PWMU.CO – Lampu lava ajaib di Science Day SD Mugeb. Siswa kelas I dan II SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik (SD Mugeb) diajak bereksperimen Making Lava Lamp dalam kegiatan Science Day, Selasa (27/4/2021).
Kegiatan yang dipandu oleh Terry Angria Putri Perdana SSi sebagai pemateri ini dilaksanakan via Zoom Clouds Meeting.
Di awal kegiatan, Terry mengecek kesiapan alat dan bahan yang akan dipakai untuk membuat lava lamp. Para siswa menunjukkan alat dan bahan yang sudah disiapkan dengan antusias. “Show me your bottle, baking soda and spoon,” pintanya.
Terry kemudian menjelaskan secara singkat tentang lava lamp dan kegunaannya. “What is lava lamp? Lava lamp is a kind of decorative lamp filled with a liquid like moving lava (Apa itu lava lamp? Lava lamp adalah sejenis lampu hiasan yang berisi cairan yang bergerak seperti lava),” paparnya.
Kemudian, ia memulai memandu siswa membuat lava lamp bersama. Terry meminta siswa menyiapkan dua botol transparan.
“First step, put 2 spoons of baking soda in the bottle, and then pour the oil in the bottle (langkah pertama, tuangkan 2 sendok baking soda pada botol, lalu isi dengan minyak sampai hampir penuh),” ujar wanita 25 tahun ini.
Ketiga, lanjutnya, siapkan botol transparan yang masih kosong dan masukkan cuka. Lalu, gabungkan cuka tersebut dengan dua tetes pewarna makanan.
“Shake it well to mix them. If you want the brighter color you can add more colouring food (biar tercampur rata, kita aduk ya! Jika ingin warnanya lebih cerah, bisa ditambahkan lagi sesuai keinginan kalian),” katanya.
Terry mempraktikkan secara langsung langkah demi langkah pembuatan lava lamp sehingga siswa bisa mengikuti dari rumah masing-masing. Saat cuka dan pewarna makanan sudah tercampur, Terry mengajak siswa untuk menuangkannya pada botol pertama yang berisi campuran baking powder dan minyak.
“Let’s pour it into the first bottle, then, let’s see together what happened (yuk kita tuangkan pada botol yang pertama tadi ya, setelah itu kita perhatikan bersama-sama apa yang terjadi),” ujar alumnus Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang ini.
Ketika gelembung-gelembung mulai muncul secara ‘ajaib’, siswa terlihat sangat antusias. Mereka kemudian menunjukkan hasil karya lava lamp masing-masing di depan kamera.
Padukan Bahasa Inggris dengan Sains
Koordinator Bidang Internasional SD Mugeb Iin Kurnia SPd—yang juga ketua pelaksana kegiatan Science Day— mengatakan tujuan kegiatan ini ada dua hal.
“Pertama, meningkatkan atmosfer berbahasa Inggris di lingkungan SD Mugeb. Menambah kosakata anak-anak dan membiasakan mereka menggunakan bahasa Inggris karena selama kegiatan ini kita menggunakan bahasa Inggris untuk memandu mereka bereksperimen,” ujar wanita yang akrab disapa Iin ini.
Yang kedua adalah menambah wawasan siswa tentang pengetahuan sains. “Eksperimen ini belum pernah diterapkan dalam pembelajaran sebelumnya. Sebagai sekolah ramah anak, kami ingin mengenalkan hal baru untuk siswa yang bisa memperkaya pengetahuan mereka tentang sains,” ujar ibu satu anak ini.
Iin yang juga menjadi pembawa acara dalam kegiatan Science Day ini mengaku senang karena para siswa terlihat antusias dan semangat selama mengikuti kegiatan.
“Saya melihat sendiri ekspresi mereka, alhamdulillah responnya bagus, mereka terlihat senang dan excited sekali dengan eksperimen kali ini. Banyak sekali pertanyaan luar biasa yang dilontarkan siswa, itu menunjukkan bahwa rasa ingin tahu mereka tinggi,” paparnya.
Benda Transparan dan Sumber Cahaya
Saat ditanya PWMU.CO mengenai alasan pemilihan tema, Iin menjelaskan bahwa making lava lamp dipilih karena ada kaitannya dengan materi yang dipelajari siswa kelas I dan II.
“Pada mata pelajaran sains, anak kelas I belajar tentang The Transparent Thing (Benda Transparan). Kita bisa mengetahui kalau botol yang transparan itu membuat kita bisa melihat apa yang ada di dalam dengan jelas, bisa melihat beautiful bubble (gelembung yang cantik),” tutur Wali Kelas I-Ar Rahman ini.
Sedangkan siswa kelas II, sambungnya, mempelajari tentang sumber cahaya. Ketika lava lamp sudah jadi dan diletakkan senter di bawah botol, itu akan terlihat bersinar dan memancarkan cahaya.
“Dari situ kita ingin membuktikan secara langsung kepada siswa bahwa kita bisa membuat one kind of light sources (salah satu jenis sumber cahaya) dengan kegiatan yang seru meskipun dari rumah,” jelasnya.
Saat dibuka sesi tanya jawab, banyak siswa yang mengaktifkan fitur rise hand maupun angkat tangan secara langsung, sebagai tanda ingin mengajukan pertanyaan.
“Kalau gelembungnya habis gimana Usth?” tanya Muhammad Airlangga siswa kelas I-Al Malik.
“Biar gelembungnya tahan lama, saat memasukkan soda kue, dikasi lebih banyak. Lalu tuangkan lagi cairan cuka dan pewarna makanan. Itu bisa memunculkan kembali gelembungnya,” jawab Terry.
Ahnaf Renato, siswa kelas II-Crissan juga mengajukan pertanyaan. “Gelembungnya datang dari mana itu?” tanyanya.
Terry langsung menjawab pertanyaan Ahnaf: “Gelembungnya datang dari cuka yang ketemu baking soda. Gas karbondioksida yang terbentuk menimbulkan gelembung-gembung itu.”
Mochammad Grissee Al Fahrizi, siswa kelas I-Al Quddus, mengaku senang dengan kegiatan science day ini. “Senang karena eksperimennya berhasil, warnanya merah menyala kalau dikasih lampu jadi tambah bagus,” katanya.
Fahri, sapaan akrabnya, juga ingin sekolah mengadakan kegiatan science day lagi. “Setuju, maunya eksperimen tentang pencampuran warna,” ujar anak bermata sipit ini. (*)
Penulis Mar’atus Sholichah Editor Mohammad Nurfatoni