Ramadhan Unik di Hadramaut oleh Arsyad Arifi, Ketua PCIM Yaman.
PWMU.CO– Ramadhan juga bulan spesial di Yaman. Berbagai tradisi unik digunakan untuk mengisi bulan pernuh berkah ini. Khususnya di wilayah Hadramaut yang terkenal sebagai negeri sejuta wali.
Ramadhan unik di Hadramaut antara lain diisi dengan shalat Tarawih yang bervariasi jumlah rakaatnya. Di Kota Tarim, yang terkenal sebagai kota ulama, shalat Tarawih bisa mencapai 40 hingga 100 rakaat.
Warga kota ini merujuk pendapat Syekh Taqi Utsman dalam Fathul Mulhim syarah Sahih Muslim bahwa Rasulullah saw tidak memberikan batasan jumlah rakaat dalam shalat Tarawih. Karena itu para ulama Hadramaut kalau shalat tarawih hingga puluhan rakaat bahkan ratusan.
Syekh Said Ba’shn dalam kitabnya Busyral Karim menyatakan, jumlah rakaat shalat Tarawih adalah 20 rakaat, dan khusus penduduk Madinah 36 rakaat. Syekh Nuruddin ‘Itr dalam kitabnya I’lamul Anam Syarah Bulughul Maram menyatakan, Rasulullah shalat qiyamul lail sebanyak 8 rakaat.
Kota Tarim juga mendapat julukan Kota Tarawih. Sebab Tarawih dikerjakan selepas Isya hingga menjelang Subuh tanpa henti. Masjid-masjid di Tarim berjamaah shalat Tarawih dengan jam yang berbeda-beda.
Ada yang mulai pukul 8 malam, ada juga pukul 9, tengah malam seterusnya hingga menjelang Subuh. Dengan banyak pilihan waktu Tarawih ini memudahkan warga datang ke masjid usai kesibukan kerja dan keperluan lainnya.
Rouhah bermakna istirahat. Tapi di Hadramaut maknanya lain. Waktu istirahat itu dipakai untuk mengaji. Materi rouhah Ramadhan telah ditentukan turun temurun yakni kitab hadits apapun judulnya dan Majmuah al-Mawaid ar-Ramadhaniyah oleh Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi.
Kitab itu berisi nasihat ruhani. Karena itulah hati menjadi tenang. Ketenangan hati ini disebut rouhah atau istirahat. Rouhah biasa diselenggarakan untuk ngabuburit menunggu adzan Magrib.
Baca Kasidah
Tradisi lain adalah pembacaan kasidah Qawafi, Fazaziyah, dan al-Watriyah setelah Tarawih. Juga ada pengajian kemudian ditutup dengan jaburan.
Qowafi adalah nama kasidah yang dinisbatkan kepada al-Allamah Abi al-Hub at-Tarimy al-Hadhramy, seorang ulama abad 6 H.
Fazaziyah adalah kasidah yang dikarang oleh dua ulama yaitu Imam al-Habib Abdullah bin Jakfar bin Mudhir Ba’lawi dan Syaikh al-Fadhil Abdul Qadir bin Muhammad asy-Syajar.
Sedangkan kasidah Al-Watriyah fi Madhi Khairil Bariyyah dikarang oleh Muhammad bin Abdul Aziz al-Waraq. Tiga kasidah ini dibacakan dengan nada yang khas turun temurun dari para ulama Hadramaut.
.Shalat Qadha lima waktu di akhir Ramadhan juga sebuah tradisi Hadramaut ketika memasuki Jumat terakhir pada bulan Ramadhan.
Amalan ini turun temurun dilakukan oleh para ulama, hingga Syekh Abu Bakar bin Salim memopulerkannya. Menurut Syekh al-Qadhi al-Habib Salim bin Abu Bakar al-Haddar, karena amalan ini dilakukan di hari Jumat pada sepuluh terakhir di bulan Ramadhan diharapkan pahalanya berlipat ganda dan seakan dapat menutupi shalat yang tidak sah selama setahun. Karena fadhilah inilah shalat qadha ini dipopulerkan.
Kemeriahan Malam Hari
Bulan Ramadhan di Yaman kehidupan menjadi terbalik. Aktivitas masyarakat dilakukan malam hari. Pagi hingga siang untuk istirahat dan tidur. Malam digunakan untuk berdagang dan bekerja mengais rezeki.
Aktivitas malam ini menjadi budaya masyarakat Timur Tengah demi memaksimalkan ibadah Ramadhan hingga Subuh. Warganya sudah biasa wudhu shalat Isya berlanjut hingga shalat Subuh karena mereka tak tidur sepanjang malam.
Editor Sugeng Purwanto