya”. Yaitu lisan kita berpuasa dari ucapan atau perkataan yang tidak ada manfaatnya—yang mana ucapan tersebut tidak mengandung unsur ibadah atau taqarrub kepada Allah. Maka lisan kita harus berpuasa.
Kedua, “Tidak”. Justru di bulan yang suci ini adalah sebuah momen bagi kita sebagai umat Muslim untuk melipatgandakan pahala kita dengan memafaatkan lisan kita. Dengan apa? Dengan membaca al-Quran contohnya, allah berfiman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ
Bulan Ramadhan adah bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda.
Bulan Ramadhan adalah bulan al-Quran, bulan di mana diturunkannya al-Quran. Banyak sekali keutamaan membacanya apalagi di bulan yang suci ini. Bahkan dalam sebuah hadits menyebutkan, bahwasanya Rasulullah yadrasul qur’an (belajar al-Quran) bersama malaikat Jibril alaihissalam.
Tidak sekadar membaca al-Quran, kita bisa mengais pahala dari lisan kita, dengan berdizikir, berdoa kepada Allah, berdiskusi, berkata yang baik sesama kita, bahkan diam kita agar tidak berkata hal hal yang buruk adalah salah satu cara kita untuk beribadah dengan lisan.
Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallahu alaihi wa Sallam bersabda:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهَ
“Orang muslim adalah orang yang mampu membuat rasa aman orang lain, dengan menjaga lisan dan tangannya.”
Maka dari itu, kita sebagai seorang Muslim yang taat, marilah kita raih kebarkahan bulan Ramadhan ini dengan senantiasa memanfaatkan karunia yang Allah berikan. Dengan memperbanyak membaca al-Quran, berdzikir, dan berucap hal-hal yang mengandung unsur mendekatkan diri kepada Allah.
Bolehlah lisan atau mulut kita berpuasa dari makan dan minum tapi jangan sampai mulut kita berpuasa dari berdzikir kepada Allah. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni